Tidak Ada Kesyirikan Dalam Tahlilan
Written by Tim Sarkub
Tahlilan
dianggap syirik oleh Mahrus Ali, seorang kakek tua yang
mengaku-ngaku sebagai Mantan Kyai NU,
dengan alasan karena didalamnya terdapat Shalawat Nariyah dan qasidah yang
dianggap bid’ah dan penuh dengan kesyirikan. Karena adanya shalawat bid’
ah dan penuh kesyirikan ini maka menurut Mahrus Ali
dengan sendirinya tahlilan ini juga bid’ah dan penuh kekufuran
Mengenai
tuduhan syirik terhadap tahlil akibat adanya shalawat Nariyah ini, akan kami
(Tim Sarkub) beberkan dalam artikel terpisah untuk menjawab tuduhan
shalawat Nariyah.
Sedangkan bacaan lainya yang dianggap syirik
oleh Mahrus Ali dalam tahlilan sehingga tahlilnya pun ikut
syirik pula adalah adanya shalawat bid’ah lainya.
Diantara
shalawat lain dalam tahlil yang dianggap bid’ah oleh Mahrus Ali
adalah:
اَللَّهُمَ صَلِّ اَفْضَلَ
الصَّلاَةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ عَدَدَ مَخْلُوْقَاتِكَ وَمِدَادَ
كَلِمَاتِكَ كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ
الْغَافِلُوْنَ.
” Wahai Tuhanku, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada
makhluk-Mu yang paling bahagia, yang menjadi sinar petunjuk, penghulu, dan
pemimpin kami, yaitu Muahammad berikut kepada keluarga penghulu kami Muhammad
sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat – kalimat-Mu,
dikala orang – orang yang ingat berdzikir dan dikala orang – orang lupa
tidak berdzikir kepada-Mu”
اَللَّهُمَ صَلِّ
عَلَى اَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ سَمْشِ الضُّحَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ عَدَدَ مَخْلُوْقَاتِكَ
وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ
الْغَافِلُوْنَ.
”
Wahai Tuhanku, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk-Mu
yang paling bahagia, yang menyinari waktu dhuha (pagi ),penghulu, dan pemimpin
kami, yaitu Muahammad berikut kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak
bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat – kalimat-Mu, dikala
orang – orang yang ingat berdzikir dan dikala orang – orang lupa tidak berdzikir kepada-Mu”
اَللَّهُمَ صَلِّ
اَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ بَدْرِ الضُّجَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ عَدَدَ مَخْلُوْقَاتِكَ
وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ
الْغَافِلُوْنَ.
”
Wahai Tuhanku, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk-Mu
yang paling bahagia,yang menjadi penerang seolah-olah bulan purnama di waktu
pagi, yang menyinari waktu dhuha (pagi ),penghulu, dan pemimpin kami, yaitu
Muahammad berikut kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak bilangan yang
Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat – kalimat-Mu, dikala orang – orang
yang ingat berdzikir dan dikala orang – orang lupa tidak berdzikir kepada-Mu”
Kata
Mahrus Ali, ”Kalimat tersebut tidak pernah
dilafalkan / diucapkan oleh para shahabat dan tidak pernah diajarkan oleh
Rasululloh SAW. Dan tidak dikenal di kalangan tabi’in. Entah siapa yang
mengarang shalawat tersebut . Setiap pengarang kebid’ahan, tidak mau
menampakkan namanya. Mungkin khawatir ternoda atau namanya merosot dan takut
dikritisi . Saya telah mencari shalawat tersebut di dalam Ensiklopedi Fatwa
Lajnah Da’imah lil Buhuts al- ‘Ilmiyah wal Ifta’ al Su’udiyah, kumpulan fatwa
ulama al- Azhar, al- Utsaimin. Majmu’ Fatawa karya Ibnu Taimiyah dan didlam
buku – buku tafsir dan hadits, tenyata saya tidak menjumpainya. Jadi ulama
sedunia, tiada yang mengarang shalawat seperti itu. Untuk kalimat:
كَلَّمَا ذَكَرَ كَ
الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْن
Insya Allah bias dijumpai dalam kitab Dalailul Khairat yang menurut
seluruh ulama Saudi, kitab tersebut merusak akidah. Jadi besar
kemungkinan shalawat tersebut pengarangnya dari Indonesia, entah dari
Jawa atau Banjarmasin.
Sekali
lagi bila alasan melarang, membid’ahkan, mensyirikkan dan mengkufurkan
shalawat, tidak perlu kami ulangi lagi. jawabanya sama dengan permasalahan
shalawat. Dan bagi kami penganut Ahlussunnah Wal Jamaah sudah berketetapan
hati, bahwa semua bentuk shalawat itu adalah salah satu cara berdo’a kepada
Alloh dengan tawassul. Dan cara seperti itu dibenarkan bahkan diperintahkan
oleh agama berdasarkan kitabullah dan Sunnah Rasululloh SAW.
Bersambung
……………………
Komentarku ( Mahrus
ali):
Kalau
seluruh shalawat dibenarkan oleh Sarkub maka itu hakikatnya penyesatan yang
nyata, bukan pengarahan kepada kebenaran , kekeliruan bukan kebenaran. Shalawat nariyah
dan Fatih apalagi shalawat dalam
istighosah adalah kesyirikan yang harus dibuang bukan tauhid yang harus dibaca.
Ingin baca: Shalawat Nariyah yang syirik
Ingin baca: Shalawat Nariyah Syirik atau tidak
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
Blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin
pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah: mantan kiyai nu lalu teks yang kamu cari
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
088803080803. 081935056529
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan