PEMBANGUNAN MADRASAH INDONESIA-MALAYSIA PERTAMA DI GAZA
========================== Bismillaah.. Jika Allah mengizinkan, tak lama lagi akan bertambah saham kita bagi perjuangan meraihkan kemenangan Al-Aqsha dan Palestina. Kemarin pagi, telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan “Madrasah Islamiyah Malaysia-Indonesia” di kamp pengungsi Deiril Balah, Gaza Tengah. “Batu pertama ini kita niatkan bukan cuma membangun fisik gedungnya, tapi kita bangun manusianya yang akan menyongsong kemenangan Al-Aqsha dan Palestina,” demikian diantara kalimat yang disampaikan Dr Ismail Ridwan Menteri Waqaf dan Urusan Keagamaan Palestina di Jalur Gaza Dr Ismail Ridwan. Bersama Menteri Waqaf, juga bersama-sama melakukan peletakan batu pertama itu kemarin, Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha, Wakil HALUAN Malaysia, dan Direktur Al-Sarraa Foundation. Pembangunan madrasah setingkat SD-SMP ini memerlukan biaya sekitar Rp 2 miliar. Masyarakat Indonesia dan Malaysia membantu amanah ini lewat Sahabat Al-Aqsha, Radio Rodja, dan HALUAN Malaysia. Jika Allah izinkan, sekolah ini akan menjadi tempat belajar antara 750 sampai 800 orang anak yang terutama bermukim di kamp pengungsi Deiril Balah. Jalur Gaza sudah tujuh tahun dikepung pasukan zionis ‘israel’ di sepanjang perbatasan darat dan laut. Dalam beberapa kali serangan besar yang dilakukan zionis, lebih dari seratus sekolah mengalami kerusakan, belasan diantaranya hancur total. Akibatnya, kebanyakan gedung yang dipakai sekolah di Gaza, dipakai secara bergiliran antara sekolah pagi dan sore, kadang ditambah giliran ketiga malam harinya. Sahabat Al-Aqsha dan HALUAN Malaysia diminta membantu pembangunan salah satu sekolah itu oleh Kementerian Waqaf dan Urusan Keagamaan Palestina. Sejak Sabtu sore, Tim Relawan Sahabat Al-Aqsha kembali memasuki Jalur Gaza untuk menunaikan beberapa amanah. Dengan hanya mengharap pertolongan Allah, dan mengetuk iman kita masing-masing, sedikit lagi amanah madrasah ini akan kita tuntaskan bersama-sama. Insya Allah. http://m.hidayatullah.com/index.php/Berita/detail/28723 |
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan