Sepengetahuan saya,Ibnu
Taimiyah sendiri tidak pernah menghalalkan atau mengharamkan ayam secara jelas.
Saya menjumpai dalam kitab – kitab karya beliau sbb:
وَيَوْمَ اْلأَحَدِ يُسَمُّوْنَهُ عِيْدَ
الْفَصْحِ، وَعِيْدَ النُّوْرِ، وَاْلعِيْدَ الْكَبِيْرَ، وَلَمَّا كَانَ عِيْدًا
صَارُوا يَصْنَعُوْنَ لِأَوْلاَدِهِمْ فِيْهِ الْبَيْضَ الْمَصْبُوْغَ وَنَحْوَهُ؛
لِأَنَّهُمْ فِيْهِ يَأْكُلُوْنَ مَا يَخْرُجُ مِنَ الْحَيَوَانِ مِنْ لَحْمٍ وَلَبَنٍ
وَبَيْضٍ؛ إِذْ صَوْمُهُمْ هُوَ عَنِ الْحَيَوَانِ، وَمَا يَخْرُجُ مِنْهُ
Pada hari Ahad, orang – orang
kristen meramaikannya dan diberi nama
hari Paskah, ulang tahun yang bercahaya, ulang tahun yang besar. Berhubung
diberi nama hari ulang tahun, mereka membikin telor di celup untuk makanan anak
– anaknya. sebab pada hari itu, mereka makan daging, susu dan telor dan apa
yang keluar dari hewan. Sebab mereka berpuasa untuk tidak makan hewan dan
telornya. [1]
Saya masih tetap menyatakan
haram ayam dan telor karena Rasulullah SAW dan para sahabat tidak memakannya.
Mengapa mereka tidak mau makan ayam dan telor? Bila diperbolehkan, Rasulullah SAW mesti
memakannya sebagai contoh untuk umatnya. Dan saya masih tetap berpegangan
kepada hadis larangan hewan yang bercakar yang sahih dari Ibnu Abbas. Saya
tidak berani makan ayam atau telor karena saya tidak punya dalil yang
memperbolehkan. Bila saya katakan ayam halal, lalu orang – orang ikut fatwa
saya lalu saya di tanya manakah dalilmu?
Saya diam saja, lalu saya katakan saya tidak tahu. Apakah seperti ini nanti
jawaban saya kelak di ahirat ketika saya di tanya oleh Allah? Pertanyaan Allah
sudah pasti dan kita akan dimintai
pertanggungan jawaban kelak di ahirat. Allah berfirman:
وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا
وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا
حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang
tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun.
Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan
(pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. [1]
Saya lebih baik tidak
menghalalkan karena tidak punya dalil
dan saya lebih baik no commend. Allah berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [2]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan