SMS dari Abu Fauzan Bekasi sbb:
assalamu wr wb.ustadz ana mau tanya,sesungguhnya sebaik baik perkataan : kitabulloh,&sebaik
baik petunjuk : petunjuk rosululloh,seburuk buruk urusan : urusan yg mngada ada
dlm agama,stiap yg mngada ada dlm agama : sesat,stiap kesesatan tmpatnya neraka.hadits
shohih imam siapa ustadz?sukron.abu fauzan bekasi
wss sahihb tapi sy
ragu insya alloh sy bhs di
blog
Komentarku ( Mahrus ali):
Menurut
riwayat Tirmidzi sbb:
سنن الترمذي ٢٦٠٠:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ عَنْ
بَحِيرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
عَمْرٍو السُّلَمِيِّ عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ
وَعَظَنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَعْدَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ
مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ
فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ
وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا
كَثِيرًا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلَالَةٌ فَمَنْ
أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Sunan
Tirmidzi 2600: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah menceritakan
kepada kami Baqiyyah bin al Walid dari Bahir bin Sa’d dari Khalid bin Ma’dan
dari Abdurrahman bin Amru as Sulami dari al ‘Irbadh bin Sariyah dia berkata;
suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi wejangan kepada kami
setelah shalat subuh wejangan yang sangat menyentuh sehingga membuat air mata
mengalir dan hati menjadi gemetar. Maka seorang lelaki berkata; ‘seakan-akan
ini merupakan wejangan perpisahan, lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami
ya Rasulullah? ‘ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku
wasiatkan kepada kalian untuk (selalu) bertaqwa kepada Allah, mendengar dan ta’at
meskipun terhadap seorang budak habasyi, sesungguhnya siapa saja diantara
kalian yang hidup akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka jauhilah
oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya hal itu
merupakan kesesatan. Barangsiapa diantara kalian yang menjumpai hal itu
hendaknya dia berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur
Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi
geraham.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih, HR Tirmidzi
Komentarku
( Mahrus ali ):
Riwayat Tirmidzi ini lebih lengkap dari pada riwayat Imam Ahmad.Beda lagi dengan
riwayat Ibn Majah sbb:
سنن ابن ماجه ٤٣:
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
السَّوَّاقُ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ عَمْرٍو السُّلَمِيِّ أَنَّهُ سَمِعَ الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ يَقُولُ
وَعَظَنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا
الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ
هَذِهِ لَمَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا قَالَ قَدْ
تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا
بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا
فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ
بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّمَا الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ
الْأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ
Sunan Ibnu
Majah 43: Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Bisyr bin Manshur dan
Ishaq bin Ibrahim As Sawwaq keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami
Abdurrahman bin Mahdi dari Mu’awiyah bin Shalih dari Dlamrah bin Habib dari
Abdurrahman bin ‘Amru As Sulami bahwasanya ia mendengar ‘Irbadl bin Sariyah
berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kami satu nasehat yang
membuat air mata mengalir dan hati menjadi gemetar. Maka kami berkata kepada
beliau; “Ya Rasulullah, sesungguhnya ini merupakan nasihat perpisahan, lalu apa
yang engkau wasiatkan kepada kami?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “ Aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya
seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan
binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya
perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui
dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjukk,
gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski
kepada seorang budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di
mana saja dia diikat dia akan menurutinya.”
HR Ibn Majah
Ada sisi perbedaan redaksi antara
riwayat Tirmidzi dan Ibn Mjah sbb:
Riwayat
Tirmidzi :
بَعْدَ صَلَاةِ
الْغَدَاةِ
Setelah
salat Shubuh
فَقَالَ رَجُلٌ
Seorang
lelaki berkata:
أُوصِيكُمْ
بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ
Aku
wasiatkan kepada kalian untuk (selalu) bertaqwa kepada Allah, mendengar dan ta’at
وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلَالَةٌ
maka
jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya hal
itu merupakan kesesatan.
Riwayat
Ibn Majah sbb:
فَقُلْنَا يَا
رَسُولَ اللَّهِ
Kami
berkata : Wahai Rasulullah
قَالَ قَدْ
تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا
بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
Aku telah
tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada
yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa.
فَإِنَّمَا
الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الْأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ
Orang
mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia dituntun dia akan menurutinya.
Muhammad al amin berkata:
هَذِهِ اْلأَحَادِيْثُ يَنْطَبِقُ عَلَيْهَا قولُ الْحافِظِ اِبْنِ عَبْدِ الْبَرِّ فِي التَّمْهِيْدِ ( 10 \ 278 ):« وَلَمْ يُخْرِجِ الْبُخَارِيُّ وَلَا مُسْلِمٌ بْنُ الْحَجَّاجِ مِنْهَا حَديثًا وَاحِدًا. وَحَسْبُكَ بِذَلِكَ ضُعْفًا لَهَا ».
Hadis – hadis ini
berlaku kata-kata Hafiz Ibnu Abdul Barr di kitab Tamhid (10 \ 278):
«Bukhari dan Muslim bin Al Hajjaj tidak
meriwayatkan satu hadis ini. Dan dengan nya cukup hadis tsb untuk dikatakan lemah.
وَمَنْ نَقَلَ تَقْبَلُ الأُمَّةُ لِهَذَا الْحَديثِ بِالْقَبُولِ فَلَمْ يُصِبْ بِذَلِكَ أيضاً. فَقَدْ نَقَّلْنَا عَنْ أَحَدِ الْمُتَقَدِّمِينَ تَضْعِيفَهُ ، وَهَذَا يَكْفِي لِسُقُوطِهِ.
Barang siapa yang mengutip bahwa umat telah menerima
hadis itu dengan baik, maka tidak benar. Sungguh kami telah mengutip salah satu
tokoh terdahulu yang melemahkannya. Ini sudah cukup bahwa hadis tsb jatuh
nilainya.
وَالْحُجَّةُ هُنَا لَيْسَ تَصْوِيتٌ عَلَى صِحَّةِ الْحَديثِ ،
بَلْ هُوَ بِالنِّسْبَةِ لِتَوْثِيقِ رِجَالِهِ وَعَدَمِ وُجُودِ النّكارَةِ فِي مَتْنِهِ ،
وَإلّا فَلَا يَصِحُّ
!
Argumen
di sini bukan untuk memberikan suara pada kesahihan hadis, tetapi lebih dekat
dengan menyatakan perawi – perawinya terpercaya dan tidak ada keanehan dalam
redaksi hadis ( keganjilan ). Bila tidak demikian, maka hadis di katakan tidak sah.
فَالْحَديثُ لَيْسَ لَهُ طَرِيقٌ يُعْتَبَرُ بِهَا إلّا عَنْ مَجْهُولَيْنِ ( مُثَنًّى مَجْهُولٍ ) عَنِ العرباض بْنِ سَارِيَةٍ.
Hadis
itu tidak memiliki jalur periwayatan yang bisa di andalkan kecuali dari dua anonim ( perawi yang tak dikenal
) dari Al Irbadh bin Saroyah.
Bersambung ................ Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan