Senin, Februari 17, 2014

Kritik dari bekas muridku - seri ke lima

 
 Ada sms datang kepada saya untuk mendukung keharusan sujud ke tanah bukan keramik, sajadah, karpet atau tikar sbb:
Sajadah Maka Di Hukumi Bid'ah Munkarot. Jg Dlm Kitab Al- Um 1/114 Imam Syafi'i Menulis Bab Sujud," Barng Siapa sujud  Dan Dahinya Tdk Menyentuh Tanah/menempel Tanah Mk Solatnya tidak Absah/absah. " Ibnul Qoyim Berkta," Rosululloh Saw Tdk Menjlankan Sholat Dng Sajadah,jg tdk Pernah Sajadah Di Gelar Di Mukanya,ttpi Beliau Sujud Di Atas Tanah,terkdang Di Lumpur.(ighosatul Lahfan 126/1)."dr Karya2 di atas bukankah beliau2 pr imam Yg Nota Bene Adalah penhulunya Ulama Kibar Tlah Menyinggung Bab Sujud,seandainya Ulama2 Kibar Sekarang Tdk Menyoal Bab Sujud,jng Terus Pendapat Para Imam Di buang
Dan Lbih Memilih Pendpat Ulama Kibar,dan Jng Sampai Kt Ikut Agama Ulama,bukan Agama Islam. Hancurnya Sbuah Agama,krn Mrk Lbih Memilih Ulamanya Drpd Ktab Sucinya.  Wallohua'lam.
Komentaku ( Mahrus ali ):
Kaum kristen, karena  meninggalkan ajaran Nabinya atau prilaku Hawariyin lalu mengambil pendapat para pendeta dan paulus, ahirnya mereka  berada di jalan sesat, jauh dari kebenaran dekat dengan kesesatan. Sampai mereka di suguhi dengan Injil yang sudah di robah, bukan asli lagi. Ia sekedar pendapat paulus bukan firman Allah. Ajaran inilah yang dipegangi  oleh kalangan kristen sekarang  - suatu kesalahan yang di anggap kebenaran, lalu diperjuangkan, bukan ditinggalkan. Ingatlah firmanNya:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ(31)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Tobat 31
Imam Syafii sendiri berkata :
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka  lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka  itulah perkataan ku [1]
Beliau  berkata :
لَا تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab  mereka mungkin juga salah . [2]
 Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
        Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Abu bakar  Assiddiq berkata  :
أَطِيعُونِي مَا أَطَعْت اللَّهَ فَإِذَا عَصَيْت اللَّهَ فَلَا طَاعَةَ لِي عَلَيْكُمْ
Taatlah kepadaku bila  aku taat kepada Allah . Bila aku menjalankan ma`siat , maka  kamu tidak di haruskan taat kepadaku .
    Imam  Abu Hanifah berkata :
 هَذَا رَأْيِي وَهَذَا أَحْسَنُ مَا رَأَيْت ; فَمَنْ جَاءَ بِرَأْيٍ خَيْرٍ مِنْهُ قَبِلْنَاهُ
  Inilah pendapatku  dan ini yang terbaik . Barang siapa  datang dengan pendapat yang lebih baik , kita  menerimanya .

Kaum Syi`ah  sekarang dan dulu juga di sesatkan oleh ulamanya dan Imam – imamnya, bukan di arahkan  ke jalan yang lurus tapi bengkong.  Mereka di arahkan  oleh ajaran Imam bukan ajaran Allah.  Kaum muslimin  di Syiria  juga di sesatkan oleh muftinya ketika dia mendukung rezim Thaghut  untuk membantai kaum mujahidin.  Dan kebanyakan mufti di negara arabpun demikian, sujud kepada Thaghut untuk lecehkan Allah, menjual agamanya dengan states dan dunia. Penyakit taklid  buta kepada ulama ini juga menjangkit kepada kaum muslimin di sini dan di negara timur tengah atau Eropa. Ajaran Islam murni sudah menjadi Islam palsu. Kadang  keputusan muktamar ulamapun  ikut  derap langkah  seponsornya  bukan murni  untuk tegakkan ajaran Allah tapi menginjak ajaran Allah untuk sujud kepada  seponsor tsb. Lalu di ikuti oleh kalangan bawahannya, bukan ditinggalkan, diperjuangkan bukan di basmi. Jadi pimpinan dan bawahannya sama di jalan setan bukan jalan Allah. Ingatlah ayat ini:
وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".[3]
Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari


[1]  Majmuk  juz 20 / 211

[2] Majmuk fatawa karya Ibnu Taimiyah  juz 20.
[3] Ibrahim 21
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan