Senin, Maret 28, 2011

Polemik kedua dengan DR Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki

Di tulis oleh H Mahrus ali
 

Ahli kubur tahu orang yang berkunjung kepadanya ?



DR Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki  menyatakan dalam kitab Mafahim sbb  :
سُئِلَ الشَّيْخُ عَنِ اْلأَحْيَاءِ إِذَا زَارُوا اْلأَمْوَاتَ هَلْ يَعْلَمُوْنَ بِزِيَارَتِهِمْ ؟ وَهَلْ  يَعْلَمُوْنَ بِالْمَيِّتِ إِذَا مَاتَ مِنْ قَرَابَتِهِمْ أَوْ غَيْرِهِ
(: الْحَمْدُ ِللهِ ، نَعَمْ جَاءَتِ اْلآثَارُ بِتَلاَقِيْهِمْ وَتَسَاؤُلِهِمْ وَعَرْضِ أَعْمَالِ اْلأَحْيَاءِ عَلَى اْلأَمْوَاتِ ، كَمَا رَوَى ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي أَيُّوْبَ اْلأَنْصَارِي قَالَ :
إِذَا قُبِضَتْ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ تَلَقَّاهَا الرَّحْمَةُ مِنْ عِبَادِ اللهِ كَمَا يَتَلَقَّوْنَ الْبَشِيْرَ فِي الدُّنْيَا فَيَقْبَلُوْنَ عَلَيْهِ وَيَسْأَلُوْنَهُ فَيَقُوْلُ بَعْضُهُمْ ِلبَعْضٍ : أُنْظُرُوا أَخَاكُمْ يَسْتَرِيْحُ فَإِنَّهُ كَانَ فِي كُرْبٍ شَدِيْدٍ ، قَالَ : فَيَقْبَلُوْنَ عَلَيْهِ وَيَسْأَلُوْنَهُ مَا فَعَلَ فُلاَنٌ وَمَا فَعَلَتْ فُلاَنَةٌ هَلْ تَزَوَّجَتْ) الْحَدِيْثَ .

Ibnu Taimiyyah menjawab, “Alhamdulillah. Betul mereka mengetahui. Dalam beberapa atsar dijelaskan bahwa mereka saling bertemu dan saling bertanya dan amal perbuatan orang-orang yang masih hidup disampaikan kepada mereka. Sebagaimana riwayat Ibnu Al Mubarak dari Abu Ayyub Al Anshari, ia berkata, “Jika nyawa seorang mu’min dicabut maka rahmat dari para hamba Allah akan menyambutnya sebagaimana mereka menyambut pemberi kabar suka cita di dunia. Mereka akan mendatanginya dan bertanya kepadanya. Sebagian berkata kepada yang lain, “Lihatlah saudara kalian sedang beristirahat karena ia sebelumnya mengalami penderitaan yang berat.” “Kemudian mereka mendatangi yang baru mati tersebut dan menanyakan apa yang dilakukan fulan dan apa yang dikerjakan fulanah dan apakah ia sudah menikah dst...” #

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Hadis tsb sbb :
إِنَّ نَفْسَ الْمُؤْمِنِ إِذَا قُبِضَتْ تَلَقَّاهَا مِنْ أَهْلِ الرَّحْمَةِ مِنْ عَبَادِ اللَّهِ كَمَا تَلْقَوْنَ الْبَشِيرَ فِي الدُّنْيَا ، فَيَقُولُونَ : انْظُرُوا صَاحِبَكُمْ يَسْتَرِيحُ ، فَإِنَّهُ قَدْ كَانَ فِي كَرْبٍ شَدِيدٍ ، ثُمَّ يَسْأَلُونَهُ : مَاذَا فَعَلَ فُلانٌ ؟ وَمَا فَعَلَتْ فُلانَةُ ؟ هَلْ تَزَوَّجَتْ ؟
Sesungguhnya roh seorang mukmin bila telah di cabut akan di terima di kalangan hamba  - hamba Allah yang penuh kasih sayang  sebagaimana mereka bertemu dengan seorang pembawa kabar di dunia .
 Mereka berkata : " Lihatlah temanmu  telah ber istirahat . Sesungguhnya dia dalam keadaan  sangat menderita" .
Lalu mereka bertanya kepada  mukmin tsb : " Apa yang  di lakukan fulan ?  Apakah yang di lakukan fulan perempuan ?  Apakah dia telah kawin" ? [1]

Sanadnya  sbb :
3791- حَدَّثَنَا يَحْيَى بن عُثْمَانَ بن صَالِحٍ ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بن الرَّبِيعِ بن طَارِقٍ ، حَدَّثَنَا مَسْلَمَةُ بن عُلَيٍّ ، عَنْ زَيْدِ بن وَاقِدٍ ، عَنْ مَكْحُولٍ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بن سَلامَةَ ، عَنْ أَبِي رُهْمٍ السَّمَاعِيَّ ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ ، أَن ّرَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ :
Bercerita kepada kami  Yahya bin Usman bin Saleh , lalu berkata : Bercerita kepada kami Amar bin Ar rabi` bin Thariq , lalu berkata : Bercerita kepada kami  Maslamah bin Ali  dari Zaid bin Waqid  dari Makhul  dari Abd Rahman  bin Salamah  dari Abu  Ruhm Assima`I dari Abu Ayyub al anshari  ,  sesungguhnya Rasulullah SAW  bersabda : ……………………………………..

Hadis tsb terdapat dalam  kitab Jamiul ahadis  9 / 363 al ausat  1/ 53 . Al Haitsami  berkata  : "Sanadnya terdapat Maslamah bin Ali yang lemah" . [2]

Abd rahman bin Salamah sebagai perawinya. tidak di cantumkan dalam dua kitab tahdzib Ibnu hajar dan Dzahabi . Jadi identitasnya masih kabur dan saya tidak menjumpai ulama  yang memberi tahu tentang biografinya  . Namun dalam kitab addibaj tentang tokoh – tokoh ulama  madzhab  , dia adalah qadhi al Maliki . [3]
Jadi hadis tsb lemah sekali  tidak bisa di buat hujjah dan ia tidak di cantumkan dalam kutubut tris`ah . Ini sebagai  sinyal kelemahannya  . Masak kita menerima  hadis lemah untuk hujjah . Pada  hal hadis sahihnya tidak menjelaskan seperti itu .


DR. Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki berkata lagi :
وَأَمَّا عِلْمُ الْمَيِّتِ بِالْحَيِّ إِذَا زَارَهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَفِي حَدِيْثِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ :قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :
  مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرّ بِقَبْرِ أَخِيهِ كَانَ يَعْرِفهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّم عَلَيْهِ إِلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
قَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ : ثَبَتَ ذَلِكَ عَنِ النَّبِيِّ وَصَحَّحَهُ عَبْدُ الْحَقِّ صَاحِبُ    اْلأَحْكَامِ . اهـ . (مَجْمُوْعُ فَتَاوَى الشَّيْخِ ابْنِ تَيْمِيَّةِ ج24 ص331)
  Adapun mayat mengetahui kepada orang yang hidup bila berkunjung atau membaca salam kepadanya ,maka ada hadis Ibnu Abbas berkata : Rasulullah SAW  bersabda "
“Tidak seorang pun yang melewati kuburan saudaranya yang mu’min yang dikenalnya semasa di dunia lalu ia memberi salam kepada saudaranya itu kecuali kecuali saudaranya tahu dan menjawab salamnya  ".
Ibnu Al Mubarak mengatakan bahwa hadits ini terbukti dari Nabi dan dikategorikan shahih oleh ‘Abdul Haqq penyusun Al Ahkaam. ( Majmuu’u Al Fataawaa Al Syaikhi Ibnu Taimiiyah vol. XXIV hlm. 331 ).
Komentarku ( Mahrus ali ) :

Al Munawi berkata :
قَالَ ابْنُ الْجَوْزِي : حَدِيْثٌ لاَ يَصِحُّ وَقَدْ أَجْمَعُوا عَلَى تَضْعِيْفِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدٍ أَيْ أَحَدُ رًُوَاتِهِ وَقاَلَ ابْنُ حِبَّانَ : يُقَلِّبُ اْلأَخْبَارَ وَلاَ يُعْلَمُ حَتىَّ كَثُرَ ذَلِكَ فِي رِوَايَتِهِ وَاسْتَحَقَّ التَّرْكَ اه
Ibn Al. Jauzi berkata :"Hadis lemah , sungguh  ulama telah sepakat bahwa  Abd Rahman bin Zaid  - salah satu perawinya adalah lemah ".
Ibnu Hibban menyatakan : "Dia suka memutar balikkan hadis  dan tidak di ketahui hingga  riwayatnya banyak sekali  dan dia berhak untuk di tinggalkan ". [4]
Abu Abd Rahman – Muhammad Rafik Tahir – Dosen hadis  dalam Universitas Muhammadiyah Millatan Pakistan menyatakan:
قُلْتُ : وَهَذَا إِسْنَادٌ ضَعِيْفٌ جِدّاً ؛ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدٍ ؛ مَتْرُوْكٌ كَمَا تَقَدَّمَ مِرَاراً ، وَسَاقَ الذَّهَبِي فِي تَرْجَمَتِهِ هَذَا الْحَدِيْثَ فِي جُمْلَةِ مَا أَنْكَرَ عَلَيْهِ .وَقَدْ تُوْبِعَ عَلَيْهِ ، لَكِنْ فِي الطَّرِيْقِ مَنْ لاَ يُحْتَجُّ بِهِ ،
Aku  berkata : "Sanad itu lemah sekali . Abd Rahman bin Zaid  di tinggalkan  ulama  sebagaimana  keterangan yang lalu . Imam  Dzahabi dalam biografi perawi tsb menyampaikan hadis tsb termasuk hadis mungkar . Juga ada pendukungnya tapi jalurnya  juga terdapat perawi yang tidak bisa di buat hujjah" .

وَأَفَادَ الْحَافِظُ اْلعِرَاقِي أَنَّ ابْنَ عَبْدِ اْلبَرِّ خَرَّجَهُ فِي التَّمْهِيْدِ وَاْلاِسْتِذْكَارِ بِإسْنَادٍ صَحِيْحٍ مِنْ حَدِيْثِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَمِمَّنْ صَحَّحَهُ عَبْدُ الْحَقِّ بِلَفْظِ مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ أَخِيْهِ الْمُؤْمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ
عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Al Hafidh Al Iraqi memberikan keterangan yang berguna  , sesungguhnya Ibnu Abdilbar meriwayatkan hadis tsb  dalam kitab Tamhid dan Istidzkar  dengan sanad sahih  dari hadis Ibnu abbas  dan di antara orang yang menyatakan sahih adalah  Abd Hak  dengan redaksi hadis :
مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ أَخِيْهِ الْمُؤْمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Setiap orang yang melewati kuburan  saudaranya yang mukmin  yang di kenalnya  di dunia , lalu membaca salam kepadanya akan  diketahuinya  dan dia juga menjawab salamnya .
Abu Abd Rahman – Muhammad Rafik Tahir – Dosen hadis  dalam Universitas Muhammadiyah Millatan Pakistan menyatakan :
قُلْتُ : وَهَذَا إِسْنَادٌ غَرِيْبٌ ؛ الرَّبِيْعُ بْنُ سُلَيْمَانَ فَمَنْ فَوْقَهُ ؛ ثِقَاتٌ مَعْرُوْفُوْنَ مِنْ رِجَالِ "التَّهْذِيْبِ" ، وَأَمَّا مَنْ دُوْنَهُ فَلَمْ أَعْرِفْهُمَا ، لاَ شَيْخُ ابْنِ عَبْدِ الْبَرِّ ، وَلاَ الْمُمْلِيَّةُ فَاطِمَةُ بِنْتُ الرَّيَّانِ ، وَظَنيِّ أَنَّهَا تَفَرَّدَتْ - بَلْ شَذَّتْ - بِرِوَايَتِهَا الْحَدِيْثَ عَنِ الرَّبِيْعِ بْنِ سُلَيْمَانَ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ الصَّحِيْحِ لَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ؛ فَإِنَّ الْمَحْفُوْظَ عَنْهُ إِنَّمَا هُوَ اْلإِسْنَادُ اْلأَوَّلُ .

Aku  berkata : Ini sanad yang nyeleneh . Rabi` bin Sulaiman  dan perawi seatasnya  terpercaya  menurut kitab Tahdzib . Untuk perawi sebawahnya  , aku tidak mengenal .
Baik  guru Ibnu Abdil bar atau  wanita yang menyampaikan hadis itu – bernama  Fathimah bint Rayyan . Dugaanku fathimah secara sendirian menyampaikan hadis tsb bahkan nyeleneh sekali dalam meriwayatkannya dari Al rabi` bin Sulaiman  dengan  sanad ini yang sahih dari Ibnu Abbas . sesungguhnya  yang terpelihara dari padanya  adalah sanad pertama .

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Bila dia telah meriwayatkan hadis tsb dengan sanad yang nyeleneh    bera rti menunjukkan sanad itu lemah sekali dan hadisnya tidak bisa di buat hujjah .
Ibnu Abid dunya juga meriwayatkan hadis tsb  dalam kitab :  “ Al kubur “ , bab mayat – mayat tahu oran g – orang  yang hidup berziarah kepadanya  “.
Sanadnya  sbb : 
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ قُدَامَةَ الْجَوْهَرِي : حَدَّثَنَا مَعْنٌ بْنُ عِيْسَى اْلقَزَّازُ : أَخْبَرَنَا هِشَامٌ بْنُ سَعْدٍ : حَدَّثَنَا زَيْدٌ بْنُ أَسْلَمَ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :

Bercerita kepada kami  Muhammad bin Qudamah al Jauhari , lalu berkata : Bercerita kepada kami Ma`n bin Isa  Al Qazzaz , lalu berkata : Bercerita kepada kami Hisyam bin Sa`ad  , lalu berkata : Bercerita kepada kami Zaid bin Aslam   dari Abu  Hurairah ra  berkata : ……………………….

قُلْتُ : وَهَذَا مَعَ كَوْنِهِ مَوْقُوْفاً عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ ؛ فَإِنَّهُ مُنْقَطِعٌ وَضَعِيْفٌ .
أَمَّا اْلاِنْقِطَاعُ ؛ فَلأَنَّ زَيْدَ بْنَ أَسْلَمَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْهُ ؛ كَمَا قَالَ ابْنُ مَعِيْنٍ .
وَأَمَّا الضُّعْفُ ؛ فَهُوَ مِنَ الْجَوْهَرِي هَذَا ؛ قَالَ ابْنُ مَعِيْنٍ :
"
لَيْسَ بِشَيْءٍ" . وَقَالَ أَبوُ دَاوُدَ :"ضَعِيْفٌ، لَم ْأكْتُبْ عَنْهُ شَيْئاً قَطُّ" .
قُلْتُ : وَلِهَذَا أَوْرَدَهُ الذَّهَبِي فِي "الضُّعَفَاءِ" ،
Aku berkata  :"Sekalipun hadis tsb maukuf pada Abu Hurairah , sungguh dia  munqathi` dan lemah . Mungqathi` ( terputus sanadnya )  karena  zaid bin Aslam  tidak mendengar dari Abu Hurairah   sebagaimana  di katakan oleh  Ibnu Ma`in  .
Lemahnya  karena  dari  Al Jauhari  tadi .
Ibnu ma`in mengatakan  : "Dia  tidak ada apa – apanya"  .
Abu dawud berkata  : " Dia lemah  dan aku tidak pernah menulis hadis dari padanya " .
Aku berkata : Karena ini  , Dzahabi mencantumkannya  dalam  kitab : Dhu`afa`  ( koleksi perawi – perawi lemah ) . [5]
وَمِنْ هَذَا التَّحْقِيْقِ يَتَبَيَّنُ أَنَّ قَوْلَ عَبْدِ الْحَقِّ اْلإِشْبِيْلِي فِي "أَحْكَامِهِ" (80/ 1) :"إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ" .غَيْرُ صَحِيْحٍ ، وَإِنْ تَبِعَهُ الْعِرَاقِي فِي "تَخْرِيْجِ اْلإِحْيَاءِ" (4/ 419 - حَلَبِي) ، وَأَقَرَّهُ الْمُنَاوِي ! وَأَمَّا الْحَافِظُ ابْنُ رَجَبَ الْحَنْبَلِي ؛ فَقَدْ رَدَّهُ بِقَوْلِهِ فِي "أَهْوَالِ الَقُبُوْرِ" (ق 83/ 2) :
"
يُشِيْرُ إِلَى أَنَّ رُوَّاتَهُ كُلَّهُمْ ثِقَاتٌ ، وَهُوَ كَذَلِكَ ؛ إِلاَّ أَنَّهُ غَرِيْبٌ ، بَلْ مُنْكَرٌ" .
  Dari pengkajian seperti ini jelas sekali perkataan Abd Haq al Isybili  dalam kitab  ahkam  1/80 sanadnya sahih  tidak benar . Sekalipun  Al Iraqi  juga ikut padanya  dalam mentakhrij Ihya`  4/ 419 Halabi  . Juga di akui oleh Al Munawi .
Adapun al Hafidh  Ibnu Rajab al hanbali , maka  telah menjawabnya dengan   perkataan nya dalam kitab ahwalul kubur  yang mengisaratkan perawi – perawinya terpercaya  dan memang begitu  , namun nyeleneh sekali  bahkan mungkar .
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jadi keliru orang yang punya anggapan bahwa mayat tahu kepada orang yang berziarah kepadanya.


[1] Mu`jam Thabrani 4/ 176
[2] Majmauz zawaid  2/ 237
[3] Ad dibaj 1/ 117
[4] Faidhul qadir 5/ 622
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan