Sabtu, Maret 26, 2011

Polemik ke dua puluh empat tentang salat tanpa alas ( salat di tanah langsung ,bukan di keramik )

Di tulis oleh H.Mahrus ali
Dlm situs Ummati, terdapat keterangan sbb :
Abu Faris menulis :
Jangan berlebih-lebihan, cukup kita lihat apa yg dicontohkan para pendahulu kaum mukminin kita ikuti. Mencoba mengikuti Rasulullah Saw tanpa melihat contoh dari guru-guru kita, bisa jadi kita malah mengarang sendiri. Islam ini diajarkan secara turun temurun melalui contoh dari para pendahulunya.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pernyataan mu sama dengan pendahulumu penentang ajaran Nabi SAW yang pernah di kisahkan dlm al quran  sbb :
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka
قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ ءَابَاءَكُمْ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
(Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya."  Zukhruf  24 )

 Ada kesamaan pernyataanmu dengan ajaran para nabi yang di tentang oleh masarakatnya , di mana ajaran nabi di buang lalu mereka mengikuti ajaran ayah dan tokoh – tokoh . Bila demikian, ajaran tokoh yang di dahulukan dan ajaran Nabi SAW di tinggalkan. Dan ini alasan  orang yang menolak kebenaran waktu dulu maupun sekarang dan di manapun berada.
Lihat ayat lagi sbb :
قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي اْلأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ(78)
Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? kami tidak akan mempercayai kamu berdua."[1]
Bagaimanakah seorang yang mengikuti ajaran Rasulullah SAW, lalu di katakan berlebihan . Salat di atas tanah itu punya dalil yang sangat kuat . Bacalah   polemik yang lalu . Tapi kalau salat di karpet sudah tentu beda sekali dan tidak ada tuntunannya sekalipun guru – guru pendahulumu melakukannya . ber arti  kamu dan guru – gurumu adalah tergolong ahli bid`ah .
Mestinya kamu berkata : "Ikutilah dalil, dan jangan sekali berkata:  Ikutilah guru sekalipun bertentangan dengan dalil ". Masih ingat pesan Imam Syafii sbb :
          إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَىالطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka  lemparkan perkataanku ke dinding . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka  itulah perkataan ku[2]
Anda mengatakan :   

. Mencoba mengikuti Rasulullah Saw tanpa melihat contoh dari guru-guru kita, bisa jadi kita malah mengarang sendiri. Islam ini diajarkan secara turun temurun melalui contoh dari para pendahulunya

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Lihat saja realita di masarakat kita.  Kalangan ahli bid`ah yang belajar  dan mencontoh Islam dari  guru – guru secara turun temurun tambah menyimpang dari tuntunan bahka terjun ke dalam link ahli bid`ah dan syirik. Bahkan jadi anti sunnah , memperkenankan kesyirikan. Contohnya manakiban . Lihat  bab manakiban syirik dlm blog ini , atau diba`an dan lihat kesyrikan diba` dalam  blog ini pula.
Islam turun temuruan adalah Islam tradisional yang banyak kemungkaran dan  kebid`ahannya sebagaimana ayat :
أُولَئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ ءَايَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا(58)فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا(59)
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi ni`mat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. ( Maryam  58-59 ) \



[1] Yunus 78
[2] Majmuk  juz 20 / 211
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan