Bacaan ketika ziarah kubur
يَوْمُ الثّلاثاءِ
وَهُو باسم عليّ بن الحسين ومحمّد بن عليّ الباقر وجعفر بن محمّد الصّادق صلوات الله عليهم أجمعين ; زيارتهم (عليهم السلام) :
اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يا خُزّانَ عِلْمِ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يا تَراجِمَةَ وَحْيِ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يا اَئِمَّةَ الْهُدى اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يا اَعْلامَ التُّقى اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يا اَوْلادَ رَسُولِ اللهِ اَنَا عارِفٌ بِحَقِّكُمْ مُسْتَبْصِرٌ بِشَأْنِكُمْ مُعاد لاَِعْدائِكُمْ مُوال لاَِوْلِيائِكُمْ بِاَبى اَنْتُمْ وَاُمّى صَلَواتُ اللهِ عَلَيْكُمْ اَللّهُمَّ اِنّى اَتَوالى آخِرَهُمْ كَما تَوالَيْتُ اَوَّلَهُمْ وَاَبْرَأُ مِنْ كُلِّ وَليجَة دُونَهُمْ وَاَكْفُرُ بِالْجِبْتِ وَالطّاغُوتِ وَاللاتِ وَالْعُزّى صَلَواتُ اللهِ عَلَيْكُمْ يا مَوالِيَّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا سَيِّدَ الْعابِدينَ وَسُلالَةَ الْوَصِيّينَ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا باقِرَ عِلْمِ النَّبِيّينَ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا صادِقاً مُصَدِّقاً فِي الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ يا مَوالِيَّ هذا يَوْمُكُمْ وَهُوَ يَوْمُ الثلاثاء وَاَنَا فيهِ ضَيْفٌ لَكُمْ وَمُسْتَجيرٌ بِكُمْ فَاَضيفُوني وَاَجيرُوني بِمَنْزِلَةِ اللهِ عِنْدَكُمْ وَآلِ بَيْتِكُمُ الطَّيِّبينَ الطّاهِرينَ .
Komentarku ( Mahrus ali )
Kalimat yang bikin saya harus memberi komentar adalah sbb :
اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ يا خُزَّانَ عِلْمِ اللهِ
Kesejahteraan untuk kalian , wahai tangki ilmu Allah / atau gudang ilmu Allah
.Kalimat itu di katakan ketika berziarah kepada kuburan Ali bin Al Husain , Muhammad bin Ali al Baqir dan Ja`far bin Muhammad Asshadiq .
Jadi mereka – itu di juluki dengan gudang ilmu Allah . Julukan ini masih kurang kalau mau memuji dengan cara arogan atau melebihi batas …………… dan ini kesalahan fatal sekali bila tidak di terangkan kasihan kepada pengikut syi`ah di Indonesia atau di mana saja mereka berada dan kapan saja . Setahu saya , Rasulullah SAW saja tidak pernah di beri gelar sebagai gudang ilmu Allah , begitu juga para nabi dan para sahabat . lalu mana dalil nya mereka menjuluki imam – imam mereka seperti itu . Ia bertentangan dengan ayat :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
(yang artinya): "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Qs. Al-Israa' : 85)
Manusia kapan saja dan di mana saja di beri ilmu hanya sedikit dari Allah . Ilmu Allah itu tidak bisa di dapat secara menyeluruh , dan belum ada manusia , malaikat , jin yang di berinya. Ilmu Allah bisa di bayangkan begitu hebat dalam ayat :
قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَاداً لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَداً
18.109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".[1]
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
31.27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.[2]
Jadi apa yang di baca oleh kalangan Syi`ah ketika berziarah kepada Imam – imamnya itu perlu di revisi dan tidak usah membacanya lagi akan lebih Islami , lebih tepat menurut ajaran Allah bukan ajaran setan.
Ada lagi kalimat yang hati saya kurang sreg sbb :
يا مَوالِيَّ هذا يَوْمُكُمْ وَهُوَ يَوْمُ الثلاثاء وَاَنَا فيهِ ضَيْفٌ لَكُمْ وَمُسْتَجيرٌ بِكُمْ فَاَضِيْفُونيِ وَاَجِيْرُونِي بِمَنْزِلَةِ اللهِ عِنْدَكُمْ وَآلِ بَيْتِكُمُ الطَّيِّبينَ الطّاهِرِيْنَ .
Wahai tuan – tuanku ! ini adalah hari Anda pada hari Selasa dan aku tamu Anda dan minta perlindungan pada Anda maka sambutlah aku dengan baik dan selamatkan aku dengan derajat Allah yang di berikan kepada anda , keluarga anda yang suci .
Kalimat yang ber garis itu rancu , mengkikis habis keimanan karena kesyirikan yang tak terbantahkan lagi , jangan sampai di baca , di ajarkan , apalagi terus menerus di baca ketika berziarah . Kalimat itu bid`ah yang sangat . Ia ajaran setan bukan ajaran Allah sekalipun di anggap benar , tapi menurut pengikut syi`ah saja , dan salah total menurut ajaran ahlus sunnah . Ia bertentangan dengan ayat :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.[3]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan