17/07/2011 17:58
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memprihatinkan munculnya gerakan-gerakan yang mengancamkan keutuhan bangsa dan menampilkan Islam dengan muka garang. Karena itu, NU yang berfaham ahlussunah wal jamaah tampil dengan sikap tasamuh, tawasuth dan tawazun, akan berdiri tegak mempertahankan kedaulatan bangsa ini.
Di samping itu, lanjutnya, NU akan menebarkan Islam rahmatan lil alamin yang ramah, tidak eksklusif, apalagi separatis di tengah keragaman dan kemajemukan bangsa ini. Bahkan ikut serta dalam perdamaian dunia.
“Indonesia merupakan negara berketuhanan. Tapi bukan negara agama, dan juga bukan negara sekuler. Dengan demikian, NU konsisten menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara. Setia pada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI” tegasnya, disambut tepuk tangan warga nahdliyin.
Kang Said menambahkan, kami melanjutkan tokoh-tokoh NU berjuang mendirikan bangsa ini. Dan sejarah membuktikan, NU tak pernah berbuat onar apalagi separatis terhadap NKRI. Tapi sayangnya, ada sementara orang yang tidak tahu, pura-pura tidak tahu, dan tidak mau tahu.
Di akhir pidatonya yang berlangsung pukul 13.30, ketua PBNU akan tetap mendukung pemerintah jika pro rakyat. Tapi jika tidak, NU akan mengkritiknya dengan cara hikmah.
Puncak Harlah NU ke 85, dipusatkan di Gelora Bung Karno, Jakarta pada Ahad, 17/07. Jalanan yang mengarah ke Senayan dipenuhi sapanduk dan poster Nahdlatul Ulama.
Tribun penonton dihiasi gambar tokoh-tokoh organisasi terbesar di negeri ini, yang pernah mendarmabaktikan perjuangannya untuk mendrikan bangsa ini. Ratusan ribu warga nahdliyin, dengan atribut-atribut berlogo Nahadlatul Ulama, memadati lapangan sepak bola terbesar ini. Mereka datang dari berbagai wilayah seluruh Indonesia.
Selain itu, tokoh-tokoh sufi dunia dari berbagai tarekat, menyaksikan rapat akbar ini. Diantaranya Syekh Hisyam Khabani dari Amerika, Syekh Rajab dari Syiria didampingi Habib Luthfi bin Yahya dan tokoh-tokoh NU lainnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memprihatinkan munculnya gerakan-gerakan yang mengancamkan keutuhan bangsa dan menampilkan Islam dengan muka garang. Karena itu, NU yang berfaham ahlussunah wal jamaah tampil dengan sikap tasamuh, tawasuth dan tawazun, akan berdiri tegak mempertahankan kedaulatan bangsa ini.
Di samping itu, lanjutnya, NU akan menebarkan Islam rahmatan lil alamin yang ramah, tidak eksklusif, apalagi separatis di tengah keragaman dan kemajemukan bangsa ini. Bahkan ikut serta dalam perdamaian dunia.
“Indonesia merupakan negara berketuhanan. Tapi bukan negara agama, dan juga bukan negara sekuler. Dengan demikian, NU konsisten menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara. Setia pada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI” tegasnya, disambut tepuk tangan warga nahdliyin.
Kang Said menambahkan, kami melanjutkan tokoh-tokoh NU berjuang mendirikan bangsa ini. Dan sejarah membuktikan, NU tak pernah berbuat onar apalagi separatis terhadap NKRI. Tapi sayangnya, ada sementara orang yang tidak tahu, pura-pura tidak tahu, dan tidak mau tahu.
Di akhir pidatonya yang berlangsung pukul 13.30, ketua PBNU akan tetap mendukung pemerintah jika pro rakyat. Tapi jika tidak, NU akan mengkritiknya dengan cara hikmah.
Puncak Harlah NU ke 85, dipusatkan di Gelora Bung Karno, Jakarta pada Ahad, 17/07. Jalanan yang mengarah ke Senayan dipenuhi sapanduk dan poster Nahdlatul Ulama.
Tribun penonton dihiasi gambar tokoh-tokoh organisasi terbesar di negeri ini, yang pernah mendarmabaktikan perjuangannya untuk mendrikan bangsa ini. Ratusan ribu warga nahdliyin, dengan atribut-atribut berlogo Nahadlatul Ulama, memadati lapangan sepak bola terbesar ini. Mereka datang dari berbagai wilayah seluruh Indonesia.
Selain itu, tokoh-tokoh sufi dunia dari berbagai tarekat, menyaksikan rapat akbar ini. Diantaranya Syekh Hisyam Khabani dari Amerika, Syekh Rajab dari Syiria didampingi Habib Luthfi bin Yahya dan tokoh-tokoh NU lainnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Komentarku ( Mahrus ali )
Anda menyatakan :
“Indonesia merupakan negara berketuhanan. Tapi bukan negara agama, dan juga bukan negara sekuler. Dengan demikian, NU konsisten menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara. Setia pada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI” tegasnya, disambut tepuk tangan warga nahdliyin.
Komentarku ( Mahrus ali )
Komentarku ( Mahrus ali )
Menurut pemahaman saya , berketuhanan itu ber arti negara yang beragama . Bukan negara yang tidak berketuhanan yaitu negara PKI atau komunis. Apalagi dikatakan berketuhanan yang Maha Esa, arahnya ke negara Islam . Sebab agama lainnya Tuhannya tidak Maha Esa. Barang kali itulah yang di kehendaki oleh pendiri negara ini .
Bila menurut pemahaman anda , negara ini bukan negara agama , ber arti negara komunis atau boleh di katakan negara kafir. Dan ini kehendak sebagian orang sekarang yang tidak cocok dengan kehendak kebanyakan pendiri negara ini . lalu anda katakan : NU konsisten kepadanya dan setia kepada NKRI yang tidak beragama ini atau yang jahiliyah ini . Saya tidak berani menyatakan seperti itu hawatir menyesatkan umat, bukan mengajak mereka ke arah jalan yang di ridai oleh Allah karena pernyataan itu hanyalah merelakan kepada Thaghut dan setan - setan manusia , dimana kaum mukmin sejati benci kepadanya . Marilah kita kembali kepada ayat :
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?[1]
وَلاَ تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُونَ(113)
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
Artikel Terkait
Saya dukung semangat nu untuk mempertahankan nkri negara berketuhanan yang maha esa yang jelas hampir semua keturunan nabi atau habib di nu bersikap tasamuh tetap beridiologi pancasila tidak harus negara islam itu habib yang keturunan rosulullah lebih dekat dengan rosuluullah ,oleh karena itu ikutilah jalannya para habib di nu insyaallh selamat dunia akherat, di sinijuga banyak orang muhamadiyahdan mantan napi yang senangdanmengamalkan ajaran kyai nu dan habib
BalasHapusTulisanmu sudah di jawab dlm blog dengan judul "Kebanyakan keturunan nabi fasik ".Bacalah di sana
BalasHapus.Postingan : Minggu, Juli 24, 2011