SALAF PUN BACA ALQURAN DI
KUBURAN
Penulis: Pejuang Islam [ 5/10/2012 ]
SALAF PUN BACA ALQURAN DI KUBURAN
Luthfi Bashori menulis
Syeikh Ibnul Qayyim Aljauzi menerangkan
dalam kitabnya, Arruuh bahwa para ulama Salaf juga mengamalkan pembacaan
Alquran di makam pekuburan kaum muslimin. Ini artinya bahwa amalan tersebut
bukan tergolong bid`ah sesat, apalagi dianggap bertentangan dengan syariat.
Jadi sangat janggal dan patut
dipertanyakan kebenaran pengakuan kaum Wahhabi yang selalu mengatasnamakan diri
sebagai pengikut dan penerus ulama Salaf, namun di sisi lain mereka melontarkan
tuduhan bid`ah sesat terhadap para penziarah kubur yang melantunkan bacaan
Alquran di atas makam kuburan kaum muslimin.
Coba simak apa kata Syeikh Ibnul
Qayyim Aljauzi, beliau adalah salah satu murid Syeikh Ibnu Taimiyyah dalam
kitabnya, Arruuh halaman 33 :
Telah disebutkan dari sekelompok
ulama salaf bahwa mereka berwasiat agar kelak dibacakan Alquran di kuburan
mereka setelah dimakamkan.
Abdul haq berkata, diriwayatkan
bahwa Abdullah bin Umar memerintahkan agar kelak dibacakan surah Albaqarah di
kuburannya.
Al-imam Ahmad bin Hanbal pada
mulanya mengingkari hal itu, karena merasa belum pernah mendengar informasi itu
dari ulama salaf, namun kemudian beliau memperbolehkannya.
Alkhallal berkata dalam kitab
Aljami`: Dari Abdurrahman Al`Ala` bin Allajlaj dari ayahnya, berkata: Ayahku
berkata: Apabila aku meninggal dunia, letakkanlah aku dalam liang kubur dan
ucapkan, bismillah wa`ala sunnati rasulillah, letakkan tanah di atasku, lantas
bacakan pemulaan dan penutup surah Albaqarah di kepalaku, karena aku mendengar
Abdullah bin Umar mengatakan demikian.
Ali bin Musa Alhaddad, seorang yang
jujur telah bercerita:
Konon aku bersama Ahmad bin Hanbal
dan bin Qudamah Aljauhari mengiringi jenazah. Setelah ia kebumikan, lalu ada
seorang buta duduk di sisi kuburannya membaca Alquran. Lalu Ahmad berkata
kepadanya: Hai ki sanak, membaca Alquran di kuburan itu bid`ah. Setelah
keduanya keluar dari kuburan, Muhammad bin Qudamah berkata kepada Ahmad bin
Hanbal: Wahai Abu Abdillah, bagaimana pendapatmu tentang Mubasysyir Alhalabi?
Ahmad menjawab: Dapat dipercaya. Muhammad bertanya lagi: Kamu memiliki haditsnya?.
Ahmad menjawab: Iya. Muhammad bin Qudamah berkata: Mubasysyir telah bercerita
kepadaku, dari Abdurrahman bin Al `Ala` Allajlaj dari ayahnya yang berwasiat
apabila ia nanti di kebumikan, hendaknya dibacakan permulaan dan penutup surat
Albaqarah di sisi kepalanya dan ia berkata bahwa ibnu umar berpesan demikian.
Lalu Ahamd berkata padanya: Kembalilah kekuburan, katakan kepada si buta itu
agar terus membaca Al quran di sisi kuburan tadi.
Alkhallal juga menyebutkan dari
Assya`bi, seorang tabi`in, berkata: Konon kaum Anshar, apabila di kalangan
mereka ada keluarga yang meninggal dunia, maka mereka sering mendatangi
kuburannya untuk membacakan Alquran di sisi kuburannya.
Ternyata banyak di antara para ulama
Salaf yang mengajarkan sekaligus mencontohkan bolehnya pembacaan Alquran di
atas kuburan seseorang. Dengan demikian umat Islam tidak perlu lagi takut
dituduh bid`ah sesat jika ingin berziarah kubur sambil membaca surat Yasin dan
tahlil di dekat makam pekuburan sanak keluarga yang telah wafat.
Pengirim: Nanang Ws - Kota: Sukadana
Tanggal: 5/10/2012
Mana Posting buat Share or
Berbaginya...
Biar ADIL
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Tinggal nulis di sini secara ilmiah
saja, gak repot kok...!
Ada lagi kalau ingin lebih adil...,
caranya sih yaa buat sendiri situs untuk merilis tulisan sampean.
2.
Pengirim: Suprio - Kota: B
Tanggal: 8/10/2012
Trimakasih pak Ustadz
Semoga saudara kita kaum nahdiyin
semakin kuat imannya
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
NU GARIS LURUS, semoga selalu ada di
hati saudara-saudara kita penganut Aswaja Indonesia.
3.
Pengirim: darmansyah - Kota: cilegon
Tanggal: 9/10/2012
ASSWRWB mengenai pembacaan al quran
di atas makam apakah boleh sampai 40 hari non stop dr fajar ketemu fajar lgi
krn di wilayah kami klo yg wafat org berharta selalu spti itu mohon penjelasan
nya dri ustadz terima kasih dr kami yg miskin pengetahuan
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Hukum bolehnya baca Alquran di
kuburan itu tidak ada keterkaitan dengan punya harta atau tidak. Kapan saja mau
diamalkan yaa hukumnya boleh-boleh saja gak ada satupun dalil yang
melarangnya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Abdul haq berkata, diriwayatkan bahwa
Abdullah bin Umar memerintahkan agar kelak dibacakan surah Albaqarah di
kuburannya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Sayang anda tidak membawakan sanad hadis itu,
bila benar , ia sekedar perkataan Ibnu
Umar yang bukan rasul dan nabi. Dia hanyalah manusia biasa mungkin keliru,
mungkin benar. Ia bertentangan dengan perkataan Abd hak sendiri sbb:
قَالَ
عَبْدُ الْحَقِّ ؛ ِلأَنَّ ثَوَابَ الْقِرَاءَةِ لِلْقَارِئِ وَالْمَيِّتُ لاَ
يَنْتَفِعُ بِهَا
Abdul
hak berkata : ……………… Sebab pahala
bacaan al quran itu untuk pembaca
, dan mayat tidak bisa mengambil manfaat dari padanya .
Dan
istilah di riwayatkan sebagai tanda lemah.
Riwayat Ibnu Umar dalam hal ini sangat lemah
Al
bani menyatakan:
أحاديث
يحتج بها الشيعة آخر نسخة - (ج 1 / ص 27)
شَدِيْدُ
الضُّعْفِ مَرْفُوْعًا وَمَوْقُوْفًا:
أَمَا الْمَرْفُوعَ فَرَوْاهُ الْخَلاَّلُ فِي الْقِرَاءةِ عِنْدَ الْقُبُورِ ( 25 / ب كَمَا فِي تَعْلِيقِ الألباني عَلَى هِدَايَةِ الرُّوَاةِ ) وَالطَّبَرانِيِّ ( 12 / 444 رَقْمُ
13613 ) وَالْبَيْهَقِيِّ فِي الشُّعَبِ ( 7 / 16 رَقْمُ
9294 ) مِنْ طَرِيقِ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللهِ البابلتي ، عَنْ أَيُّوْبَ بْنِ نَهْيِكَ ، سَمِعَتُ عَطَاءَ بْنَ أَبِي رباحٍ ، سَمِعَتُ اِبْنَ عُمَرِ ، فَذَكَرَهُ مَرْفُوعَا .
وَهَذَا سَنَدٌ ضَعِيفِ جِدًّا ، يَحْيَى واه ،
وَهَذَا سَنَدٌ ضَعِيفِ جِدًّا ، يَحْيَى واه ،
Hadis riwayat Ibn Umar itu sangat lemah baik yang marfu`
atau yang maukuf. Untuk yang marfu` maka
diriwayatkan oleh al Khollal dalam bab al qiroah alal kubur 25. -444. nomer
13613. Al Baihaqi dalam kitab syu`abul iman 16/7, nomer 9294 dari jalur Yahya
bin Abdillah al babilati dari Ayyub bin
Nahik, aku mendengar Atha` bin Abu Ribah , aku mendengar Ibn Umar , lalu
menyebut riwayatnya secara marfu`.
Ini adalah sanad lemah sekali. Yahya adalah perawi
lemah.
Klik lagi disini:
Baca lagi:
ei 18, 2011
Baca Yasin di kuburan .
Dikatakan dalam artikel tsb
sbb:
Coba simak apa kata Syeikh Ibnul Qayyim
Aljauzi, beliau adalah salah satu murid Syeikh Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya,
Arruuh halaman 33 :
Telah disebutkan dari sekelompok
ulama salaf bahwa mereka berwasiat agar kelak dibacakan Alquran di kuburan
mereka setelah dimakamkan.
Alkhallal berkata dalam kitab
Aljami`: Dari Abdurrahman Al`Ala` bin Allajlaj dari ayahnya, berkata: Ayahku
berkata: Apabila aku meninggal dunia, letakkanlah aku dalam liang kubur dan
ucapkan, bismillah wa`ala sunnati rasulillah, letakkan tanah di atasku, lantas
bacakan pemulaan dan penutup surah Albaqarah di kepalaku, karena aku mendengar
Abdullah bin Umar mengatakan demikian.
Komentarku ( Mahrus ali):
Itu adalah perkataan Ibn Umar tanpa
dalil dari hadis Rasul yang sahih. Dan sahabat selain Ibnu Umar juga banyak dan
tiada dari mereka yang mengatakan seperti itu. Banyak kalangan sahabat yang
tidak mendengar hadis tsb. Kalangan imam hadis
kutubut tis`ah tidak ada yang meriwayatkan atsar tersebut. Jadi nyeleneh
sekali.
البدر المنير - (ج 5 / ص 337)
لَكِن ذكره ابْن حبَان فِي «ثقاته»
تلخيص الحبير - الرقمية - (ج 2 / ص 301)
2ذكره
الهيثمي في "مجمع الزوائد" "3/47" وقال: رواه الطبراني في
"الكبير" ورجاله موثقون.
Dalam kitab al badrul munir 337/5 di
katakan:
Ia juga di sebut oleh Ibn Hibban
dalam kitab Tsiqat.
Dalam kitab Talkhis habir 301/2 di
katakan:
Hadis tsb di sebut oleh Al Haitsami
dalam kitab Majmauz zawaid 47/3 , lalu beliau berkata: Ia diriwayatkan oleh
Thabrani dalam al kabir , dan perawi –
perawinya terpercaya.
المعجم الكبير للطبراني - (ج 14 / ص 108)
- حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَبْدُ اللَّهِ بن
مُحَمَّدِ بن أَبِي أُسَامَةَ الْحَلَبِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِي ح، وَحَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بن دُحَيْمٍ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِي ح، وَحَدَّثَنَا
الْحُسَيْنُ بن إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بن بَحْرٍ، قَالُوا:
حَدَّثَنَا مُبَشِّرُ بن إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بن
الْعَلاءِ بن اللَّجْلاجِ، عَنْ أَبِيهِ،
-
Perawi bernama Abr Rahman bin Al ala` tidak di sebut oleh
Imam Dzahabi dalam kitab tahdzibnya.
Sebagian perawinya bernama Ali bin Baahr
yang tidak di kenal dan tidak di sebut
dalam dua kitab tahdzib karya Ibn Hajar
atau Dzahabi. Setahu saya hanya Imam Ahmad yang menyatakan dia terpercaya.
Mubassyir bin Ismail wafat tahun
200. lihat mausuah ruwatil hadis 6465.
tidak punya murid bernama ibnu Qudamah.
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Ali bin Musa Alhaddad, seorang yang
jujur telah bercerita:
Konon aku bersama Ahmad bin Hanbal
dan bin Qudamah Aljauhari mengiringi jenazah. Setelah ia kebumikan, lalu ada
seorang buta duduk di sisi kuburannya membaca Alquran. Lalu Ahmad berkata
kepadanya: Hai ki sanak, membaca Alquran di kuburan itu bid`ah. Setelah
keduanya keluar dari kuburan, Muhammad bin Qudamah berkata kepada Ahmad bin
Hanbal: Wahai Abu Abdillah, bagaimana pendapatmu tentang Mubasysyir Alhalabi?
Ahmad menjawab: Dapat dipercaya. Muhammad bertanya lagi: Kamu memiliki
haditsnya?. Ahmad menjawab: Iya. Muhammad bin Qudamah berkata: Mubasysyir telah
bercerita kepadaku, dari Abdurrahman bin Al `Ala` Allajlaj dari ayahnya yang
berwasiat apabila ia nanti di kebumikan, hendaknya dibacakan permulaan dan
penutup surat Albaqarah di sisi kepalanya dan ia berkata bahwa ibnu umar
berpesan demikian. Lalu Ahamd berkata padanya: Kembalilah kekuburan, katakan
kepada si buta itu agar terus membaca Al quran di sisi kuburan tadi.
Komentarku ( Mahrus ali):
Kisah tsb sangat dusta karena
Mubassyir bin Ismail tidak kenal dengan Muhammad bin Qudamah,
Di katakan lagi:
Alkhallal juga menyebutkan dari Assya`bi,
seorang tabi`in, berkata: Konon kaum Anshar, apabila di kalangan mereka ada
keluarga yang meninggal dunia, maka mereka sering mendatangi kuburannya untuk
membacakan Alquran di sisi kuburannya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Siapa nama seorang tabiin dan dimana
dia bertempat tinggal, dia gila atau orang sehat akalnya? Bisa dipercaya atau
pendusta? Seluruhnya untuk agama harus
jelas, bukan samar – samar, kabur.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan