Jakarta
NU Online
Tujuan didirikan Ikatan Pencak Selat Nahdlatul Ulama atau Pagar Nusa adalah mengawal dan memagari NU dan bangsa Indonesia.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, tujuan organisasi yang didirikan 3 Januari 1986 tersebut, sudah benar, karena mengawal ulama dan membela tanah air sama dengan membela agama.
“Mengawal NU sebagai semangat agama, sebagai semangat keberagamaan kita, dan mengawal NKRI sebagai semangat keragaman kita. Itulah Pagar Nusa,” terangnya pada pidato pelantikan dan pengukuhan Pimpinan Pusat Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa masa khidmah 2012-2017 di pondok pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Ahad (21/10).
Kemudian kiai kelahiran 1953 ini, menukil sebuah hadis yang artinya, Barangsiapa tidak punya tanah, tidak punya tanah air, tidak akan punya sejarah. Dan jika tak punya sejarah, maka tak punya karakter.
“Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah Islam, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia terlebih dahulu.”
Oleh karena itu, sambung doktor Umul Qurro Madinah ini, membela tanah air berarti membela agama.
“Makanya tidak heran jika KH Hasyim Asy’ari tanggal 22 Oktober di Tebuireng, mengeluarkan Resolusi Jihad untuk melawan Sekutu yang masuk Surabaya. Membela tanah air hukumnya sama dengan fardhu ‘ain. Sama dengan shalat, zakat, puasa dan haji,” tambahnya.
Kang Said juga mengucapkan selamat kepada Aizzudddin Abdurrahman, Ketua Pagar Nusa 2012-2017. “Semoga Pagar Nusa semakin maju. Kekurangan-kekurangan di masa lalu bisa menjadi pelajaran untuk kepengurusan sekarana.”
Selain itu, kiai kelahiran Cirebon ini menyatakan, selama kepengurusan akan menargetkan berdirinya 10 perguruan tinggi NU. “Baru berdiri tiga, Universitas Nahdlatul Ulama di Cirebon, Jawa Barat, di Lampung, dan Halmahera, Maluku,” pungkasnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Tujuan didirikan Ikatan Pencak Selat Nahdlatul Ulama atau Pagar Nusa adalah mengawal dan memagari NU dan bangsa Indonesia.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, tujuan organisasi yang didirikan 3 Januari 1986 tersebut, sudah benar, karena mengawal ulama dan membela tanah air sama dengan membela agama.
“Mengawal NU sebagai semangat agama, sebagai semangat keberagamaan kita, dan mengawal NKRI sebagai semangat keragaman kita. Itulah Pagar Nusa,” terangnya pada pidato pelantikan dan pengukuhan Pimpinan Pusat Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa masa khidmah 2012-2017 di pondok pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Ahad (21/10).
Kemudian kiai kelahiran 1953 ini, menukil sebuah hadis yang artinya, Barangsiapa tidak punya tanah, tidak punya tanah air, tidak akan punya sejarah. Dan jika tak punya sejarah, maka tak punya karakter.
“Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah Islam, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia terlebih dahulu.”
Oleh karena itu, sambung doktor Umul Qurro Madinah ini, membela tanah air berarti membela agama.
“Makanya tidak heran jika KH Hasyim Asy’ari tanggal 22 Oktober di Tebuireng, mengeluarkan Resolusi Jihad untuk melawan Sekutu yang masuk Surabaya. Membela tanah air hukumnya sama dengan fardhu ‘ain. Sama dengan shalat, zakat, puasa dan haji,” tambahnya.
Kang Said juga mengucapkan selamat kepada Aizzudddin Abdurrahman, Ketua Pagar Nusa 2012-2017. “Semoga Pagar Nusa semakin maju. Kekurangan-kekurangan di masa lalu bisa menjadi pelajaran untuk kepengurusan sekarana.”
Selain itu, kiai kelahiran Cirebon ini menyatakan, selama kepengurusan akan menargetkan berdirinya 10 perguruan tinggi NU. “Baru berdiri tiga, Universitas Nahdlatul Ulama di Cirebon, Jawa Barat, di Lampung, dan Halmahera, Maluku,” pungkasnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Komentarku ( Mahrus ali):
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
“Mengawal NU sebagai semangat agama,
sebagai semangat keberagamaan kita, dan mengawal NKRI sebagai semangat
keragaman kita.
Komentarku ( Mahrus ali):
NKRI itu negara kufur bukan negara
Islam, Bila Pagar Nusa yang mengawalnya, membelanya sampai mati, saya sayangkan
mereka yang ingin surga, lalu di arahkan ke Neraka karena mati karena membela
negara kufur bukan mati membela negara
Islam. Ingatlah ayat:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ
فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ
فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang
yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena
sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.[1]
Klik disini:
atau baca disini:
11
NU Tolak Pendirian Negara Islam , mendukung kelanjutan negara kufur
Klik lagi
disini:
Di katakan
dalam artikel tsb sbb:
Kemudian kiai kelahiran 1953 ini,
menukil sebuah hadis yang artinya, Barangsiapa tidak punya tanah, tidak punya tanah
air, tidak akan punya sejarah. Dan jika tak punya sejarah, maka tak punya
karakter.
“Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah Islam, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia terlebih dahulu.”
“Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah Islam, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia terlebih dahulu.”
Komentarku ( Mahrus ali):
Saya tidak tahu hadis seperti di
atas. Insya Allah palsu bukan sahih, hasan
atau lemah. Tapi palsu.
Artikel Terkait
allohuakbar
BalasHapusallohuakbar
BalasHapuspandangan ustadz mengenai darul uloom deoband india (setingkat universitas) bagaimana ustadz? apakah penganut salaf atau gmn ustadz?..jazakalloh.
BalasHapusUntuk wahyu nugroho
BalasHapusMereka yang di Darul ulum menurut saya moderat, tapi agak condong ke ahli hadis.
pak mantan kyai kalau nkri adalah negara kufur m.aka para pendiri negara ini adalah orang kafir termasuk didalam nya ada kh mas mansyur.kh ahmad dahlan.kh hasyim ashari .kh agussalim.buya hamka .kh wahid hasyim dan tokoh tokoh islam yg zuhud lainnya.apa anta berani menjamin mereka masuk neraka karena mendirikan nkri yang anta anggap negara kafir termasuk.syuro
BalasHapuspak mantan kya kalau saya baca artikel anta kok enteng anggap orang lain masuk neraka karena perbedaan
BalasHapusUNtuk slamet riyadi
BalasHapusYa , jelas mudah banget,karena dalilnya jelas, jangan di kaburkan lagi, atau disamarkan
UNtuk slamet riyadi
BalasHapusMereka para kiyai itu jelas tidak setuju, tapi kalah suara, mau apa lagi, sebagaimana kiyai zaman sekarang yang tidak setuju, hanya bisa bicara, mau berperang, siapa yang mau ikut.
apakah anda yakin masuk surga? apakah anda merasa paling benar? silahkan... yang penting akur. tak boleh saling mencakar. tanpa perjuangan ulama pejuang kemerdekaan, kita tak akan bisa menikmati kemerdekaan. jika ingin merubah negara islam, mungkin saudara harus bisa jadi presiden dulu. satu lagi dilarang menuduh orang lain kafir, karena yang menuduhlah yang mungkin sebenarnya yg gitu. :) salam damai dari warga muhammadiyyah
BalasHapusKalau kita berpegangan dengan Quran harus yakin benar, tidak boleh ragu. Bukan saling mencakar, tapi mengingatkan sebelum mati. BIla dalil menyatakan kafir apa tidak boleh dikatakan kafir. Terimalah suatu yang cocok dengan dalil. Mana dalilnya pernyataanmu?
Hapus