Dari kalangan ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut
“مَطْلَبٌ
فِي أَتْبَاعِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْخَوَارِجِ فِيْ زَمَانِنَا
:كَمَا وَقَعَ فِيْ زَمَانِنَافِيْ أَتْبَاعِ ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الَّذِيْنَ
خَرَجُوْا مِنْ نَجْدٍ وَتَغَلَّبُوْا عَلَى الْحَرَمَيْنِ
وَكَانُوْايَنْتَحِلُوْنَ مَذْهَبَ الْحَنَابِلَةِ لَكِنَّهُمْ اِعْتَقَدُوْا
أَنَّهُمْ هُمُ الْمُسْلِمُوْنَ وَأَنَّ مَنْ خَالَفَ اعْتِقَادَهُمْ مُشْرِكُوْنَ وَاسْتَبَاحُوْا بِذَلِكَ قَتْلَ أَهْلِ
السُّنَّةِ وَقَتْلَ عُلَمَائِهِمْ حَتَى كَسَرَ اللهُ شَوْكَتَهُمْ وَخَرَبَ بِلاَدَهُمْ وَظَفِرَ بِهِمْ عَسَاكِرُ
الْمُسْلِمِيْنَ عَامَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِيْنَ وَمِائَتَيْن ِوَأَلْفٍ.” اهـ (ابن عابدين، حاشية رد المحتار، ٤/٢٦٢).
“Keterangan
tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita.
Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar
dari Najd dan berupaya keras menguasai dua
tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini
bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan
mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan
membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan
mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada
tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar,
juz 4, hal. 262).
Komentarku ( Mahrus ali):
Aneh sekali Ibnu Abidin pengikut
Thareqat Naqsyabandi ini, dia menyatakan pengikut Wahabi di namakan Khawarij,
lalu ahli bid`ah tidak di sebut
khowarij. Setahu saya pengikut wahabi tidak akan menyatakan muslim lain musrik
kecuali dengan dalil. Mereka selalu berpegangan kepada dalil dan melepaskan
segala hal yang bertentangan dengan dalil sekalipun cocok dengan akal. Buktikan
sekarang saja, pengikut – pengikutnya yang di Mekkah dan Medinah, apakah mereka
itu khawarij dan kaum muslimin ahli
bid`ah di Indonesia lebih baik dari mereka.
Siapa yang menyatakan pengikut wahabi di kalahkan oleh Allah di
Saudi arabia, sungguh dia tidak
mengetahui sejarah dan realita, tahunya hanya omong kosong dan hayalan belaka.
Mereka kuat sekali disana.
Lihat komentar orang tentang Ibnu
Abidin sbb:
حاشية
ابن عابدين الدمشقي: هذا أهم كتاب للأحناف وأكثره دفاع عنهم، رغم صغر حجمه النسبي
وتأخر صاحبه. وعليه الاعتماد في الفتوى.
Hasiyah
Ibnu Abidin Damaskus Ini adalah buku yang
paling penting
bagi pengikut madzhab Hanafi dan paling membela mereka, meskipun relatif kecil ukurannya,
pengarangnya juga terahir. Tapi di
gunakan pegangan untuk berfatwa.
Klik lagi
disini sebagai refrensinya:.
Komentarku ( Mahrus ali):
Ternyata Ibnu Abidin adalah figur yang fanatik
sekali kepada madzhab hanafi bukan
kepada kebenaran, bukan kepada al quran atau hadis. Setahu saya, fanatisme
madzhab sangat membahayakan pada umat, bukan mengajak mereka kepada kebenaran
dengan jujur. Ajaran madzhab hanafi
sekalipun salah didukung dan ajaran di luar madzhabnya sekalipun syafii akan di
serang. Ini aib yang terjelek. Ia mirip dengan ayat:
اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ
مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ(31)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih
putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan. Tobat 31
واتصل
ابن عابدين رحمه الله بالشيخ خالد النقشبندي فلقَّنه الطريقة وأجازه ، ودافع
عنه ضدّ خصومه وكتب في ذلك رسالة بعنوان ( سلّ الحسام الهندي في نصرة
مولانا خالد النقشبندي )
Ibnu Abidin
rahimahullah berhubungan dengan Sheikh Khalid
Naqshbandi lalu di ajari Tharekat dan di ijazahinya. Dia
membela gurunya dalam menghadapi lawan – lawannya , lalu menulis buku dengan
judul
Pedang Hindia yang terhunus
dalam membela maulana Khalid an naqsyabandi [1]
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu saya, pengikut tarekat
itu banyak kesyirikannya. Boleh Klik lagi disini:
غريب حالك أخي الفقير لعل الموقف الذي وقفه العلامة ابن عابدين رحمه الله
يعود إلى قصور ما وصله عن أهل نجد
أو إلى مخالفة ما سمعه لما تعلمه في الطريقة النقشبندية والقادرية وكانوا في وقت تروج فيه الأكاذيب على أهل نجد
فانتصر للحق
كما رأى وهلا رأيت كتاب دحلان لتعلم ما أعنيه .
Aneh
kau saudaraku al fakir , Mungkin posisi al allamah Ibnu Abidin, rahimahullah karena kurangnya informasi tentang rakyat
Najd atau
menyalahi apa yang dia dengar
karena apa yang ia
pelajari di Tarekat Naqsybandi
dan Qadiriyyah.
Dalam waktu
itu dipromosikan kedustaan tentang rakyat Najd . Dia bela kebenaran
sebagaimana apa yang ia lihat. . Alangkah baiknya anda melihat kitab karya Dahlan agar mengetahui apa yang saya maksud.
Komentarku ( Mahrus ali):
Ibnu
Abidin kurang informasi tentang penduduk Najd
atau sengaja tidak peduli padanya karena ajaran yang dia ikuti yaitu Tarekat
Naqsyabandi dan Qadiriyah yang selalu senang kebid`ahan dan anti tuntunan
Rasul. Begitu juga kitab karya Dahlan
yang penuh kedustaan , sepi dari kejujuran.
Dia melanjutkan keterangannya sbb:
والقوم هنا يتحدثون عن فقيه من كبار
الفقهاء وعالم نحرير من السادة الفضلاء وقد نبه من ترجم له أنه تلقى التصوف على الطريقة النقشبندية والقادرية
فلما ذكر هذا الكلام الآن . أرجو
ألا يكون هذا من باب صد الناس عن علم هذا الفاضل!!
Orang-orang
di sini ( Najd )berbicara tentang ( Muhammad
bin Abd Wahhab ) sebagai Fakih senior
yang ahli hukum dan orang alim
yang sanggup memerdekakan ,Gentlemen yang berbudi luhur. Dalam riwayat
hidup Ibnu Abidin diterangkan bahwa ia
telah menerima tasawuf dalam
tarekat Naqshbandi
dan Qadiriyyah
Ketika kalimat itu di sebutkan, saya berharap
agar tidak termasuk menghalangi manusia untuk mengetahui hakikat orang
yang berbudi luhur ini ( Muhammad bin Abd Wahab ).
Lihat disini:
majles.alukah.net/showthread.php?18900.
bersambung……………….
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan