Jumat, Oktober 26, 2012

Raja Majapahit Bali Minta Umat Islam Tak Sembelih Sapi untuk Kurban





Jakarta (SI ONLINE) – Beginilah nasib umat Islam jika jumlahnya minoritas. Tak ada yang namanya kebebasan beribadah. Kaum mayoritas bisa seenaknya sendiri meminta umat Islam untuk tidak menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan ajaran agamanya.
Di Bali, selama ini ketika umat Hindu menjalankan Nyepi, umat Islam dilarang mengumandangkan adzan. Kini, menghadapi Idul Qurban ternyata umat Islam masih juga diimbau untuk tidak menyembelih sapi.
Adalah Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, President The Hindu Center Of Indonesia yang juga Raja Majapahit Bali, di sela– sela dialog Islam – Hindu di Jawa Tengah, seperti dikutip Tribunnews.com,Rabu (24/10/2012), meminta agar umat Islam tidak menyembelih sapi dengan dalih sapi adalah hewan yang disucikan kaum Hindu.
”Dalam rangka Idul Adha 2012 nanti, saya menghimbau semeton (saudara, red) Islam agar tidak menyembelih sapi sebagai kurban. Mungkin bisa diganti dengan hewan lainnya. Ini penting, karena di Bali, Sapi adalah hewan yang disucikan, dan juga dipercaya sebagai kendaraan Dewa Siwa. Dan mayoritas orang Bali adalah penganut Siwaisme,” katanya.
Dengan dalih toleransi, Arya meminta Desa Adat di Bali untuk memberikan pemahaman kepada umat Islam. Harapannya, kata Arya, tanah Bali tetap sakral dan suci.
“Ya ibaratnya, dimana bumi dipijak, di sana langit dijunjung seperti yang dilakukan Sunan Kudus yang sangat toleran.” ungkap Arya yang juga President World Hindu Youth Organization (WHYO) ini. Tak berhenti sampai disitu, Arya juga mengimbau kepada perusahaan-perusahaan dan pejabat di Bali jika ingin membagikan dana CSR supaya tidak berupa sapi.
”Karena umat Hindu harus memberi contoh dan teladan sebagaimana tatwa yang diajarkan Sang Sulinggih. Mari hargai perasaan umat Hindu sehingga persatuan bisa dijaga,” ungkap President World Hindu Youth Organization (WHYO) ini.
Arya beralasan, imbauannya itu sesuai dengan kebijakan Sunan Kudus saat mendakwahkan Islam di tanah Jawa dahulu. Menurutnya, kala itu Sunan Kudus melarang umat Islam menyembelih sapi di wilayah Kudus demi menghargai penganut agama Hindu.
red: shodiq ramadhan
Komentarku ( Mahrus ali): 
Kita tidak usah taat kepada seruan raja itu atau seruan lainnya dari kalangan kafirin bukan muslimin. Kita berpegangan kepada ayat:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. ( ,Attahrim 9 
Komentarku:
Kita tidak berkurban sapi bukan karena taat kepada raja itu tapi karena tiada tuntunanya.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan