Berikut ini kami kutipkan
fatwa-fatwa para Imam dan para Ulama mengenai aliran Syi’ah. Mereka itu
mengeluarkan fatwa-fatwa setelah mempelajari dan mengetahui sampai dimana
kesesatan Syiah. Bahkan dari mereka itu ada yang hidup dalam satu zaman dan
satu daerah dengan orang-orang Syiah. Fatwa-fatwa para Imam dan Ulama ini kami
kutip dari kitab “Ushul Mazhab Asy’Syiah Al-Imamiyah Al-Its’naasyariyah” oleh
Dr. Nasir bin Abdullah bin Ali Al Ghifari.
Para Imam dan
para Ulama tersebut dengan tegas menghukum Kafir orang-orang Rofidhoh atau
orang-orang Syiah yang suka mencaci-maki dan mengkafirkan para sahabat, serta
menuduh Siti Aisyah istri Rasulullah SAW berbuat serong dan berkeyakinan bahwa
Al-Qur’an yang ada sekarang ini sudah tidak orisinil lagi (Muharrof).
Diantara para
Imam dan para Ulama yang telah mengeluarkan fatwa-fatwa tersebut adalah :
1. Imam Malik
االامام مالك
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال
: سمعت أبا عبد الله يقول :
قال مالك : الذى يشتم اصحاب النبى
صلى الله عليه وسلم
ليس لهم اسم او قال نصيب فى
الاسلام.
( الخلال / السن: ۲،٥٥٧
)
Al
Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu
Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat
Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal /
As Sunnah, 2-557 )
2. Ibnu Katsir
Ibnu
Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al Fath ayat 29, yang
artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
Beliau
berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil
kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah), yaitu orang-orang yang membenci
para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219)
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219)
3. Imam Al Qurthubi
Imam
Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan penafsirannya
juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela periwayatannya,
maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan membatalkan syariat
kaum Muslimin”. (Tafsir Al Qurthubi, 16-297).
4. Imam Ahmad
الامام احمد ابن حمبل
:
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا عبد الله عمن يشتم
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت ابا عبد الله عمن يشتم
أبا بكر وعمر وعائشة ؟ قال: ماأراه على الاسلام
.
( الخلال / السنة : ۲، ٥٥٧)
( الخلال / السنة : ۲، ٥٥٧)
Al Khalal
meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu
Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya
berpendapat bahwa dia bukan orang Islam”. ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).
Beliau
Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku,
katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata : “Barangsiapa mencela sahabat
Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari”. (Al Khalal /
As Sunnah, 2-558).
Beliau
Al Khalal juga berkata :
وقال الخلال: أخبرنا عبد الله بن
احمد بن حمبل قال : سألت أبى عن رجل شتم رجلا
من اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم
فقال : ما أراه على الاسلام
(الخلال / السنة : ۲،٥٥٧)
“
Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya : “Saya bertanya
kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW.
Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia bukan orang Islam”. (Al Khalal /
As Sunnah, 2-558)
Dalam kitab AS
SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat beliau tentang
golongan Rofidhoh (Syiah) :
“Mereka
itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan
mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja
yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan
Islam.”
5.
Imam Al-Bukhori
الامام البخارى
.
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى
أم صليت خلف اليهود والنصارى
ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا
يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
.
( خلق أفعال العباد :١٢٥)
( خلق أفعال العباد :١٢٥)
Iman Bukhori
berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang
beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi
atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan
tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan
mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan
yang disembelih oleh mereka.” (Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).
6. Al-Faryabi
الفريابى :
روى الخلال قال : أخبرنى حرب بن
اسماعيل الكرمانى
قال : حدثنا موسى بن هارون بن زياد
قال: سمعت الفريابى ورجل يسأله عمن شتم أبابكر
قال: كافر، قال: فيصلى عليه، قال:
لا. وسألته كيف يصنع به وهو يقول لا اله الا الله،
قال: لا تمسوه بأيديكم، ارفعوه
بالخشب حتى تواروه فى حفرته.
(الخلال/السنة: ۲،٥٦٦)
Al Khalal
meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al
Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami : “Saya
mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang
mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah orang
semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku
bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal
orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”. Jawabnya : “Janganlah
kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu
sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”. (Al Khalal / As Sunnah, 6-566)
.
7. Ahmad bin Yunus
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”. (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).
7. Ahmad bin Yunus
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”. (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).
8. Abu Zur’ah Ar-Rozi
أبو زرعة الرازى.
اذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من
أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم
فاعلم أنه زنديق، لأن مؤدى قوله
الى ابطال القران والسنة.
( الكفاية : ٤٩)
Beliau berkata : “Bila anda
melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang sahabat Rasulullah SAW,
maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena ucapannya itu berakibat
membatalkan Al-Qur’an dan As Sunnah”. (Al Kifayah, halaman 49).
9. ABDUL QODIR AL BAGHDADI Beliau berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah
adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan
sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut
kami mereka tidak boleh di sholatkan dan tidak sah berma’mum sholat di belakang
mereka”. (Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).
Beliau
selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib, sebab
mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada’ 10. IBNU
HAZM Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan Syiah
Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah, bahwa Al-Qur’an sesungguhnya
sudah diubah”.
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).
11. ABU HAMID AL GHOZALI Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus terang
mengkafirkan Abu Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah
menentang dan membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka
(para sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan
pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan
keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain”.
Kemudian
kata beliau : “Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai
kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir, maka orang
semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan
orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut Ijma’
kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir”. (Fadhoihul Batiniyyah,
halaman 149).
12.
AL QODHI IYADH
Beliau berkata : “Kita telah
menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan
mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada para Nabi”.
Beliau
juga berkata : “Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari
Al-Qur’an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah
atau ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan Syiah
Ismailiyah”. (Ar Risalah, halaman 325).
13. AL FAKHRUR ROZI Ar Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan
Asyairoh mengkafirkan golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat.
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat.
(Nihaayatul
Uguul, Al Warogoh, halaman 212).
14. SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna Asyariyah dari
sumber-sumber mereka yang terpercaya, beliau berkata : “Seseorang
yang menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa yang terkandung didalamnya,
niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama sekali tidak berhak sebagai orang Islam
dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka”. (Mukhtashor
At Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).
15.
MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI
Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing
dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur’an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur’an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
(Asy
Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)
16.
PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUN
Al Alusi (seorang
penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini
menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah
mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka
ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga
dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah
Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya,
melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya
dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur’an dari kekurangan
dan tambahan”.
(Nahjus
Salaamah, halaman 29-30).
Demikian
telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para Imam dan para Ulama yang dengan tegas mengkafirkan golongan Syiah yang
telah mencaci maki dan mengkafirkan para sahabat serta menuduh Ummul mukminin Aisyah berbuat serong, dan
berkeyakinan bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang ini tidak orisinil lagi
(Mukharrof). Serta mendudukkan imam-imam mereka lebih tinggi (Afdhol) dari para
Rasul.
Semoga fatwa-fatwa
tersebut dapat membantu pembaca dalam mengambil sikap tegas terhadap golongan
Syiah.
“Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya.”
Sumber: http://www.sarkub.com/2012/fatwa-para-imam-dan-ulama-tentang-syiah/“Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya.”
Komentarku ( Mahrus ali):
Klik lagi disini:http://mantankyainu.blogspot.com/2012/09/komentar-imam-syafii-tentang-syiah.html
http://mantankyainu.blogspot.com/2012/09/mengokohkan-ahlussunnah-wal-jamaah-di.html
Artikel Terkait
MENDRAMATISKAN KATA 'KAFIR'?
BalasHapusKufur bisa pula menjadi positif dan proporsional bila bila objeknya memang mesti ditolak. Kekufuran positif adalah segala bentuk penolakan terhadap keburukan dan kebatilan. Allah dalam al-Qur’an memuji orang-orang kafir jenis kedua ini Karena itu barangsiapa yang kufur kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah, ayat 256. Dalam ayat lain, Allah menggambarkan orang-orang yang menyatakan diri sebagai kafir demi berlepas diri dari kekufuran negatif, Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu (kafarna bikum)…” (QS. al-Mumtahanah, ayat 4).
Mukmin sejati pastilah kafir sejati karena ia beriman kepada Allah sekaligus kafir kepada orang-orang zalim (taghut). Karena itu, kita mesti menjadi kafir yang baik.
http://ahlulbaitindonesia.org/berita/index.php/setiap-mukmin-adalah-kafir/