FAQ: LELUHUR, PUSAKA, GURU SEJATI
FAQ : TENTANG LELUHUR, PUSAKA, GURU SEJATI
1. Mas,
mohon dijelaskan bagaimana caranya agar supaya terjalin hubungan atau
komunikasi dengan leluhur. Atau bagaimana tata cara yang harus dilakukan agar
kita dijangkung dan dijampangi oleh leluhur ?
Jawab :
Banyak cara bisa ditempuh.
Antara lain sebagai berikut :
1. Sering mendoakan beliau, dengan doa akan terjalin tali
rasa. Namun doa akan lebih mantab bila tidak hanya dilakukan dari rumah. Cara
ini cenderung mengambil jalan yang paling mudah. Nilai keprihatinannya masih
rendah, sebab perjuangan dan usaha dalam perbuatan nyata belum
termanifestasikan.
2. Agar mendapat tataran “laku” prihatin yang lebih tinggi
hendaknya jangan segan atau sungkan mengunjungi makam beliau. Tidak sekedar
mengunjungi saja, namun rawatlah, bersihkan, rapikan, dan akan lebih bagus bila
ditaburi bunga supaya tampak indah, terasa wangi, segar, tidak serem, dan
tidak seperti kuburan binatang.
3. Setelah itu doakan supaya amal kebaikan diterima di sisi
Tuhan YME, segala kesalahan mendapatkan ampunan. Tempatkan beliau dalam tempat
kemuliaan sejati, lepaso parane jembaro kubure.
4. Perlu diugemi, jika anak turun mengabaikan beliau, jangan
berharap akan dijangkung dan dijampangi. Mohon doa restunya, sebagaimana anda
mohon doa restu kepada orang tua, kakek-nenek, eyang, embah, kaki-nini anda
sendiri yang masih hidup. Perasaan anda jangan anggap sebagai orang sudah mati,
anggap saja para leluhur tak ubahnya sebagai orang masih hidup, dan memang
beliau tetap hidup di dalam kehidupan yang sejati.
5. Lakukan ziarah, merawat makam, menabur bunga (nyekar) dan
mendoakan langsung di makam beliau secara berkala, terutama di saat hari-hari
besar keagamaan, dan pada saat anda akan melaksanakan suatu pekerjaan dan
tugas-tugas besar atau berat.
Komentarku ( Mahrus ali):
Anggapan leluhur masih hidup di alam barzah ternyata bukan ajaran Islam tapi
ajaran kejawen yang telah menjamur dikalangan
ahli bid`ah, namun sangat ditentang kalangan wahabi dan salafy. Sebab
manusia hidup didunia, bila mati, maka tetap mati dan kelak dihari kiamat akan
dibangkitkan lagi. Lihat ayatnya:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ(30)ثُمَّ
إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ(31)
Sesungguhnya kamu akan mati dan
sesungguhnya mereka akan mati (pula). Kemudian sesungguhnya kamu pada hari
kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu. Zumar.
Untuk orang yang mati sahid di jalan
Allah bukan dijalan Thaghut , maka ada
keterangan dia akan hidup sebagaimana
ayat:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ(169)
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang
yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya
dengan mendapat rezki. Ali imran
Artikel Terkait
setuju banget, memang kejawen dia punya ulah, karena untuk semua yang disebutkan diatas terhadap leluhur ahli qubur, ditentang keras oleh AlQuran surat AzZumar ayat 2, yaitu dalam melaksanakan Diinu lillahil kholish menggunakan orang yang sudah mati maka kesesatan yang sangat jauh, ( Yuqorribunaa Zulfaa), jauhilah akan memperoleh azab yang keras jika engkau mengerti.
BalasHapusAlQuran telah mengajarkan berfikir cerdas menurut AlQuran adalah Ulil Albaab, mengapa orang yang sudah mati masih saja dibebankan oleh orang yang hidup alangkah zolimnya perbuatan itu, sedangkan Ruh adalah sudah urusan Allah, dan seharusnya hanya kepada Allahlah kita berpulang, tidak akan mungkin terjadi, pada zaman nabi Musa adalah muzizat dengan menyembelih sapi dan ekornya digunakan ubtuk menghidupkan orang yang sudah mati, untuk mengetahui si pembunuh, itupun hanya sekejap, kemudian mati kembali, dengan persyaratan begitu berat.(AlBaqoroh) demikian pula nabi Isa dapat menghidupkan orang sudah mati untuk membuktikan kepada orang yang mau percaya kepada Isa sebagai seorang nabi dan Rasul dengan izin Allah diperintakan Allah melalui wahyunya, baik Musa dan Isa tidak pernah meminta, hanya perintah melalui wahyu Allah. aku punya keyaqinan untuk orang-orang sekarang hanyalah Jin yang muncul yang ada dikuburan, WATTAQUUNI YAA ULIL ALBAAB, taqwalah orang-orang yang berakal sehat, mengapa ya Allah orang-orang sekarang masih saja mau saja menghubungi orang yang sudah mati, benar-benar akalnya tidak sehat, mengurus orang yang hidup saja sudah repot, bangkai mau dikunjungi malah dibawa pulang kerumah, benar-benar akalnya sudah dikubur hidup-hidup.gelap...gelap...gelap tambah gelap..peteng masih hidup mau jadi mayat berjalan, aha terusin aja kalau maumu siapa yang larang akhirnya menjadi orang yang melebihi hilang ingatannya..........astaghfirullaahal `adziim na`udzubillah, akupun ora ngerti malah banyak sekali para ustadz atau kyainya yang ngajak mati dikuburan, alasannya ziarah kekuburan keramat para wali, padahal yang dimaksud AlBaqoroh 154 Bal ahyaa adalah jariah peninggalan fisik, seperti masjid dan Ilmu tauhid Allahnya yang berkembang masih dimanfaatkan orang lain dalam pendekatan diri kepada Allah swt, contohnya Nabi Muhammad SAW yang masih hidup adalah AlQuran yang diperbuat oleh orang-orang
beriman seolah-olah Rasul masih hidup, dan orang-orang shaleh sudah kondisi tenang disisi Allah, sedangkan yang berdosa sedang disiksa dialam quburnya masing-masing, jika kita sadari contohlah seperti Ibrahim as sebagai peletak dasar Iman yang haniif tanpa membawa alam orang-orang yang sudah mati......................