Seri Pemahaman Iman Ps. Voice of Soul )
Kontributor: Malky Takaendengan
Jika ada pagelaran musik yg menampilkan seorang Penyanyi atau sebuah Group Band, apa yg sebenarnya terjadi ?? Mereka memberi Pertunjukan, Menghibur, atau Sajiankah dan apa yg dilakukan oleh Hadirin ?? Mereka Menonton, Terpukau, dan pasti mendapat Hiburan. Banyak Orang mengira bahwa itulah juga yg terjadi jika ada Penyanyi, Paduan Suara / Koor tampil dlm Ibadah.
Orang mengira bahwa Peran dan Fungsi dari Penyanyi, Paduan Suara / Koor memberi hiburan atau sajian kepada Umat / Jemaat. Umat atau Jemaat dianggap sebagai Penonton yg dipersilahkan menikmati sajian dari Penyanyi, Paduan Suara / Koor.
Itu salah paham !! Peran dan Fungsi Paduan Suara / Koor dlm Gereja pada hakikatnya bukanlah utk memberi sajian dan bukan pula utk menghibur. Kalau begitu apa ?? Supaya jelas, baiklah Kita melihat dulu apa sebabnya Gereja ber-Nyanyi.
Di Alkitab tercatat bahwa Tuhan Yesus ber-Nyanyi ( Matius 26:30 ), ada kemungkinan Nyanyian itu berasal dari Mazmur 114-118 krn terjadi pada Perjamuan Paskah. Tradisi Gereja yg ber-Nyanyi ini ad. kelanjutan dari tradisi Agama Yahudi yg memberi tempat penting bagi ber-Nyanyi dlm Ibadah di bait Allah ( Tradisi ini bisa dilihat di Kitab Nyanyian Mazmur ).
Kemudian dlm perjalanannya, Murid-murid Tuhan Yesus mulai mengadakan kebaktian yg makin terpisah dari Ibadah Agama Yahudi, namun kebiasaan ber-Nyanyi ini tetap dilanjutkan ( Kolose 3:16 ), ayat dlm Kitab Kolose ini mau memperlihatkan bahwa Nyanyian mempunyai fungsi Didaktis ( Pengajaran ) dlm menanamkan Firman Kristus dan utk lengkapnya bahwa dari awalnya, Gereja memandang Nyanyian sebagai sarana Belajar dan Mengajar tentang Kristus ( Efesus 5: 18-19 ).
Siapa yg disuruh ber-Nyanyi oleh kedua ayat itu ?? Jelas, semua warga Gereja. Jadi Gereja adalah Umat yg ber-Nyanyi, sebab dgn ber-Nyanyi ia saling Belajar dan Mengajar tentang Iman dlm Kristus.
Ber- Nyanyi adalah Hakikat Gereja.
Dengan prinsip ini, Kita melihat bahwa segala sesuatu yg bersangkutan dgn Musik Gereja mempunyai Peran dan Fungsi Hakiki sbg pemampu yg memampukan Umat / Jemaat ber-Nyanyi.
Jadi jika Paduan Suara / Koor ber-Nyanyi maka Peran dan Fungsi Hakikinya sebenarnya memampukan Umat ber-Nyanyi, dan ini bukan sama sekali bukan berarti bahwa setelah Paduan Suara / Koor itu ber-Nyanyi maka Umat harus menyanyikan lagu yg sama tetapi yg dimaksud ad. bahwa tugas Paduan Suara / Koor bukanlah sekedar menghibur Umat melainkan memberi Contoh, Topangan, dan Dorongan kpd Umat utk dapat ber-Nyanyi dgn Baik dan Benar.
Mengapa perlu ada Contoh dan Topangan itu ?? Sebab ber-Nyanyi tidaklah mudah, Kita perlu belajar ber-Nyanyi dan tiap-tiap Orang bisa belajar ber-Nyanyi. Kalau Gereja tdk belajar ber-Nyanyi maka dlm Ibadah akan tampak Kelemahan dan Kejanggalan.
Kelemahan pertama ad. bahwa Umat / Jemaat kurang memahami sifat sebuah Nyanyian padahal tiap Nyanyian mempunyai Karakter, Pesan, dan Makna yg berbeda. Banyak Orang mengira bahwa semua Nyanyian Gereja ad. Pujian padahal tdk semua Nyanyian Gereja merupakan Pujian, ada pula Nyanyian yg bersifat lain seperti, Mis: Penyesalan, Pengakuan Percaya, Penyerahan Diri, Pengucapan Syukur, Pengakuan Dosa, dll.
Tiap karakter mempunyai cara pengungkapan tersendiri dimana Nyanyian yg bersifat Pujian cocok diungkapkan dgn Perasaan Gembira, tetapi Penyesalan atau Permohonan lebih cocok di Nyanyikan dgn Perasaan Syahdu.
Kelemahan lainnya yg sering terjadi ad. menyanyikan sebuah lagu dgn tempo yg keliru padahal tiap lagu termasuk pada kategori tertentu : Sangat lamban, Sedang, Agak cepat, Cepat, dsb nya. Kelemahan lain juga ad. Teknik pengambilan Nafas pada tempat yg keliru.
Itulah sebabnya Kita memerlukan Paduan Suara / Koor, Solois, juga Pengajar Nyanyian serta Komisi Musik , dll supaya itu semua memampukan Umat / Jemaat ber-Nyanyi dgn Baik dan Benar. Untuk itu, Paduan Suara / Koor perlu terus menerus berlatih supaya benar-benar bisa menopang Umat ber- Nyanyi, memampukan Umat menyanyikan Melodi Nyanyian dgn Indah sambil menghayati Jiwa Kalimat-kalimat Lagu itu, dan mengucapkan Kata-kata Nyanyian itu dgn Jelas dan Terang yaitu dgn Artikulasi yg betul sesuai dgn Aksentuasi Lagu yg bersangkutan.
Mengapa Nyanyian itu begitu penting utk kita ?? Karena Kita ber- Nyanyi utk Tuhan, sebab Nyanyian ad. ungkapan Lubuk Hati Orang Percaya yg membumbung keatas kehadapan Hadirat Tuhan. Sama dgn Doa, Nyanyian juga ad. sebuah Misteri hubungan antara Manusia dgn Tuhan Allah dan Kita tdk mengerti mengapa Manusia boleh ber- Nyanyi bagi Tuhan ?? Tetapi buktinya Kita boleh, itu sebabnya Kita ber- Nyanyi.
” Gereja yg tidak ber- Nyanyi bukanlah Gereja “
Tulis KARL BARTH seorang Teolog besar di abad ke 20, tetapi tentunya bukan asal ber- Nyanyi melainkan ber- Nyanyi dgn Baik dan Benar.
” Selamat ber- Nyanyi “
Artikel : Dari Buku Seri Selamat, ( karya Dr. Andar Ismail )
Sumber: http://voiceofsoul.wordpress.com/2007/09/13/peran-dan-fungsi-paduan-suara-koor-di-gereja/
Kontributor: Malky Takaendengan
Jika ada pagelaran musik yg menampilkan seorang Penyanyi atau sebuah Group Band, apa yg sebenarnya terjadi ?? Mereka memberi Pertunjukan, Menghibur, atau Sajiankah dan apa yg dilakukan oleh Hadirin ?? Mereka Menonton, Terpukau, dan pasti mendapat Hiburan. Banyak Orang mengira bahwa itulah juga yg terjadi jika ada Penyanyi, Paduan Suara / Koor tampil dlm Ibadah.
Orang mengira bahwa Peran dan Fungsi dari Penyanyi, Paduan Suara / Koor memberi hiburan atau sajian kepada Umat / Jemaat. Umat atau Jemaat dianggap sebagai Penonton yg dipersilahkan menikmati sajian dari Penyanyi, Paduan Suara / Koor.
Itu salah paham !! Peran dan Fungsi Paduan Suara / Koor dlm Gereja pada hakikatnya bukanlah utk memberi sajian dan bukan pula utk menghibur. Kalau begitu apa ?? Supaya jelas, baiklah Kita melihat dulu apa sebabnya Gereja ber-Nyanyi.
Di Alkitab tercatat bahwa Tuhan Yesus ber-Nyanyi ( Matius 26:30 ), ada kemungkinan Nyanyian itu berasal dari Mazmur 114-118 krn terjadi pada Perjamuan Paskah. Tradisi Gereja yg ber-Nyanyi ini ad. kelanjutan dari tradisi Agama Yahudi yg memberi tempat penting bagi ber-Nyanyi dlm Ibadah di bait Allah ( Tradisi ini bisa dilihat di Kitab Nyanyian Mazmur ).
Kemudian dlm perjalanannya, Murid-murid Tuhan Yesus mulai mengadakan kebaktian yg makin terpisah dari Ibadah Agama Yahudi, namun kebiasaan ber-Nyanyi ini tetap dilanjutkan ( Kolose 3:16 ), ayat dlm Kitab Kolose ini mau memperlihatkan bahwa Nyanyian mempunyai fungsi Didaktis ( Pengajaran ) dlm menanamkan Firman Kristus dan utk lengkapnya bahwa dari awalnya, Gereja memandang Nyanyian sebagai sarana Belajar dan Mengajar tentang Kristus ( Efesus 5: 18-19 ).
Siapa yg disuruh ber-Nyanyi oleh kedua ayat itu ?? Jelas, semua warga Gereja. Jadi Gereja adalah Umat yg ber-Nyanyi, sebab dgn ber-Nyanyi ia saling Belajar dan Mengajar tentang Iman dlm Kristus.
Ber- Nyanyi adalah Hakikat Gereja.
Dengan prinsip ini, Kita melihat bahwa segala sesuatu yg bersangkutan dgn Musik Gereja mempunyai Peran dan Fungsi Hakiki sbg pemampu yg memampukan Umat / Jemaat ber-Nyanyi.
Jadi jika Paduan Suara / Koor ber-Nyanyi maka Peran dan Fungsi Hakikinya sebenarnya memampukan Umat ber-Nyanyi, dan ini bukan sama sekali bukan berarti bahwa setelah Paduan Suara / Koor itu ber-Nyanyi maka Umat harus menyanyikan lagu yg sama tetapi yg dimaksud ad. bahwa tugas Paduan Suara / Koor bukanlah sekedar menghibur Umat melainkan memberi Contoh, Topangan, dan Dorongan kpd Umat utk dapat ber-Nyanyi dgn Baik dan Benar.
Mengapa perlu ada Contoh dan Topangan itu ?? Sebab ber-Nyanyi tidaklah mudah, Kita perlu belajar ber-Nyanyi dan tiap-tiap Orang bisa belajar ber-Nyanyi. Kalau Gereja tdk belajar ber-Nyanyi maka dlm Ibadah akan tampak Kelemahan dan Kejanggalan.
Kelemahan pertama ad. bahwa Umat / Jemaat kurang memahami sifat sebuah Nyanyian padahal tiap Nyanyian mempunyai Karakter, Pesan, dan Makna yg berbeda. Banyak Orang mengira bahwa semua Nyanyian Gereja ad. Pujian padahal tdk semua Nyanyian Gereja merupakan Pujian, ada pula Nyanyian yg bersifat lain seperti, Mis: Penyesalan, Pengakuan Percaya, Penyerahan Diri, Pengucapan Syukur, Pengakuan Dosa, dll.
Tiap karakter mempunyai cara pengungkapan tersendiri dimana Nyanyian yg bersifat Pujian cocok diungkapkan dgn Perasaan Gembira, tetapi Penyesalan atau Permohonan lebih cocok di Nyanyikan dgn Perasaan Syahdu.
Kelemahan lainnya yg sering terjadi ad. menyanyikan sebuah lagu dgn tempo yg keliru padahal tiap lagu termasuk pada kategori tertentu : Sangat lamban, Sedang, Agak cepat, Cepat, dsb nya. Kelemahan lain juga ad. Teknik pengambilan Nafas pada tempat yg keliru.
Itulah sebabnya Kita memerlukan Paduan Suara / Koor, Solois, juga Pengajar Nyanyian serta Komisi Musik , dll supaya itu semua memampukan Umat / Jemaat ber-Nyanyi dgn Baik dan Benar. Untuk itu, Paduan Suara / Koor perlu terus menerus berlatih supaya benar-benar bisa menopang Umat ber- Nyanyi, memampukan Umat menyanyikan Melodi Nyanyian dgn Indah sambil menghayati Jiwa Kalimat-kalimat Lagu itu, dan mengucapkan Kata-kata Nyanyian itu dgn Jelas dan Terang yaitu dgn Artikulasi yg betul sesuai dgn Aksentuasi Lagu yg bersangkutan.
Mengapa Nyanyian itu begitu penting utk kita ?? Karena Kita ber- Nyanyi utk Tuhan, sebab Nyanyian ad. ungkapan Lubuk Hati Orang Percaya yg membumbung keatas kehadapan Hadirat Tuhan. Sama dgn Doa, Nyanyian juga ad. sebuah Misteri hubungan antara Manusia dgn Tuhan Allah dan Kita tdk mengerti mengapa Manusia boleh ber- Nyanyi bagi Tuhan ?? Tetapi buktinya Kita boleh, itu sebabnya Kita ber- Nyanyi.
” Gereja yg tidak ber- Nyanyi bukanlah Gereja “
Tulis KARL BARTH seorang Teolog besar di abad ke 20, tetapi tentunya bukan asal ber- Nyanyi melainkan ber- Nyanyi dgn Baik dan Benar.
” Selamat ber- Nyanyi “
Artikel : Dari Buku Seri Selamat, ( karya Dr. Andar Ismail )
Sumber: http://voiceofsoul.wordpress.com/2007/09/13/peran-dan-fungsi-paduan-suara-koor-di-gereja/
Komentarku
( Mahrus ali):
Paling
asyik dengan sholawatan, sya`ir , kasidah adalah ahli bid`ah yang bermadzhab Asy`ari
dan al Maturidi, bukan ahlus sunnah yang mengacu kepada al Quran dan hadis. Ahli
bid`ah melantunkan syair itu di dalam masjid sebagaimana Kristen melantunkannya
di Greja. Kalau di masjid wahabi , maka sya`ir – syair itu tidak ada. Jadi
mereka beda sangat dengan ahli bid`ah dan Kristen.Masjid Rasul juga sama dengan masjid wahabi, bukan ahli bid`ah
Kebanyakan
syair yang di lantunkan kalangan ahli bid`ah yang anti dalil dan senang dengan
pendapat ulam ini mengandung kesyirikan. Baca disini:
Kesyirikan dalam Burdah Al-Bushiri
Klik disini: http://mantankyainu.blogspot.com/2013/04/kesyirikan-dalam-burdah-al-bushiri.html
Komentar Ulama Saudi tentang Burdah
Klik disini:
http://mantankyainu.blogspot.com/2011/01/komentar-ulama-saudi-tentang-burdah.html
Apalagi sya`ir – syair yang dibaca ketika akan salat, semisal syair tanpa wathon yang menyesatkan . Boleh baca disini:
Pembaca syair syirik
Klik disini: http://mantankyainu.blogspot.com/2013/05/pembaca-syair-syirik.html
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart
freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan