Terkait dengan banyaknya pertanyaan apakah benar Ketua Umum PP
Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin memimpin tahlilan pada malam
Ketiga meninggalnya Ketua MPR RI almarhum H. Taufiq Kiemas, Mustofa B.
Nahrawardaya dari Media Centre PP Muhammadiyah menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:
“Ini bukan tahlilan dalam Muhamadiyah, ini sekadar takziah. Saya hadir untuk memberikan ceramah mengenai makna kematian,” kata Din saat ditemui sebelum memberikan ceramah, Senin (10/6/2013).
Pertama, TIDAK BENAR Ketua
Umum PP Muhammadiyah memimpin tahlilan tersebut. Selain memang tahlilan
bukan tradisi Muhammadiyah, Din Syamsuddin juga tidak bisa memimpin
tahlilan.
Kedua, Ketua
Umum PP Muhammadiyah diundang Keluarga Besar Hj. Megawati Soekarno Putri
pada malam itu, adalah dalam rangka untuk memberikan ceramah takziyah.
Bahkan, beliau hadir malam itu, sesudah tahlilan selesai dipimpin oleh
Ketua PBNU H. Said Agil Siraj.
Ketiga, di kediaman
almarhum memang banyak jamaah yang hadir dari berbagai kalangan.
Diantara mereka, ada yang tahlilan, dan juga ada yang hanya mendengarkan
taushiyah, bahkan ada yang sekedar duduk-duduk saja karena memang bukan
Muslim. Oleh karenanya, ceramah takziyah tersebut dilakukan bukan
bagian dari tahlil.
Keempat, ada
informasi dari beberapa wartawan yang meliput di rumah almarhum.
Beberapa jam sebelumnya, para wartawan mengaku menerima informasi broadcast melalui BBM (BlackBerryMessenger),
bahwa malam itu tahlilan dan ceramah takziyah akan dipimpin oleh Ketua
Umum PP Muhammadiyah. Padahal yang dimaksud dalam informasi itu,
tahlilan akan dipimpin oleh Ketua PBNU Said Agil Siraj, dan ceramah
takziyah oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Sebelumnya diberitakan Kompas, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Din Syamsudin menghadiri acara tahlilan yang dilangsungkan di kediaman
almarhum Ketua Umum MPR RI Taufiq Kiemas, Senin (10/6/2013). Pada
kesempatan ini, Din akan memberikan tausiah seputar kematian kepada
setiap tamu yang hadir pada acara ini.“Ini bukan tahlilan dalam Muhamadiyah, ini sekadar takziah. Saya hadir untuk memberikan ceramah mengenai makna kematian,” kata Din saat ditemui sebelum memberikan ceramah, Senin (10/6/2013).
Komentarku ( Mahrus ali):
Kehadiran seperti Din Syamsuddin ini
insya Allah diperkenankan bukan dilarang karena ada alasan menyampaikan dakwah,
bukan ikut ritual kebid`ahan, tapi ingin menyampaikan ajaran Islam dikalangan
mereka . Bila sekedar hadir saja tanpa ada pesan dakwah, malah ikut ritual itu,
lalu di dakwahi. Ini yang tidak diperkenankan bukan diperintahkan atau
disunnahkan.Ikutilah ayat ini:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ(125)
Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. Nahel 125
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart
freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan