Kata pengantar:
Kalau ajaran kristen sudah
banyak berobah dan masih mengaku ajaran Tuhan.
Kalau ajaran Syi`ah sudah banyak
yang berobah dari ajaran Islam dan masih mengaku paling benar.
Kalau ajaran ahli bid`ah yang
banyak kesyirikan dan kebid`ahannya masih mengaku benar dan termasuk Islam yang
rahmatan lil alamin
Kalau ajaran mereka yang
fanatisme pada guru dengan taklid buta padanya masih di anggap paling nyunnah
Maka ingatlah setiap golongan mengaku paling benar. Pada
hal bergolong – golong adalah kesyirikan yang harus di hindari bukan tauhid
yang harus di dekati. Ingatlah firmanNya:
فَأَقِمْ
وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ(30)مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا
الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali
bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka. Surat Rum.
Dan inilah jawabanku ke 13
Kiyai Ahmad Rifai Alif
Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam di Islamic
University of Jakarta menulis:
TANBIHUN.COM-
Yai Mahrus berkata :
Silahkan bermusawarohYai Mahrus berkata :
Sepuluh tahun saya menghindari makanan yang ada cukanya, sebab cuka adalah haram, bukan halal. Ia dari khamar, bagaimanakah bisa di halalkan. Mestinya di haramkan sebagaimana khamar.
Saya tuangkan masalah ini
pada teman – teman fb untuk sharing agar bisa adu argumentasi yang berdalil,
bukan akal – akalan atau mengikuti pendapat leluhur tanpa dalil. Salah sekali,
bukan agak benar bila kita anggap bahwa ajaran yang sudah kita terima ini final
– ya`ni tidak boleh di koreksi atau di padukan dengan dalil. Karena itu, kita
bermusawaroh agar bisa menemukan kebenaran dan terhindar dari kesalahan sebelum
mati.
KOMENTAR SAYA ABI AZKA
Perkara anda mau menghindari
makanan yang ada cukanya, itu adalah hak panjenengan. Namun mengharamkan
sesuatu dengan serampangan itulah yang harus kita diskusikan. Apalagi jika
njenengan sudah berprilaku menentang Ijma’ sebab Imam Nawawi mengatakan
halalnya cuka (yang berubah dengan sendirinya) itu telah menjadi kesepakatan
para ulama’
وَأَجْمَعُوا أَنَّهَا إِذَا اِنْقَلَبَتْ بِنَفْسِهَا خَلًّا طَهُرَتْ
SYARAH NAWAWI 6/482
Saya ( Mahrus ali ) menjawab
Setahu saya, saya
menghalalkan atau mengharamkan sesuatu
dengan dalil, bukan serampangan. Tolong
tunjukkan ajaran saya yang tertuang dalam buku atau artikel yang
serampangan tanpa merujuk dalil. Jangan membuat fitnah dalam hal cuka ini, tapi berkatalah dengan bukti. Anda yang katanya sudah berhati – hati, juga
masih tetap menyalahi tuntunan dalam salat dikarpet sampai mati, makan Ayam dan
Telor terus. Pada hal para sahabat tidak
memakannya. Dan anda masih tetap makan cuka
dari khamer ini sampai mati juga.
Kali ini anda mengatakan via pendapat Imam Nawawi yang menyatakan
Ijma` bila khamar menjadi cuka dengan
sendirinya. Kalau menjadi cuka di campuri sesuatu atau dengan olah tangan
manusia, maka hukumnya najis, tidak
suci. Ini perlu dalil, tidak boleh akal – akalan atau
ikut pendapat ulama tanpa dalil. Ikutilah dalil sekalipun
bertentangan dengan pendapat ulama.
dan saya tidak tahu dalilnya.
Syaikh Muhammad
Shaleh al munajjid menulis sbb:
لا يجوز معالجة الخمر
لنزع الكحول منها ، وهو يشبه ما ذكره العلماء من تحريم تخليل الخمر
.
Tidak diperkenankan mengolah khamar untuk mencabut
alkoholnya. Ia mirip sekali dengan apa
yang disebut oleh para ulama
tentang haram menjadikan cuka
dari khamer.
وذلك
لأننا مأمورون في الخمر باجتنابها ، كما قال تعالى : (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا
الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ
الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)
.
Hal itu, karena kita diperintahkan untuk menghindari khamer sebagaimana Allah taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Maidah 90
"واجتناب الشيء : هو التباعد
عنه ، بأن تكون في غير الجانب الذي هو فيه " انتهى " أضواء البيان" (3/33) .
Ijtinabus syai` adalah
menjauhinya – kamu tidak boleh disisi yang ada khamarnya. ………… Adhwa`ul
bayan 33/3
والقيام
بمعالجتها لإزالة الكحول منها يتنافى مع اجتنابها
Mengolah khamar dengan menghilangkan al koholnya
bertentangan dengan perintah menghindarinya.
قال شيخ الإسلام ابن
تيمية رحمه الله : " لأن اقتناء الخمر محرم ، فمتى قصد باقتنائها التخليل كان قد فعل
محرماً". انتهى من "مجموع الفتاوى" (21 / 503)
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah berkata: Sebab,
menyimpan khamer di haramkan. Bila
bermaksud untuk membikinnya cuka, maka
termasuk menjalankan keharaman. ………………
dari Majmua` al fatawa 503/21
وقد ثبت عن النبي صلى
الله عليه وسلم النهي عن تخليل الخمر ، فروى مسلم (1983) عنْ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه (أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ الْخَمْرِ
تُتَّخَذُ خَلًّا فَقَالَ: لَا) . والله
أعلم
Sungguh telah ada
hadis sahih dari Nabi SAW larangan untuk membikin cuka dari khamer. Imam Muslim
meriwayatkan 1983 dari Anas
bin Malik ra : sesungguhnya Nabi
SAW ditanya tentang khamer dijadikan
cuka. Beliau menjawab: " Jangan " ( atau tidak
boleh ) . Wallahu a`lam . Kiyai Ahmad Rifai Alif Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam di Islamic University of Jakarta menulis
Adapun cuka yang berasal dari khomr dan berubah dengan campur tangan manusia maka hukumnya tetap haram.
Jika yang njenengan maksud adalah cuka jenis yang kedua ini maka saya sepakat yai. Namun ternyata dalam penjelasan njenengan setelah ini, njenengan terkesan mencampur adukkan dan gebyah uyah bahwa semua cuka itu mutlak haramnya.
Saya ( Mahrus ali ) menjawab
Bagi saya seluruh cuka yang dari khamar tidak boleh dimakan baik dengan pengolahan manusia atau menjadi cuka dengan sendirinya.
Aneh bin ajaib, khamar yang menjadi cuka dengan sendirinya halal. Dan khamar yang menjadi cuka dengan olahan tangan manusia haram. Ini memang ajaran saya di pondok pesantren dulu. Dan saya sekarang kan sudah keluar dari pondok, ya sudah tentu beda dengan dulu.
Bila kiyai menemukan cuka, lalu dimakan saja. Pada hal kiyai tidak tahu apakah pabrik cuka ini membikin cuka dari khamar dengan pengolahan atau menjadi cuka dengan sendirinya. Sulit di teliti. Dan kebanyakan manusia tidak perduli hal ini , lalu di makan saja. Kalau saya mudah, cuka adalah haram karena dari khamar, tidak bisa dikatakan cuka halal sekalipun dari khamar.
Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis lagi:
Dialog Ringan Dengan Kyai Mahrus Ali Tentang Keharaman Cuka
Cuka Diharamkan
Cuka dari khamar ,hindarilah
karena taat kepada Rasulullah S.A.W. dalam hadisnya :
Jabir bin Abdillah ra berkata :” Rasulullah SAW waktu penaklukan kota Mekkah bersabda :
Jabir bin Abdillah ra berkata :” Rasulullah SAW waktu penaklukan kota Mekkah bersabda :
َ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ فَإِنَّهَا يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ فَقَالَ لَا هُوَ حَرَامٌ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ إِنَّ اللَّهَ لَمَّا حَرَّمَ شُحُومَهَا جَمَلُوهُ ثُمَّ بَاعُوهُ فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ
Sesungguhnya Allah dan
rasulNya telah mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi dan berhala. Di
katakan : “ Wahai Rasulullah ! Bagaimana pendapatmu tentang lemak bangkai .Ia
di pakai untuk mengecat sampan – sampan , meminyaki kulit –kulit lalu dibuat
lampu. Rasulullah SAW bersabda : “ Ia haram “. Lalu beliau bersabda saat itu :”
Semoga Allah melaknat orang – orang Yahudi , sesungguhnya Allah mengharam kan
lemak bangkai ,lalu mereka hiasi,lalu dijual lalu uangnya di makan . KOMENTAR
SAYA, ABI AZKA
Dalil ini tidak bisa
dijadikan hujjah pengharaman cuka, sebab antara khomr dan cuka adalah sesuatu
hal yang berbeda meskipun betul bahwa cuka terbuat dari khomr. Sebagaimana beda
hokum dan keadaan antara anggur dan khomr, meskipun khamar terbuat dari anggur.
Saya ( Mahrus ali ) menjawab:
Baca lagi perkataan saya:
Cuka dari khamar ,hindarilah karena taat kepada Rasulullah S.A.W. dalam
hadisnya. Ya , sudah tentu cuka dan
khamar adalah sama dalam masalah menjual belikannya atau meminumnya.
Sebab khamar haram, lalu cuka yang
terbuat darinya tidak boleh dikatakan
halal.
Kalau anggur halal, lalu dibuat
khamar , ya sudah tentu dilarang alias
haram. Beda sekali dengan cuka
dari khamar yang haram.
Karena kebiasaan orang Yahudi
masih menjual belikan apa yang di haramkan, yaitu lemak bangkai . Saya hawatir
kaum muslimin juga masih
memanfaatkan khamar yang diharamkan itu , lalu dibuat cuka lalu di makan dan
dijual belikan. Saya hawatir mereka itu sama dengan perangai Yahudi yang memanfaatkan keharaman untuk mencari uang.
Yai Mahrus berkata :….
Ada hadis sbb :
2051 حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ الْأُدُمُ أَوِ الْإِدَامُ الْخَلُّ
……………. Dari Aisyah ra ,
sesungguhnya Nabi S.A.W. bersabda :” sebaik- baik bumbu adalah cuka atau bumbu
adalah cuka “.2 Ia juga diriwayatkan oleh Tirmizi 3:
قَالَ أَبو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ
Abu isa ( Imam Tirmizi )
berkata Itu hadis hasan sahih ghorib (nyeleneh ) dari jalur ini ,kami tidak
mengetahui hadis tsb dari hadis Hisyam bin Urwah kecuali dari hadis Sulaiman
bin Bilal 4
KOMENTAR SAYA , ABI AZKA
Ini adalah salah satu sifat
tadlis yang keji, menyuguhkan sebuah hadits yang ghorib meskipun shahih, hadits
di atas juga di bawakan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomor 3823:
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ الْأُدُمُ أَوْ الْإِدَامُ الْخَلُّ
Baiklah hadits tersebut
memang ghorib, dan sekali lagi mungkin saya harus katakan bahwa hadits ghorib
itu bisa maqbul dan juga bisa marduud, lagi pula perkataan Imam Tirmidzi
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ
Ini mengindikasikan bahwa yang ghorib bukan matan (redaksinya) namun sanadnya, sebab riwayat ni’mal idaamu alkhol hanya di jumpai pada hadits Hisyam bin Urwah yang melalui jalur Sulaiman bin Bilal .Saya ( Mahrus ali ) menjawab:
Anda menulis :
Ini adalah salah satu sifat tadlis yang keji, menyuguhkan sebuah hadits yang ghorib meskipun shahih, hadits di atas juga di bawakan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomor 3823
Anda menyatakan :
Ini adalah salah satu sifat tadlis yang keji
Saya ( Mahrus ali ) menjawab
Mana dalam kalimat saya ada tadlis yang keji itu. Setahu saya, tadlis itu menyimpan perawi lemah untuk tujuan agar hadis itu dianggap sahih dan tidak di anggap lemah, karena perawinya terpercaya bukan perawi lemah yang disimpan tadi. Saya bukan perawi hadis hingga bisa berbuat tadlis yaitu menyimpan perawi lemah.
Anda menyatakan:
menyuguhkan sebuah hadits yang ghorib meskipun shahih, hadits di atas juga di bawakan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomor 3823
Saya ( Mahrus ali ) menjawab
Meski hadis Aisyah itu di riwayatkan oleh Muslim tapi tetap tafarrud pada perawi bernama Sulaiman bin Bilal. Hadis tsb lemah. Bahkan munkar, bukan hadis sahih yang bisa dibuat pegangan, tapi lemah yang harus dilepaskan.
روى
سليمان بن بلال عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة عن النبي صلى الله عليه وسلم ( نعم
الإدام الخل ) (18) و
( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) (19)
سئل عنهما أبو حاتم فقال ( هذا حديث منكر بهذا الإسناد ) (20)
وقال ابن رجب ( ذكرنا أن كثيرا من الحفاظ استنكروه ـ يعني الحديث الأول ـ على سليمان بن بلال ، منهم أحمد وأبو حاتم وأحمد بن صالح وغيرهم ، وكذلك قال جماعة منهم في حديث ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) بهذا الإسناد ) (21)
(18) مسلم (1621) ، الترمذي (1845) ، ابن ماجة (3316)
(19) مسلم (2046) ، أبوداود (3831) ، الترمذي (1820) ، ابن ماجة ( 3327)
(20) علل الحديث (2/293)
(21) شرح علل الترمذي (2/ 651)
Sulaiman bin Bilal dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah dari Nabi
SAW " Sebaik baik bumbu adalah cuka. ( 18 ) . Dan rumah yang tidak
ada kurma akan membikin lapar penghuninya. ( 19 ) . سئل عنهما أبو حاتم فقال ( هذا حديث منكر بهذا الإسناد ) (20)
وقال ابن رجب ( ذكرنا أن كثيرا من الحفاظ استنكروه ـ يعني الحديث الأول ـ على سليمان بن بلال ، منهم أحمد وأبو حاتم وأحمد بن صالح وغيرهم ، وكذلك قال جماعة منهم في حديث ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) بهذا الإسناد ) (21)
(18) مسلم (1621) ، الترمذي (1845) ، ابن ماجة (3316)
(19) مسلم (2046) ، أبوداود (3831) ، الترمذي (1820) ، ابن ماجة ( 3327)
(20) علل الحديث (2/293)
(21) شرح علل الترمذي (2/ 651)
Abu Hatim ditanya tentang dua hadis itu, lalu di jawab: Hadis ini adalah munkar dengan sanad ini. ( 20 )
Ibn Rajab berkata: Kami sebutkan bahwa kebanyakan hafidh hadis ingkar kepadanya – ya`ni hadis pertama yang disandarkan kepada Sulaiman bin Bilal itu. Di antara mereka adalah Imam Ahmad, Abu Hatim, Ahmad bin Shalih dll. Begitu juga segolongan mereka menyatakan seperti itu pada hadis " Rumah yang tidak ada kurma akan membikin keluarganya lapar " dengan sanad ini.
Anda menyatakan lagi:
Lihat komentar Ibnu Baththoh :
قال ابن بطة: “ليس يعرف هذا الحديث من حديث عائشة إلا من هذا الطريق، ولا رواه عن هشام بن عروة إلا سليمان بن بلال. وهو حديث صحيح طريقه مستقيم؛ ولكن الحديث المشهور حديث جابر”- الذهبي في السير 10/130-12/229-230
Hadits ini tidak dikenal dari
Aisyah kecuali melalui jalur ini, dan hadits itu tidak dikenal dari hisyam bin
urwah kecuali melalui sulaiman bin bilal, dan itu adalah hadits shahih jalurnya
lurus, akan tetapi yang masyhur adalah hadits dari Jabir Ra.
Saya ( Mahrus ali ) menjawab
Hadis Aisyah yang
tafarrud itu di sahihkan oleh Ibn Batthah dan dilemahkan kalangan ulama hadis yang dulu.
،وقال الإمام أحمد :"لا تكتبوا هذه
الأحاديث الغرائب فإنها مناكير ، وعامتها عن الضعفاء
".
Imam
Ahmad berkata: Janganlah menulis hadis – hadis
yang gharib ( nyeleneh ) Sesungguhnya ia adalah hadis yang munkar . Dan kebanyakanya adalah lemah.
قال عبد الله بن المبارك :"العلم
هو الذي يجيئك من ههنا
ومن ههنا - يعني المشهور -"
Abdullah
bin al Mubarak berkata:
Ilmu adalah yang datang dari
sini dan sini – maksudnya mashur ( bukan gharib atau tafarrud ) .
والتفرد:هو ما يقول فيه المحدثون النقاد
:" حديث غريب "، أو " تفرد به فلان
"، أو " هذا حديث لا يعرف إلاّ من هذا
الوجه" أو"لا نعلمه يروى عن فلان إلاّ من حديث فلان".
Tafrrud
adalah apa yang dikatakan oleh pakar keritikus
hadis: Ini hadis gharib "
atau ini hadis yang hanya fulan yang
meriwayatkannya" atau ini hadis yang tidak diketahui kecuali dari jalur
ini" atau kami tidak mengetahui
hadis itu diriwayatkan dari fulan kecuali
dari hadis fulan.
Lihat di
tafarrud fi riwayah karya
DR Abd Kadir al Muhammadi.
Anda menyatakan lagi:
Saya menyayangkan saat
njenengan mengutip keghoriban hadits diatas kemudian diam dan tidak mau melirik
pada hadits-hadits lain yang juga shahih yaitu riwayat Jabir. Sehingga orang
awwam yang hobbi taklid membabi buta langsung percaya begitu saja seolah-olah
hadits yang membicarakan tentang ni’mal idaamu al khol hanya hadits yang
panjenengan nukil saja, sehingga banyak yang terpesona dan meyakini bahwa apa
yang Yai Mahrus katakana adalah yang paling haq. Dan kesimpulannya bersifat
final.
Saya ( Mahrus ali ) menjawab:
Tidak benar apa yang anda
katakan, meng ada – ada, bukan apa
adanya. Lihat saya dulu juga mengutip hadis Jabir. Bacalah lagi sbb:
Anda menyatakan lagi:
Padahal njenengan berulang
kali menukil pendapat Al Mubarokfuriy dalam Tuhfatul Ahwadzi, namun kenapa
hadits ini tidak ditampakkan oleh beliau?.
حَدَّثَنَا
عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ الْبَصْرِيُّ
حَدَّثَنَا
مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ
عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ
الْإِدَامُ الْخَلُّ
قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ مُبَارَكِ بْنِ سَعِيدٍ
Abdah bin Abdillah Al
Khuza’iy Al Bashriy menceritakan kepadaku, Muawwiyah bin Hisyam menceritakan
kepadaku dari Sufyan, dari Muharibbin Dinar dari Jabir dari Nabi Shalallohu
alaihi wasallam berkata, sebaik-baiknya lauk adalah cuka.
Abu Isa berkata, ini hadits
paling shahih dari hadits Mubarok bin Said
Tuhfatul ahwadzi juz 5/50
Tuhfatul ahwadzi juz 5/50
Saya ( Mahrus ali ) menjawab:
Saya kutipkan suatu dialog di ahlul hadis
com, tentang perawi Muawiyah bin Hisyam yang menyampaikan hadis : Sebaik – baik lauk atau bumbu adalah cuka.
وأجاب
الزيلعي : بأن معاوية هذا من رجال مسلم. ( )
قلت : وكونه من رجال مسلم لا ينفي ضعفه ، وكلام المحدثين فيه يدل على أمرين :
أ – أن فيه ضعفا.
ب – أن روايته عن الثوري بالذات أشد ضعفا من روايته عن شيوخه الآخرين ، وهو في رواية الدارقطني هذه قد روى هذا الحديث عن الثوري.
وإليك كلام بعض المحدثين في هذا الرجل :
قال فيه أحمد ابن حنبل : هو كثير الخطأ ، وقال عثمان بن أبي شيبة : رجل صدق ، وليس بحجة ، وقال ابن حجر : صدوق له أوهام ، وقال ابن عدي : أغرب عن الثوري بأشياء ، وأرجو أنه لا بأس به ، وقال ابن معين : هو صالح وليس بذاك ، وذكره ابن حبان في الثقات ، وقال : ربما أخطأ.
Zaila`I menjawab: Sesungguhnya Muawiyah bin Hisyam termasuk perawi muslim . قلت : وكونه من رجال مسلم لا ينفي ضعفه ، وكلام المحدثين فيه يدل على أمرين :
أ – أن فيه ضعفا.
ب – أن روايته عن الثوري بالذات أشد ضعفا من روايته عن شيوخه الآخرين ، وهو في رواية الدارقطني هذه قد روى هذا الحديث عن الثوري.
وإليك كلام بعض المحدثين في هذا الرجل :
قال فيه أحمد ابن حنبل : هو كثير الخطأ ، وقال عثمان بن أبي شيبة : رجل صدق ، وليس بحجة ، وقال ابن حجر : صدوق له أوهام ، وقال ابن عدي : أغرب عن الثوري بأشياء ، وأرجو أنه لا بأس به ، وقال ابن معين : هو صالح وليس بذاك ، وذكره ابن حبان في الثقات ، وقال : ربما أخطأ.
Saya ( Ibrahim Muhammad Abdullah al Hasani )menjawab:
Dia termasuk perawi Muslim tidak meniadakan kelemahannya> Perkataan ahli hadis disini menunjukkan dua perkara:
1. terdapat kelemahan padanya.
2. Muawiyah meriwayatkan dari Tsaury sendiri lebih lemah
dari pada dia meriwayatkan dari guru –
guru lain . Dan dia di riwayat Daroquthni meriwayatkan hadis ini dari Tsauri ( maksudnya hadis Nabi mencium sebgain istrinya lalu
menjalankan salat - ketepatan ada kemiripan sanad hadisnya dengan hadis yang lagi kita bicarakan ini )
Ini perkataan sebagian pakar
hadis tentang Muawiyah bin Hisyam tadi.
Imam Ahmad berkata: Dia sering keliru.
Usman bin Abi Syaibah Berkata: Dia berkata benar tapi
bukan hujjah
Ibnu Hajar berkata: Suka
berkata benar tapi banyak keliru
Ibnu Ady berkata: Lebih
nyeleneh dari pada Tsauri , aku berharap
tiada masalah.
Ibnu Ma`in berkata: Dia layak
tapi tidak begitu ( ya`ni ada kurang pasnya ).
Dalam riwayat yang lain yaitu
Muharib bin Ditsar dari Jabir , redaksinya berbeda sbb:
مستخرج
أبي عوانة - (ج 16 / ص 272)
780
- حدثنا أبو الأزهر ، قال : ثنا إبراهيم بن عيينة ، قال : ثنا أبو طالب ، وهو خال
أبي يوسف ، عن محارب بن دثار ، عن جابر ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : «
نعم الأدم (1) الخل ، وكفى بالمرء إثما ، أن يتسخط ما قرب إليه »
…………., dari Muharib bin Ditsar dari Jabir berkata: Nabi SAW
bersabda: Sebaik – baik lauk adalah cuka. Sudah cukup seorang mendapat dosa
bila benci kepada hidangan yang di
berikan kepadanya. - Mustakhroj Abu Awanah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi jelas hadis yang anda bawakan
kali ini lemah dan tidak bisa dibuat
landasan untuk menghalalkan cuka dari
khamar. Apalagi bertentangan dengan hadis
larangan membikin cuka dari
khamar anak – anak Yatim yang di riwayatkan oleh Muslim.
Imam Zaila`I berkata dalam kitab Nasbur royah 241/12
نصب
الراية في تخريج أحاديث الهداية - (ج 12 /
ص 241)
قالُوا
: فَلَوْ كَانَ التَّخْلِيلُ جَائِزًا لَكَانَ فِيهِ تَضْيِيعُ مَالِ الْيَتِيمِ ،
وَلَوَجَبَ فِيهِ الضَّمَانُ ، قَالُوا : وَلِأَنَّ الصَّحَابَةَ أَرَاقُوهَا حِينَ
نَزَلَتْ آيَةُ التَّحْرِيمِ ، كَمَا وَرَدَ فِي " الصَّحِيحِ " ،
فَلَوْ جَازَ التَّخْلِيلُ لَنَبَّهَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ، كَمَا نَبَّهَ أَهْلَ
الشَّاةِ الْمَيْتَةِ عَلَى دِبَاغِهَا ، وَأَجَابَ الطَّحَاوِيُّ بِأَنَّهُ
مَحْمُولٌ عَلَى التَّغْلِيظِ وَالتَّشْدِيدِ ؛ لِأَنَّهُ كَانَ فِي ابْتِدَاءِ
الْإِسْلَامِ ، كَمَا وَرَدَ ذَلِكَ فِي سُؤْرِ الْكَلْبِ ، بِدَلِيلِ أَنَّهُ
وَرَدَ فِي بَعْضِ طُرُقِهِ الْأَمْرُ بِكَسْرِ الدِّنَانِ ، وَتَقْطِيعِ
الزِّقَاقِ ،
Mereka berkata: Seandainya
membikin cuka dari khamar diperbolehkan, maka perintah membuang ( khamar anak –
anak yatim ) itu termasuk menyiakan harta anak
yatim dan harus di ganti rugi.
Mereka berkata: …………, karena
para sahabat juga menuangkan khamar ketika turun ayat yang mengharamkan
khamar sebagaimana tersebut dalam sahih Bukhari.
Seandainya boleh membikin cuka dari khamar maka akan di
ingatkan oleh Nabi SAW sebagaimana
pernah diperingatkan oleh beliau kepada pemilik kambing yang mati untuk
menyamak kulitnya .
Imam Thahawi menjawab: Itu
masih ada kemungkinan untuk memberatkan dan straing dan karena dalam kondisi
permulaan Islam sebagaimana ada hadis tentang sisa
air bejana yang habis diminum Anjing . Buktinya ada sebagian
hadis dlm sebagian riwayat yang
memerintah untuk memecah guci dan
memotong griba kulit tempat air tadi .
Saya ( Mahrus ali ) menjawab
Bukti yang menyatakan
bahwa membikin cuka dari khamar dilarang
tiada sahabat yang menyimpan khamar lalu di bikin cuka sekalipun menjelang akhir hayat Rasulullah SAW
قد
نص أهل العلم على أن الخل المقصود في الحديث السابق هو الذي لم يتخذ من الخمر , جاء في
" تحفة الأحوذي " (4 / 399) وأما حديث " نعم الإدام الخل " , فالمراد
بالخل: الخل الذي لم يتخذ من الخمر جمعا بين الأحاديث " انتهى.
وإذا كان الخل قد صنع من غير الخمر ، فإنه حلال ، بلا خلاف , وهذا ما نص عليه علماء اللجنة الدائمة (
Sungguh ahlul ilmi
telah menyatakan ( dalam nas mereka ) bahwa
cuka yang dimaksud dalam hadis dulu adalah cuka yang tidak dari khamar . Dlm kitab Tuhfatul
ahwadzi 399/4 di jelaskan bahwa hadis tentang sebaik lauk adalah cuka , maksudnya adalah cuka yang tidak
terbuat dari khamar untuk mengambil solusi
dari beberapa hadis ……….., وإذا كان الخل قد صنع من غير الخمر ، فإنه حلال ، بلا خلاف , وهذا ما نص عليه علماء اللجنة الدائمة (
Bila cuka dari lain Khamar maka halal tanpa ada hilap . dan inilah yang dinyatakan ulama komite tetap saudi arabia dalam bidang dakwah dan Irsyad.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya masih belum bisa membedakan antara cuka dari khamar dan dari lainnya. Karena itu, saya masih tetap menghindarinya untuk kebersihan agama dan diri dari masalah syubhat.
Bersambung dan untuk yang lain , jawabannya menyusul dengan urut.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan