Hafidin Achmad Luthfie menulis :
Saya telah melihat sebuah laporan [taqriir] yang berisi analisa tentang kelompok-kelompok umat muslim. Laporan tersebut memetakan secara detail dan membagi mereka dalam tiga kelompok; pertama, gerakan transnasional yang berada di luar sistem, kedua, gerakan transnasional yang sudah masuk dalam sistem, dan ketiga, gerakan lokal dan regional tetapi yang beririsan dengan gerakan transnasional. Laporan tersebut awalnya dipresentasikan dalam komunitas intelegen. Dan melihat situasi yang terjadi di Iraq, Suriah, Yaman dan beberapa negara lain laporan itu akan menjadi acuan pihak keamanan dalam mengambil kebijakan terkait kelompok-kelompok tersebut.
Yang menarik dalam laporan tersebut disebutkan bahwa kelompok wahhabi [salafi] ditempatkan sebagai salah satu bahaya potensial yang mengancam negara. Apalagi wahhabi dipandang sebagai sebuah pohon besar yang melahirkan banyak pohon-pohon turunan yang dipandang radikal dan fundamentalis. Hanya saja karena mereka sekarang berada di luar sistem--karena mengharamkan demokrasi--maka untuk sementara ini mereka tak akan digebuk. Mereka cukup diawasi secara ketat. Tetapi akan tiba waktunya mereka akan digebuk setelah kelompok yang sudah masuk sistem selesai digebuk dan dibereskan.
Jadi, kalau sekarang mereka membela dan memberikan loyalitas kepada wali asing dan aseng tetapi tidak akan merubah persepsi komunitas intelegen tentang mereka. Apalagi profesor intelegen dalam bukunya tentang terorisme jelas-jelas menyebut paham wahhabi sebagai paham yang melahirkan gerakan radikalisme dan terorisme.
Karena itu jangan salah dalam menempatkan kawan dan lawan dalam suasana "baidhatul islaam" menjadi target bersama semua kekuatan jahat yang benci dan berkeinginan kuat untuk memadamkan cahaya Allah Ta'ala.
Bila hari ini mereka membantu penguasa dalam memerangi paham radikal--secara eksplisit mereka menyebut Al-Ikhwaan Al-Muslimiin dalam sebagian kitab-kitab, website-website, dan kaset-kaset ceramah syaikh rujukan mereka, maka setelah musuh yang sudah masuk dalam sistem itu dapat dibereskan berikutnya adalah mereka sendiri yang akan diterkam dan dimakan induk semangnya.
Sedang gerakan lokal dan regional yang dikatagorikan sebagai ancaman tak lain adalah Front Pembela Islam. Dari sini kita tahu mengapa FPI dibully dan terus disudutkan serta berusaha dibubarkan dan ditindak.
Dalam kondisi "baidhatul islaam" menjadi target dan tujuan maka sudah sepatutnya mencontoh sikap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah ketika menghadapi bangsa Tartar yang bermaksud menyerbu Kota Damaskus. Beliau melakukan konsolidasi umat Islam dari berbagai kelompok dan golongannya terlepas mereka menganut madzhab asy'ariyyah, mengikuti thariqah shufiyyah, dan bahkan memuja huluuliyyah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ternyata yang bisa dirasakan hasilnya adalah negara tauhid yang didirikan oleh Raja Abd Aziz Saudi dan Muhammad bin Abd wahab dari pada konsep Ibnu Taimyah itu yang mempersatukan seluruh kaum muslimin dengan segala macam sektenya.Di Saudi, sunah di tegakkan dan kebid`ahan dimatikan, hukum kisaspun terlaksana. Penilaian lebih baik ini di bandingkan dengan negara sekuler lain, meski penduduknya mayoritas muslimin
Saya telah melihat sebuah laporan [taqriir] yang berisi analisa tentang kelompok-kelompok umat muslim. Laporan tersebut memetakan secara detail dan membagi mereka dalam tiga kelompok; pertama, gerakan transnasional yang berada di luar sistem, kedua, gerakan transnasional yang sudah masuk dalam sistem, dan ketiga, gerakan lokal dan regional tetapi yang beririsan dengan gerakan transnasional. Laporan tersebut awalnya dipresentasikan dalam komunitas intelegen. Dan melihat situasi yang terjadi di Iraq, Suriah, Yaman dan beberapa negara lain laporan itu akan menjadi acuan pihak keamanan dalam mengambil kebijakan terkait kelompok-kelompok tersebut.
Yang menarik dalam laporan tersebut disebutkan bahwa kelompok wahhabi [salafi] ditempatkan sebagai salah satu bahaya potensial yang mengancam negara. Apalagi wahhabi dipandang sebagai sebuah pohon besar yang melahirkan banyak pohon-pohon turunan yang dipandang radikal dan fundamentalis. Hanya saja karena mereka sekarang berada di luar sistem--karena mengharamkan demokrasi--maka untuk sementara ini mereka tak akan digebuk. Mereka cukup diawasi secara ketat. Tetapi akan tiba waktunya mereka akan digebuk setelah kelompok yang sudah masuk sistem selesai digebuk dan dibereskan.
Jadi, kalau sekarang mereka membela dan memberikan loyalitas kepada wali asing dan aseng tetapi tidak akan merubah persepsi komunitas intelegen tentang mereka. Apalagi profesor intelegen dalam bukunya tentang terorisme jelas-jelas menyebut paham wahhabi sebagai paham yang melahirkan gerakan radikalisme dan terorisme.
Karena itu jangan salah dalam menempatkan kawan dan lawan dalam suasana "baidhatul islaam" menjadi target bersama semua kekuatan jahat yang benci dan berkeinginan kuat untuk memadamkan cahaya Allah Ta'ala.
Bila hari ini mereka membantu penguasa dalam memerangi paham radikal--secara eksplisit mereka menyebut Al-Ikhwaan Al-Muslimiin dalam sebagian kitab-kitab, website-website, dan kaset-kaset ceramah syaikh rujukan mereka, maka setelah musuh yang sudah masuk dalam sistem itu dapat dibereskan berikutnya adalah mereka sendiri yang akan diterkam dan dimakan induk semangnya.
Sedang gerakan lokal dan regional yang dikatagorikan sebagai ancaman tak lain adalah Front Pembela Islam. Dari sini kita tahu mengapa FPI dibully dan terus disudutkan serta berusaha dibubarkan dan ditindak.
Dalam kondisi "baidhatul islaam" menjadi target dan tujuan maka sudah sepatutnya mencontoh sikap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah ketika menghadapi bangsa Tartar yang bermaksud menyerbu Kota Damaskus. Beliau melakukan konsolidasi umat Islam dari berbagai kelompok dan golongannya terlepas mereka menganut madzhab asy'ariyyah, mengikuti thariqah shufiyyah, dan bahkan memuja huluuliyyah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ternyata yang bisa dirasakan hasilnya adalah negara tauhid yang didirikan oleh Raja Abd Aziz Saudi dan Muhammad bin Abd wahab dari pada konsep Ibnu Taimyah itu yang mempersatukan seluruh kaum muslimin dengan segala macam sektenya.Di Saudi, sunah di tegakkan dan kebid`ahan dimatikan, hukum kisaspun terlaksana. Penilaian lebih baik ini di bandingkan dengan negara sekuler lain, meski penduduknya mayoritas muslimin
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan