Kata
pengantar:
Karena
masa yang amat jauh dengan masa Rasulullah SAW, maka ajaran agama ini berobah, sebagaimana yang di
alami oleh ajaran agama Yahudi dan Nasrani sebagiaman ayat:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لاَ يَحْزُنكَ
الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُواْ آمَنَّا
بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هِادُواْ
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـذَا
فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُواْ وَمَن يُرِدِ اللّهُ فِتْنَتَهُ
فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللّهِ شَيْئًا أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ
اللّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي
الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Hari
Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan
dengan mulut mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman;
dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka
mendengar (berita-berita) bohong dan
amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang
kepadamu; mereka merobah
perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika
diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka
terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa
yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu
menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di
dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. 41 Maidah
Yang
saya maksudkan dari ayat tsb adalah kalimat sbb:
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ
مَوَاضِعِهِ
mereka
merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya
Sekalipun
ayat 41 Maidah ini untuk pendeta Yahudi, namun intinya adalah merobah kalimat
dalam kitab suci tidak diperkenankan bukan di perbolehkan atau dianjurkan atau
di anggap keharusan untuk dicocokkan dengan ajaran golongan Dan fanatisme golongan ini yang dilarang,
bukan di perintahkan atau di anjurkan.. Ada hadis sbb:
مَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ
يَدْعُو عَصَبِيَّةً أَوْ يَنْصُرُ عَصَبِيَّةً فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ
Barang
siapa terbunuh di bawah bendera buta
yang mengajak fanatik atau membela karena fanatik golongan sama dengan mati jahiliyah ( bukan syahid ) .
Muslim / Imarah /1850 Nasai /Tahrimud dam /4115
Realitanya
manusia suka dengan ajaran yang berbau
golongan , benci kepada ajaran yang fair untuk Islam yang utuh bukan bergolong
– golong. Manusia itu benci kepada
ajaran yang asli dari Allah dan RasulNya
lalu senang dengan kesalahan yang di
anggap kebenaran yang sudah membudaya. Saya ingat ayat ini:
أَمْ
يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ
كَارِهُونَ
Atau
(apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada penyakit
gila." Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan
kebanyakan mereka benci kepada kebenaran. Almukminun 70
وَنَادَوْا
يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ
قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ
Mereka
berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia
menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)".
لَقَدْ
جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa
kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran
itu. Zukhruf 77- 78
Oleh
karena itu, bila saya mennyampai ajaran
Rasul yang asli , sudah tentu akan di tentangi , di debati banyak kalangan, di
tolak, bahkan dikatakan gila sebagaimana
apa yang di alami oleh para Rasul dulu. Itu sudah wajar, bukan hal aneh. Yang
aneh itu bila kebenaran di sampaikan lalu manusia sama diam, menerimanya dengan baik,
bukan menolaknya, bukan ramai
mencemoohnya. Bila terjadi sedemikian ini pernyataan al quran itu akan salah
dan benarlah setan. Ingatlah ayat ini:
مَا يُقَالُ لَكَ إِلَّا مَا قَدْ قِيلَ
لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ
Tidaklah ada yang dikatakan
kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul
sebelum kamu. Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman
yang pedih. Fusshilat 43
Sekarang
bacalah jawabanku kepada para komentator di fb saya:
Ustadz
Agus Susanto –
mahasiswa Madinah menulis:Lihatlah kedustaan Mahrus
ali dimana pada status kemarin dia mengatakan Imam Nawawi mengatakan melemahkan
hadist abu hurairoh...???
Eh setelah di buktikan bahwa Imam Nawawi tidak melemahkannya dia rmengeles
lihat pula kedustaan berikutnya tatkaka di mengutip majalah buhuts ilmiyah dengan menambahkan seperti Zahdam-orang bashrah.
Lihat pula tatkala dia mengoreksi terjemahan perkataan syeikh jamaludin al-qosiimi dengan menambahkan lafadz "jauh" mang bisa "duuna " itu diterjemahin di bawah jauh???
Sook ilmiyah pak kyiai.
Eh setelah di buktikan bahwa Imam Nawawi tidak melemahkannya dia rmengeles
lihat pula kedustaan berikutnya tatkaka di mengutip majalah buhuts ilmiyah dengan menambahkan seperti Zahdam-orang bashrah.
Lihat pula tatkala dia mengoreksi terjemahan perkataan syeikh jamaludin al-qosiimi dengan menambahkan lafadz "jauh" mang bisa "duuna " itu diterjemahin di bawah jauh???
Sook ilmiyah pak kyiai.
Saya
jawab:
Boleh
di baca tulisan saya kemarin:
Hadis itu sudah di bahas kemarin bacalah di sana dan realitanya tidak
ada sahabat yang berkorban ayam, kata Imam Nawawi , lalu ia lemah karena
redaksi hadis kacau, bacalah lagi disana
anda akan tahu.
Saya
katakan:
Sebetulnya
anda salah paham dalam memahami perkataan saya.
Maksudnya Imam Nawawi menyatakan : "Tiada sahabat yang berkorban Ayam " . Sebelum
memahami perkataan saya dengan pikiran bukan dengan emosional, silahkan rujuk
keterangan saya sebelumnya. Jangan langsung di bantai tanpa merujuk lagi.
Akhirnya salah paham. Silahkan anda berkata seperti itu dan pembaca akan
tahu siapakah yang benar dan yang salah.
" lalu ia lemah karena redaksi hadis kacau, bacalah lagi disana anda akan
tahu ".
Saya
katakan: itu bukan perkataan Imam Nawawi, tapi perkataan saya sendiri, karena
itu saya suruh anda merujuk ke jawaban
saya sebelumnya . Entah anda merujuk lagi atau
tidak , lalu anda menvonis spt
itu.
Anda
menyatakan lagi:
lihat pula kedustaan berikutnya
tatkaka di mengutip majalah buhuts ilmiyah dengan menambahkan seperti
Zahdam-orang bashrah.
Saya jawab:
Mari kita lihat tulisan saya tentang
hal itu sbb:
ولهذا نقول إنه ينبغي
لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن الإعلال والرد للأحاديث، في تفردات الكوفيين
والعراقيين على وجه العموم،
مجلة البحوث الإسلامية
مجلة البحوث الإسلامية
Karena
ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm untuk melihat bahwa sebagian
tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah tafarrudnya perawi Kufah dan
Irak secara umum ( seperti Zahdam – orang Basrah ).
Majalah buhus Islamiyah.
Majalah buhus Islamiyah.
Saya
katakan: Lihat kalimat ini : ( seperti
Zahdam – orang Basrah ). Itu tambahan
penjelasan dari saya. Karena itu saya kasih kurung. Dan hal ini dalam terjemahan sudah biasa, bukan ganjil
lagi. Bila ada tambahan untuk penjelasan maka di kasih kurung buka dan kurung tutup.
Boleh dibuktikan dalam
tafsir terjemahan Depag sbb:
اللَّهُ الَّذِي أَنزَلَ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَالْمِيزَانَ ۗ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيبٌ
Allah-lah yang menurunkan kitab
dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). Dan tahukah
kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?. Syura 17.
Ternyata anda yang tidak mengerti terjemahan, lalu
anda menvonis saya berdusta, pada hal
modalnya karena anda bodoh tentang
terjemahan.
Ya akhi al karim, buku saya ini
sudah beredar banyak, bukan satu dua, tapi puluhan. Sebutkan kedustaan saya,
apakah anda menjumpainya. Bila menjumpainya, saya akan refisi. Dan
saya ucapkan terima asih kepada anda yang mau mengoreksinya. Realitanya,
saya sulit menemukan kebenaran
jawabanmu, saya menemukan berbagai kesalahannya.
Anda
menyatakan lagi:
Diskusinya sudah tidak sehat lagi
sudah banyak kebohongan Mahrus ali dalam memelintir perkataan para ulama.'
Silahkan bagi yang ingin membuktikan kedustaannya tuk kembali merujuk kepada nukilan mahus ali
Dan sudah jelas tanda-tanda Ahlu Bid'ah yang ada pada dia..
Maka terakhir saya nasihatkan kepada semua murid-muridnya tuk berlepas diri dari dia dan tidak mengikuti kesesatannya lagi.
Dan hendaknya orang yang pernah mengikuyi ta'limnya lagi tuk bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya orang ini telah berani mempermainkan syari'at serta berdusta atas nama ulama demi tuk menghalalkan semua pendapat sesatnya
sudah banyak kebohongan Mahrus ali dalam memelintir perkataan para ulama.'
Silahkan bagi yang ingin membuktikan kedustaannya tuk kembali merujuk kepada nukilan mahus ali
Dan sudah jelas tanda-tanda Ahlu Bid'ah yang ada pada dia..
Maka terakhir saya nasihatkan kepada semua murid-muridnya tuk berlepas diri dari dia dan tidak mengikuti kesesatannya lagi.
Dan hendaknya orang yang pernah mengikuyi ta'limnya lagi tuk bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya orang ini telah berani mempermainkan syari'at serta berdusta atas nama ulama demi tuk menghalalkan semua pendapat sesatnya
Saya
jawab:
Anda
menyatakan:
Agus Susanto
Diskusinya sudah tidak sehat lagi
sudah banyak kebohongan Mahrus ali dalam memelintir perkataan para ulama.'
Saya katakan: Tunjukkan mana kedustaan saya, dan saya trima kasih kalau anda bisa menunjukkannya. Dan mana perkataan ulama yang saya pelintir, tunjukkan dan saya nanti bisa merefisinya. Bacalah buku saya, jangan tidak tahu persoalan lalu ngomong seenaknya seolah orang bodoh bukan mahasiswa Madinah. Anda ini saya hurmati, karena anda termasuk thalibul ilmi. Karena itu , jagalah perkataanmu, jangan seperti perkataan orang bodoh.
sudah banyak kebohongan Mahrus ali dalam memelintir perkataan para ulama.'
Saya katakan: Tunjukkan mana kedustaan saya, dan saya trima kasih kalau anda bisa menunjukkannya. Dan mana perkataan ulama yang saya pelintir, tunjukkan dan saya nanti bisa merefisinya. Bacalah buku saya, jangan tidak tahu persoalan lalu ngomong seenaknya seolah orang bodoh bukan mahasiswa Madinah. Anda ini saya hurmati, karena anda termasuk thalibul ilmi. Karena itu , jagalah perkataanmu, jangan seperti perkataan orang bodoh.
Anda
menyatakan lagi:
Dan sudah jelas tanda-tanda Ahlu
Bid'ah yang ada pada dia..
Saya
jawab:
Mana
tanda ahlu bid`ah saya.
Oh
ya, anda yang asyik makan telor, Ayam
dan daging burung terus sampai mati, lalu menjalankan salat di karpet
terus sampai mati tidak pernah memeraktikkan
tuntunan salat Rasulullah
SAW dan para sahabatnya yang menjalankan
salat wajib di atas tanah dengan sandal
dan di masjid ber laintai tanah, lalu
anda mengaku ahlus sunnah. Lantas sunnah salat siapa yang anda ikuti ?
Rasul atau orang sekarang. Jelas pengakuan ahlus sunnah anda adalah klaim yang kosong bukan klaim yang berbobot dengan fakta sejarah dan dalil.
Anda menyatakan
lagi:
Maka terakhir saya nasihatkan kepada
semua murid-muridnya tuk berlepas diri dari dia dan tidak mengikuti
kesesatannya lagi.
Dan hendaknya orang yang pernah mengikuyi ta'limnya lagi tuk bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya orang ini telah berani mempermainkan syari'at serta berdusta atas nama ulama demi tuk menghalalkan semua pendapat sesatnya
Dan hendaknya orang yang pernah mengikuyi ta'limnya lagi tuk bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya orang ini telah berani mempermainkan syari'at serta berdusta atas nama ulama demi tuk menghalalkan semua pendapat sesatnya
Saya jawab: Mana kesesatan saya? Tunjukkan, jangan di simpan. Saya orang fair, senang sekali bila di tunjukkan kesesatan saya di
waktu saya masih hidup. Dan saya akan
langsung merefisinya, bukan saya biarkan lalu menyesatkan orang banyak.
Akhirnya saya termasuk hadist:
مَنْ
سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ
مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ
سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ
عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ
شَيْءٌ
Barang siapa melakukan suatu perbuatan baik
dlm Islam akan mendapat pahalanya dan pahala
orang yang menjalankannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka .
Barang siapa yang melakukan perbuatan
jelek akan mendapat dosanya dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun . Muslim
1017
Allah
berfirman :
لِيَحْمِلُوا
أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ
يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلاَ سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan
sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka
sesatkan tanpa ilmu . Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. An Nakhel 25
Anda
menyatakan lagi:
Dan hendaknya orang yang pernah
mengikuyi ta'limnya lagi tuk bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya orang
ini telah berani mempermainkan syari'at serta berdusta atas nama ulama demi tuk
menghalalkan semua pendapat sesatnya
Saya
jawab:
Oh
ya, jadi murid – murid saya yang aktif dalam pengajian saya sudah aktif berjamaah
berlaintakan tanah, mengenakan sandal
sebagaimana tuntunan salat Rasulullah SAW dan para sahabatnya suruh bertobat agar terus menerus sampai
mati menjalankan salat di karpet
tanpa sandal yang bid`ah. Ber arti ajakan anda untuk tobat itu terbalik. Mestinya anda yang harus
bertobat. Jangan makan Ayam , Telor dam burung atau salat di karpet. Beginilah
nasehat yang landasannya kebodohan, maunya
baik, menjadi jelek. Ingin menasehati, lalu menyesatkan. Tobatlah,
belajarlah ilmu agama Islam yang asli
bukan ajaran Islam yang palsu.
Anda
menyatakan lagi:
karena sesungguhnya orang ini telah
berani mempermainkan syari'at serta berdusta atas nama ulama demi tuk
menghalalkan semua pendapat sesatnya
Saya
jawab:
Mana
syariat yang saya permainkan dan kamu seriusi, tunjukkan, apakah salat di
karpet itu yang bukan syariat Islam,
lalu kamu katakan tuntunan Rasulullah
SAW. Naudzu billah.
Saya lanjutkan
keritikanmu yang dulu sbb:
Anda
menyatakan:
2. Atsar
umar itu bisa dikatakan bertentangan kalau memang yang di maksud dalam hadist
itu adalah ayam, akan tetapi kenyataanya bahwa ayam itu bukanlah MIKHLAB yang
di haramkan oleh Rosulullah Sholallahu’alaihwasallam.
Saya
jawab:
Mana
dalilmu, bila mikhlab itu tidak termasuk cakar Ayam , jangan berkata tanpa
dalil. Allah berfirman:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mengetahui
dalilnya . Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Isra` 36.
Coba artikan kalimat ini yang sering kita jumpai
dalam perkataan bahasa arab yaitu mikhlabud dajaj kalau bukan cakar Ayam
Anda menyatakan:
Berkata
pak kyiai:
Itu kutipan saja, silahkan baca artikel Ustadz Agus lulusan Universitas Medinah di fak hadis di fb sy kemarin :
Kita ini tidak disuruh untuk kembali kepada pendapat ulama, Tapi kita di suruh untuk kembali kepada al quran dan sunnah Rasul.
Itu kutipan saja, silahkan baca artikel Ustadz Agus lulusan Universitas Medinah di fak hadis di fb sy kemarin :
Kita ini tidak disuruh untuk kembali kepada pendapat ulama, Tapi kita di suruh untuk kembali kepada al quran dan sunnah Rasul.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Nisa` 59
Ada ayat lain :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.. Ahzab 21
SANGGAHAN:
1. Siapa bilang kita tidak disuruh untuk tidak mengikuti pendapat para ulama, bukankah Allah sendiri memerintahkan kepada kita untuk bertanya kepada ahli ilmu jika kita tidak mengetahui Allah berfirman :” dan bertanyalah kepada Ahli Ilmu jika kamu tidak mengetahui.” Q.S An-Nahl ayat 43
1. Siapa bilang kita tidak disuruh untuk tidak mengikuti pendapat para ulama, bukankah Allah sendiri memerintahkan kepada kita untuk bertanya kepada ahli ilmu jika kita tidak mengetahui Allah berfirman :” dan bertanyalah kepada Ahli Ilmu jika kamu tidak mengetahui.” Q.S An-Nahl ayat 43
Saya
jawab:
Mari kita
kembali kepada kontek ayat aslinya
dari ayat 43 Nahel tsb.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا
رِجَالًا نُّوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ
الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ بِالْبَيِّنَاتِ
وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ
لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Kami
tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu
kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui,
keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan, 43 – 44.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Saya
kurang sreg dengan terjemahan depag dalam hal ini:
maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Mestinya :
maka bertanyalah kepada ahli kitab yang
dahulu jika kamu tidak mengetahui,
Maksud
ahlud dzikr dalam ayat itu bukan ulama
sekarang. Tapi ahli kitab yang
lalu, bukan ahli quran sekarang. Karena itu, jangan di
selewengkan artinya, tapi hendaklah di artikan
pada makna yang asli dalam al quran yang sesuai dengan ayat sebelumnya.
Kita boleh lihat tafsir sbb:
تفسير السعدي - (ج 1 / ص 441)
{ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ } أي: الكتب
السابقة
Maksud
ahlid dzikir adalah orang – orang yang
ngerti tentang kitab – kitab suci yang lalu.
Tafsir al sa`di 441/1
التفسير الميسر - (ج 4 / ص 415)
فاسألوا أهل الكتب السابقة، يخبروكم أن
الأنبياء كانوا بشرًا، إن كنتم لا تعلمون أنهم بشر.
Maka
bertanyalah kepada ahli kitab yang lalu
, mereka akan memberi tahukan
kepadamu bahwa para nabi itu adalah
manusia bila kamu tidak tahu bahwa
mereka adalah manusia. 415/4
أيسر التفاسير للجزائري - (ج 2 / ص 301)
فاسألوا أهل التوارة والإنجيل لإزالة
شككم ووقوفكم على الحقيقة وأن ما جاء به محمد حق وأن الرسل قبله كلهم كانوا بشراً
مثله
Maka bertanyalah kepada ahli Taurat dan Injil
untuk menghilangkan keraguanmu dan selalu berpegangan kepada realita. Sesungguhnya apa yang dibawa oleh Muhammad adalah benar
dan sesungguhnya para Rasul
sebelumnya secara keseluruhan adalah manusia
seperti dia. Aisarut
tafasir 301/2
الوجيز للواحدي - (ج 1 / ص 422)
{ فاسألوا أهل الذكر } يعني : أهل
التَّوراة فيخبرونكم أنَّ الأنبياء كلَّهم كانوا بشراً
(
Maka bertanyalah kepada ahludz dzikir ), maksudnya adalah
ahlit Taurat, mereka akan memberi tahu kepadamu bahwa para Nabi adalah
manusia. Al wajiz karya al wahidy
422/1.
Boleh juga dilihat di tafsir Ibn Katsir 294/8 .
Oleh
karena itu, bila ada hilap diantara kita, maka kita tidak
diperintahkan rujuk kepada ahli kitab
dulu juga tidak diperintahkan rujuk kepada
ulama sekarang maupun dulu, tapi kepada dalil sesua dengan ayat:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Nisa` 59
Juga ada ayat lainnya sbb :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ
وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ
الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا مُبِينًا(36)
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula)
bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata. Al ahzab 36
Bila ketika hilap di kembalikan kepada ulama dulu atau sekarang, maka pendapat ulama yang
mana, madzhab Syafii, Hanafi, Hambali atau Maliki , Dhahiri dan masing –
masing beda pendapat , tidak sama dalam
satu persoalan apalagi beberapa persoalan.
Ya, seperti anda itu yang
sering merujuk kepada ulama bila ada
hilap, akhirnya sampai mati tetap makan Ayam ,Telor, Burung dan melaksanakan salat di karpet selamanya sampai
mati dan tidak pernah menjalankannya di
tanah dengan mengenakan sandal sebagaimana tuntunan salat Rasulullah SAW yang
asli bukan yang palsu.
Anda
menyatakan lagi:
3. Telah terjadi ijma’ dari para ulama bahwa memakan ayam itu halal
Imam ibnul Mulaqqin berkata: "Halalnya ayam merupakan kesepakatan ulama karena termasuk hewan yg halal. Tidaklah dianggap pendapat yg membencinya jika memang ada, baik liar atau peliharaan, sebagaimana ditegaskan oleh ibnu Shobbagh dalam kitabnya Asy Syamil". (Al I'lam bi Fawaid Umdatil Ahkam 10/122-123)
3. Telah terjadi ijma’ dari para ulama bahwa memakan ayam itu halal
Imam ibnul Mulaqqin berkata: "Halalnya ayam merupakan kesepakatan ulama karena termasuk hewan yg halal. Tidaklah dianggap pendapat yg membencinya jika memang ada, baik liar atau peliharaan, sebagaimana ditegaskan oleh ibnu Shobbagh dalam kitabnya Asy Syamil". (Al I'lam bi Fawaid Umdatil Ahkam 10/122-123)
Saya
jawab:
Sebetulnya saya males menjawab pernyataan Ibn Mulaqqin
itu karena tidak ada huruf arabnya . Saya pernah
menjumpainya huruf arabnya , tapi
saya lupa tempatnya dan kitab itu
saya tidak memilikinya. Insya
Allah terjemahannya tidak begitu.
Makanya saya ingin tahu huruf arabnya
lalu diterjemahkan agar validitasnya terjaga.
Saya jawab
singkat saja:
Mana dalilnya
yang sahih yang menghalalkan ayam yang bercakar, jangan tergesa gesa
ijma` dan masalah ini sudah di jawab
Dalam
kitab Aunul ma`bud di jelaskan sbb:
أَمَّا
التَّكْبِيْرَاتُ فِي الْجَنَازَةِ فَتَقَدَّمَ عَنِ الْحَافِظِ ابْنِ عَبْدِ
الْبَرِّ أَنَّهُ قَالَ اِنْعَقَدَ اْلِإجْمَاعُ عَلىَ اْلأَرْبَعِ لَكِنْ فِي
دَعْوَى اْلإِجْمَاعِ فِي نَفْسِي شَيْءٌ لِأَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ كَانَ
يُكَبِّرُ خَمْسًا وَيَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِي كَمَا رَوَى مُسْلِمٌ فِي
صَحِيْحِهِ وَعَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّهُ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَكَبََّرَ خَمْسًا
وَرَفَعَهُ إِلَى النَّبِي كَمَا فِي مُسْنَدِ أَحْمَدَ
Untuk
takbir – takbir waktu menunaikan salat jenazah
maka ada keterangan dari Al hafizh Ibnu Abdil bar berkata : Menurut
ijma` takbir – takbir tsb hanya empat
kali . Namun pengakuan ijma` masih meragukan di hatiku sebab Zaid bin Arqom bertakbir lima kali ,
dan hadisnya marfu` sebagaimana di sahih Muslim .
Dari
Hudzaifah, sesungguhnya beliau melakukan salat jenazah dan bertakbir lima kali
, hadisnya juga marfu` sebagaimana di Musnad Imam Ahmad . Aunul ma`bud 349/8
Bila
saya mengikuti ijma` menghalalkan Ayam
tanpa dalil itu, maka saya akan menyatakan halal Ayam , lalu saya jelas dan tidak samar lagi bertentangan dengan prilaku
kehidupan para sahabat yang tidak pernah memakan daging Ayam , Bebek, dan
Burung. Saya menyelisihi orang sekarang lebih baik dari pada saya menyelisihi
Rasul dan para sahabat. Saya ingat ayat
ini:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ
وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ(100)
Orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar. Tobat
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
Sesungguhnya Rasul lullah saw, ullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Sekian
dulu dan lainnya akan saya jawab di hari
berikutnya dengan urut dan tertib
insya Allah.
.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan