Kata
pengantar:
Banyak umat yang sesat mencela kebenaran dan
menjunjung kesalahan karena kebodohan atau ilmu yang didapatnya dari ilmu golongan. Akhirnya apa yang diluar golongannya di anggap sesat dan ajaran golongannya pasti benar.
Tipe orang sedemikian inilah yang berbahaya
bukan orang yang selamat.
فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ
رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ
بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Maka
tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan
membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada
pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka
perolok-olokkan itu. Ghafir 83.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Ajaran
para Rasul di tolak, di ledek, dan masarakat
merasa ajaran mereka sudah final,
tidak boleh di robah, dan yang merobahnya ke ajaran Rasul yang asli harus di hujani dengan berbagai macam hinaan .
Ahirnya azab Allah menimpa kepada masarakat yang sedemikian itu.
Karena
itu, dalil harus kita dulukan, bukan
pendapat manusia, ulama atau orang awam.
Disaat kita mendengar ajaran baru, kita harus melihat dalilnya. Bila tepat dan sahih, kita harus berani
meninggalkan ajaran lama yang tidak berdalil. Bila kita masih kokoh dengan
ajaran yang tidak berdalil, maka seperti saya
dulu bila begitu saya akan masih menjadi tokoh ahli bid`ah.
Inilah
jawabanku ke 16.
Ustadz
Agus Susanto Mahasiswa
universtas Islam Medinah menulis :
Kyiai
Mahrus gak bisa dimasukkan kedalam sunni salafi (wahabi).
Komentarku
( Mahrus ali ):
Saya
sendiri kurang mengerti tentang sunni salafy wahabi itu secara detil, saya hanya mengerti kulitnya saja. Begitu juga
tentang sunni salafy non wahabi. Saya
tidak suka dengan bergolong golong
dalam Islam sebagaimana bergolong – golong dalam kekufuran. Ahli bid`ah – kaum Syi`ah suka bergolong –
golong menjadi banyak sekte di dalamnya
yang saling berbenturan satu sama lain,
tidak bisa rukun dan damai kecuali menghadapi Islam yang kaffah. Begitu juga ahli bid`ah di kalangan kita ini menjadi
agama sektarian yang merugikan Islam dan menguntungkan
kekufuran. Salafy sendiri terdapat
banyak sekte yang sangat populer, satu sama lain saling menghajr, mentahdzir.
Inilah agama ciptaan manusia dibumi bukan ciptaan Allah di langit.
Saya
ingin muslim yang kaffah tanpa sektarian.
Mereka yang fanatik golongan bagi saya
adalah musrikin bukan muwahhidin – orang – orang yang menegakkan tauhid. Saya
ingat ayat :
فَأَقِمْ
وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ(30)مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا
الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali
bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka. Surat Rum.
Perjuangan
untuk mengembangkan ajaran golongan akan
membikin perpecahan kaum muslimin, bukan mempersatukannya. Sektarian dalam
Islam bukan Islam yang hanif tapi Islam
yang bengkong. Pejuangnya dan tokoh –
tokohnya akan memikul dosa besar, bukan mendapat pahala kecil. Saya ingat:
مَنْ
سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ
مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ
سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ
عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ
شَيْءٌ
Barang
siapa melakukan suatu perbuatan baik dlm Islam akan mendapat pahalanya dan
pahala orang yang menjalankannya tanpa
mengurangi sedikitpun pahala mereka . Barang siapa yang melakukan perbuatan jelek akan mendapat dosanya dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun . Muslim 1017
Allah
berfirman :
لِيَحْمِلُوا
أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ
يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلاَ سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan
mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada
hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu .
Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. An Nakhel 25
Realita dalam kehidupan. Saya pernah di undang ke
kantor pusat salah satu golongan, saya
di harapkan untuk ikut dalam
golongannya. Saya dibilangi: Kalau
masalah tanah lebar dan uang dua milyard
insya Allah mudah bagimu.
Malamnya saya mikir , merenung, mau saya terima
tawaran ini. Resikonya saya harus
ikut golongan itu. Tapi hidup
saya taannas – enak., akhirat saya akan
menderita. Saya harus menyimpan banyak kebenaran, dan
menampakkan kesalahan yang dibenarkan golongan itu. Harus menyimpan banyak
ajaran yang bersebrangan dengan golongan itu. Bila di tampakkan, maka saya akan dipecat. Pikir punya pikir lebih baik saya tidak mengikuti ajakan itu dan saya
serahkan kehidupan saya kepada Allah.
Saya ingat ayat :
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن
رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana
pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya
aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan
aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. Hud 88.
Di
Surabaya sendiri, salah satu golongan pernah menawari saya agar ikut golongannya, saya akan mendapat
undangan yang banyak, di kasih fasilitas rumah, mobil, kehidupan tercukupi. Tapi saya
selalu menghindari godaan seperti ini. Sayang sebagian orang mencari – cari godaan seperti ini. Saya sudah cukup
dengan rizeki dari Allah sekalipun saya tidak ikut golongan manapun.
Al hamdulilah ya akhi,
Allah itu mau menjamin kepada
hambanya yang mau lurus anti keserongan. Ketika
saya di undang ke Pekalongan
untuk pengajian di sana. Buku –
buku saya dan cd
pengajian saya laku laris manis . Di
sana saya tinggal selama tiga hari di
tiga tempat pengajian Muhammadiyah. Saya
dapat laba bersih Rp 20.000.000. ( Dua puluh juta rupiah ) di
tambah uang sumbangan untuk saya dua
belas juta. Ini saya katakan karena ada ayat
fa amma binikmati rabbika fahhadis. Ceritakanlah nikmat Allah padamu . ……….., jangan
menceritakan musibah yang menimpamu. Dan
al hamdulillah bukan inna lillah, buku
saya dan cd pengajian saya laku keras
ketika ada undangan pengajian untuk saya. Masalah uang sangu dari panitia,
tidak terpikirkan. Tidak di beri sangupun, saya rela dan al hamdulillah bisa
menyampaikan kebenaran.
Kalau saya ini menyimpang dari akidah
ahlis sunnah, maka ahlis sunnah
di Indonesia tidak akan mau mengundang saya dan buku saya tidak akan laku dikalangan mereka.
Ustadz Agus Susanto menulis
lagi :
Tapi
ushulnya bukan ahlusunnah dan aqidahnya pun berbeda..
Komentarku
( Mahrus ali ):
Itulah
fitnah yang keji kepada seorang muslim dikalangan kaum muslimin. Kalau
membikin fitnah kepada kafirin saja tidak diperkenankan apalagi kepada seorang mukmin. Tunjukkan mana ushul dan akidah
saya yang menyelisihi ? Tolong
tunjukkan, jangan disimpan. Tampakkan. Kita hidup di dunia sebelum hidup di akhirat adalah harus saling berwasiat dengan
kebenaran agar kita beruntung dan tidak menderita di akhirat. Jangan saling berwasiat dengan kejelekan sebagaimana
dilakukan oleh kalangan ahli bid`ah. Ingatlah ayat :
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي
خُسْرٍ(2)إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran. Surat al ashr
Ustadz
Agus Susanto Semua
yang di tag gak ridha di katakan satu madzhab dengan pak kyia apalagi satu
aqidah..
Kedua orang itu (Idrus Ramli dan Mahrus Ali) suka banyak memelintir perkataan ulama demi hawa nafsunya.
Meski di akui Idrus Ramli lebih amanah ketimbang Mahrus ali
Kedua orang itu (Idrus Ramli dan Mahrus Ali) suka banyak memelintir perkataan ulama demi hawa nafsunya.
Meski di akui Idrus Ramli lebih amanah ketimbang Mahrus ali
Komentarku
( Mahrus ali ):
Ini
kekejian lagi, tuduhan tanpa bukti yang dilakukan oleh seorang ustadz yang lagi
belajar di fakultas hadis, bukan anak
jalalan atau orang yang belajar di Mexico. Tunjukkan ayat – ayat al quran yang
saya pelintir artinya. Bila anda tidak bisa menunjukkan maka tanda bahwa anda hanyalah manusia yang suka menuduh jelek
kepada orang mukmin. Saya sangat
berterima kasih bila anda menjumpainya dan itulah yang saya cari. Apakah anda
tidak takut dengan ayat ini:
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ
عَذَابُ الْحَرِيقِ
.Sesungguhnya orang-orang yang
mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan
kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka
azab (neraka) yang membakar.
Ayat tersebut mirip dengan ayat sbb :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا
وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang
mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
Ingatlah
kalimat seorang penyair sbb:
إِنْ كَانَ يُعْجِبُكَ السُّكُوْتُ
فَإِنَّهُ ... قَدْ كَانَ يُعْجِبُ قَبْلَكَ اْلأَخْيَارَا
وَ لَئِنْ نَدِمْتَ عَلَى سُكُوْتٍ مَرَّةً
... فَلَقَدْ نَدِمْتَ عَلَى اْلكَلاَمِ مِرَارًا
Bila kamu tertarik untuk diam, maka
sungguh orang – orang baik sebelummu juga begitu .
Bila kamu menyesal atas diam sekali , sungguh kamu beberapa kali menyesal karena pembicaraanmu
.
Bapak Anas
Muannas AL Bernasnas dari Kota
Banda Aceh menulis:
Pak
Kiyai, adillah dlm sgl perkara terlebih petkara agama yg mulia ini. Ikutlah
orang yg lebih alim dri anda. Tinggalkan kebiasaan lama anda saat msh
dipesantren Langitan. Anda sdh dibuka hidayah oleh ALLAH krn anda menjunjung
tinggi al Quran dan as Sunnah, tp ikutlah ulama sunni yg alim alim. Jangan jadi
bertafarrrud dalam meriwayatkan hukum 2 Allah dan RasulNya. Gtu pak kiyau ya,
pokoknya jgn nyelenehlah !
Komentarku
( Mahrus ali ):
Bila saya
ikut ulama yang anda katakan itu, maka saya akan melakukan salat di karpet
sampai mati dan menyelisihi salat Rasulullah SAW sampai mati. Saya tidak pernah menjalankan salat di atas tanah
dengan mengenakan sandal yang mesti di lakukan oleh Rasulullah SAW dalam setiap
salat wajibnya. Bahkan saya akan makan
Ayam dan Telor sampai mati . Pada hal
para sahabat tidak pernah makan Ayam dan
Telor. Karena itulah, jangan ikut
pendapat ulama ketika ada hilap, tapi ikutilah dalil untuk menghurmati ayat :
فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْءٍ
فَرُدُّوْهُ اِلَى اللهِ والرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ
والْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَاَحْسَنُ تَاْوِيْلاً.
"Jika kamu saling berbantah-bantahan dalam
sesuatu perkara, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul
(as-Sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". An-Nisa, 4:59.
Juga ada
ayat lainnya sbb :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا
مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ
الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا مُبِينًا(36)
Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata. Al
ahzab 36
Bapak
Rindu Al-Mustofa alumni STMIK Amikom Yogyakarta menulis :
Kalo pendapat pak kyai yg tafarudd berarti kan
lemah dan tidak perlu di ikuti yaa pak
dalil yg dijadikan pembatal hadits ttg kehalalan ayam
ternyata dipahami berbeda oleh Ustadz Mahrus, Mikhlab oleh beliau dimaknakan
denga cakar secara mutlak, pdhal Ulama2 yg mensyarah hadits tsb, bgt pula Ulama
ahlul lughah tdklah menggunakan kata mikhlab kepada hewan2 spt ayam atau bebek,
yg ma'ruf menurut mereka dzufur, beliau juga pd diskusi lalu blm dapat
menjelaskan makna "min" apakah maknanya?
Komentarku
( Mahrus ali ):
Masalah
pendapat saya yang tafarrud sudah di
jawab di jawabanku yang lalu, bahwa saya ini
tidak tafarrud tapi ikut kamus – kamus yang mengartikan mikhlab
dengan cakar mutlak dan bahasa harian yang sampai sekarang berlaku yaitu
mikhlabud dajaj. Untuk dhufrud
dajaj sudah di jawab. Bahasa itu tidak
berlaku di bahasa harian dan di kamus
kecuali sebagiannya saja. Lebih detilnya lihat di jawabanku yang lalu.
Anda
menyatakan:
beliau juga pd diskusi lalu blm
dapat menjelaskan makna "min" apakah maknanya?
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sebetulnya
sudah di jawab, mungkin anda tidak
mengikutinya ketika saya menjawab kepada pertanyaan kiyai Abi azka.
Kalimat
min disitu yang dimaksud adalah dari hadis:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي
مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ
Rasulullah SAW melarang setiap binatang buas bertaring dan setiap
burung yang punya cakar HR Muslim 1934
Asal
arti menurut urutan bahasa : Rasulullah
SAW melarang setiap hewan bertaring dari
binatang buas dan setiap yang punya cakar dari Burung.
Bila anda membahas masalah min , di kalimat minat
thoiri , maka anda harus bahas kalimat
min dari kalimat minas siba`. Apakah ada binatang buas yang tidak bertaring
dan apakah ada Burung yang tidak
bercakar.
Ust.
Agus
Susanto mahasiswa Medinah Fak hadis menulis:
MEMBELA
HADIST ZAHDAM AL-JARMIY
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
Termasuk
kejahatan yang dilakukan oleh Kyiai Mahrus Ali adalah melemahkan hadist Abu
Musa dari jalan Zahdam Al-jarmy secara serampangan dengan kaidah yang aut-autan
lagi asal-asalan, meskipun hasdist tersebut telah diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim sekalipun.
Dengan bermodal alasan tafarrudnya Zahdam Al-Jarmiy maka diapun berani melemahkan hadist tersebut.
Benarkah hadist itu lemah lantaran tafarrudnya Zahdam Al-Jarmiy??
Dengan bermodal alasan tafarrudnya Zahdam Al-Jarmiy maka diapun berani melemahkan hadist tersebut.
Benarkah hadist itu lemah lantaran tafarrudnya Zahdam Al-Jarmiy??
Komentarku
( Mahrus ali ):
Bila anda menyatakan jahat kepada saya karena
masalah tersebut, maka anda juga menyatakan jahat kepada ulama ahli hadis dulu
yang melemahkan hadis yang tafarrud ( hadis yang hanya seorang perawi yang
meriwayatkannya ). Bila anda menyatakan , modal saya serampangan dengan kaidah
yang aut-autan lagi asal-asalan, maka ulama hadis dulu yang melemahkan hadis
yang tafarrud juga begitu. Masalahnya sebetulnya sudah dijelaskan dalam jawaban
saya yang lalu.
Bacalah
lagi ini:
Oh ya.
Saya akan tunjukkan ahli hadis dulu yang melemahkan hadis tafarrud , syadz
bukan secara husus dengan menyebut hadis
Zahdam sbb: seperti Imam Malik
lahir 93 H – wafat 179. Sulaiman al a`masy , lahir 61 H wafat 147 H.
Ahmad bin Hambal 164 – 241 H Abu
bakar al bardiji lahir 230 H. Abu Dawud 202
– 275 H . Al Hakim lahir 321 H .
- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون
رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك
رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه
الناس" 1،
Hukum
hanya seorang perawi yang meriwayatkan
hadis.( tafarrud )
1. Ulama hadis dahulu
tidak suka atau benci terhadap riwayat
gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci terhadap
terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh ) dan
hadis yang di riwayatkan oleh seorang
perawi , lalu di anggap
sebagai hadis yang terjelek
sebagaimana di katakan oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu terjelek
adalah yang gharib dan
ilmu yang terbaik adalah yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia.
( banyak ). 1
وقال سليمان الأعمش:
»كانوا يكرهون غريبَ الحديث«2،
Sulaiman al a`masy berkata : Mereka tidak suka
dengan hadis yang gharib 2.
بل إن الإمام أحمد بن حنبل
جعل مصطلح الغريب دليلا على الوهم، فقد نقل عنه محمد بن سهل بن عسكر أنه قال: «
إذا سمعت أصحاب الحديث يقولون: «هذا الحديث غريب» أو« فائدة» فاعلم أنه خطأ، أو
دخل حديث في حديث، أو خطأ من المحدث، أو ليس له إسناد، وإن كان قد رواه شعبة
وسفيان»3.
Bahkan
imam Ahmad bin Hambal menjadikan istilah
gharib sebagai tanda kekeliruan.
Sungguh Muhammad bin Sahal bin
Askar mengutip dari Imam Ahmad bahwa
beliau menyatakan: Bila kamu mendengar ahli hadis berkata: Ini hadis gharib , atau faidah ,
ketahuilah ia adalah kekeliruan, atau hadis
masuk dalam hadis lain, atau kekeliruan dari ahli hadis
atau orang yang menceritakannya
atau ia tidak punya sanad sekalipun diriwayatkan oleh Sufyan atau
Syu`bah. 3
Abu bakar al bardiji berkata:
المنكرهو الذي يحدث به الرجل عن الصحابة ، أو عن التابعين
، عن الصحابة ، لايعرف ذلك الحديث ـ متن الحديث ـ إلا من طريق الذي
رواه ، فيكون منكرا
Hadis munkar adalah hadis yang di sampaikan oleh seorang lelaki dari
sahabat atau dari tabi`in dari
sahabat. Hadis itu atau redaksinya tidak dikenal kecuali dari orang tsb , maka hadis itu adalah munkar.
(3) شرح
علل الترمذي (2/ 653ـ654) وانظر التعديل والتجريح للباجي (1/302)
Al Hakim
berkata:
فأما الشاذ فإنه الحديث يتفرد به ثقة من
الثقات وليس للحديث أصل متابع لذلك الثقة
Adapun
hadis Syadz ( ganjil ) adalah hadis yang
diriwayatkan seorang perawi terpercaya
dari beberapa perawi terpercaya.
Dan hadis itu tidak memiliki asal yang mendukung kepada perawi
terpercaya itu.
معرفة علوم الحديث ص
119
Ma`rifat ulumil hadis.
Syaikh DR
Ibrahim bin Abdullah allahim dosen yang mengajar di Universitas Imam Muhammad bin Su`ud al
islamiyah - fak hadis menulis :
فهذه النصوص أقل ما يستفاد منها أن كبار
النقاد يتوقفون في بعض ما يتفرد به الثقة
، وربما صرحوا برده ونكارته ،
وعملهم بذلك يدل على ذلك أيضا ، فلا يحصى
ما استنكره النقاد مما يتفرد به الثقات ،
Kalimat –
kalimat ( nas ) itu bisa di ambil manfaatnya , paling tidak , sesungghnya tokoh
–tokoh kritikus hadis tawaqquf ( bimbang
) terhadap hadis yang seorang perawi
terpercaya meriwayatkan secara
sendirian. Terkadang mereka menjelaskan hadis itu tertolak dan munkar.
Perbuatan mereka menunjukkan hal itu . Tidak bisa di hitung apa yang di ingkari
oleh kritikus – kritikus hadis
terhadap hadis yang tafarrud itu . Lihat
di majalah al Hikmah edisi
24
Bila anda
ingin jelas boleh di rujuk kembali keterangan saya yang lalu. Saya tambahi lagi
sbb:
روى
سليمان بن بلال عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة عن النبي صلى الله عليه
وسلم ( نعم الإدام الخل ) (18) و ( بيت لا تمر فيه
جياع أهله ) (19)
سئل عنهما أبو حاتم فقال ( هذا حديث منكر بهذا الإسناد ) (20)
وقال ابن رجب ( ذكرنا أن كثيرا من الحفاظ استنكروه ـ يعني الحديث الأول ـ على سليمان بن بلال ، منهم أحمد وأبو حاتم وأحمد بن صالح وغيرهم ، وكذلك قال جماعة منهم في حديث ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) بهذا الإسناد ) (21)
(18) مسلم (1621) ، الترمذي (1845) ، ابن ماجة (3316)
(19) مسلم (2046) ، أبوداود (3831) ، الترمذي (1820) ، ابن ماجة ( 3327)
(20) علل الحديث (2/293)
(21) شرح علل الترمذي (2/ 651)
Sulaiman bin Bilal dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah dari Nabi
SAW " Sebaik baik bumbu adalah cuka. ( 18 ) . Dan rumah yang tidak
ada kurma akan membikin lapar penghuninya. ( 19 ) . سئل عنهما أبو حاتم فقال ( هذا حديث منكر بهذا الإسناد ) (20)
وقال ابن رجب ( ذكرنا أن كثيرا من الحفاظ استنكروه ـ يعني الحديث الأول ـ على سليمان بن بلال ، منهم أحمد وأبو حاتم وأحمد بن صالح وغيرهم ، وكذلك قال جماعة منهم في حديث ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) بهذا الإسناد ) (21)
(18) مسلم (1621) ، الترمذي (1845) ، ابن ماجة (3316)
(19) مسلم (2046) ، أبوداود (3831) ، الترمذي (1820) ، ابن ماجة ( 3327)
(20) علل الحديث (2/293)
(21) شرح علل الترمذي (2/ 651)
Abu Hatim ditanya tentang dua hadis itu, lalu di jawab: Hadis ini adalah munkar dengan sanad ini. ( 20 )
Ibn Rajab berkata: Kami sebutkan bahwa kebanyakan hafidh hadis ingkar kepadanya – ya`ni hadis pertama yang disandarkan kepada Sulaiman bin Bilal itu. Di antara mereka adalah Imam Ahmad, Abu Hatim, Ahmad bin Shalih dll. Begitu juga segolongan mereka menyatakan seperti itu pada hadis " Rumah yang tidak ada kurma akan membikin keluarganya lapar " dengan sanad ini.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Itu juga
hadis tafarrud yang dilemahkan oleh Imam Ahmad, Abu Hatim dan Ahmad bin Shalih.
Bersambung………… untuk lainnya masih menunggu.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan