Kata pengantar:
Setiap orang yang menyampaikan ajaran Rasulullah SAW yang asli bukan ajaran Rasulullah SAW yang palsu akan mendapat berbagai tantangan, bukan enak melaju dengan santai dan penuh pujaan. Dia akan mengalami sebagaimana yang di alami oleh para Rasul, yaitu didustakan, dihna, di gilakan, bukan langsung dipercaya, dihurmati atau di anggap orang intelek dll. Kita pasti tahu hal itu, kalau kita berpegangan kepada ajaran kitab suci yang menyatakan sbb:
وَإِن يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالزُّبُرِ وَبِالْكِتَابِ الْمُنِيرِ
Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa hujjah yang jelas, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. 25 fathir.
Di ayat lain, Allah menyatakan:
كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila". 52 Dzariyat.
Saya bukan Rasul juga bukan Nabi. Tapi saya ingin jujur, anti kedustaan dan ingin menyampaikan ajaran Rasulullah SAW yang asli bukan yang palsu. Sudah tentu, saya harus berani menerima beban para Nabi atau ulama dulu yang komitmen kepada ajaran beliau.
Mari kita ikuti jawabanku untuk para komentator di fb saya ini:
Ustadz Agus Susanto – mahasiswa Madinah menulis:
Adapun dalil Al-qur’an adalah
Firman Allah
ومن يشاقق الرسول بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله جهنم وساءت مصيرا
“Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah di kuasainya itu dan kami masukkan ia kedalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An-Nisa’ [4]: 115).
Dalam ayat ini, “jalan orang-orangorang mukmin” diartikan sebagai apa-apa yang telah disepakati untuk dilakukan orang mukmin. Inilah yang disebut ijma’ kaum mukminin. Orang yang tidak mengkuti jalan orang mukmin mendapat ancaman neraka jahannam. Hal ini berarti larangan mengikuti jalan selain apa yang diikuti kaum mukminim, dan ini berarti disuruh mengikuti ijma’.
Saya jawab:
Bila kita mau mengkaji dengan cermat, bukan serampangan, maka akan bisa kita katakan : Siapakah yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
Saya yang menghindari Telor, Ayam , Bebek dan Burung , dan selalu melakukan salat di tanah yang persis dengan salat Rasulullah SAW dan para sahabatnya termasuk yang menentang Rasulullah SAW, apakah anda yang tiap hari menu makanannya adalah makan daging Ayam , Telor dan Burung - burung lalu menjalankan salat di karpet terus yang termasuk menenentang dan menyelisihi perbuatan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Jadi yang menentang dan menyelisihi jalan Rasul adalah anda yang salatnya di karpet sampai mati dan tidak pernah menjalankan salat di tanah dengan mengenakan sandal. Pikirlah sebelum membawakan dalil.
Bisa dilihat di tafsir al muyassar sbb:
التفسير الميسر - (ج 2 / ص 113)
ومن يخالف الرسول صلى الله عليه وسلم من بعد ما ظهر له الحق، ويسلك طريقًا غير طريق المؤمنين، وما هم عليه من الحق، نتركه وما توجَّه إليه، فلا نوفقه للخير، وندخله نار جهنم يقاسي حرَّها، وبئس هذا المرجع والمآل.
Barang siapa yang menyelisihi Rasulullah SAW setelah tampak kebenaran kepadanya , lalu masuk ke jalan yang bukan jalannya orang – orang mukminin dan kebenaran yang ada pada mereka, maka akan kami biarkan dia dan apa yang dia tuju. Kami tidak akan memberikan taufik untuk mendapat kebaikan dan kami masukkan ke Neraka Jahannam yang akan dia rasakan panasnya dengan sangat menderita. Dan sejelek – jelek tempat kembali adalah neraka Jahannam. 113 / 2.
Jadi yang di larang di situ adalah mengikuti jalan kafirin bukan orang yang masih mengikuti jalan Rasulullah SAW dan sahabatnya.
Maksud وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ dalam asbabun nuzulnya adalah orang munafik bernama Basyir yang lari lalu bergabung dengan kaum musrikin . Kisah ini dikomentari oleh Al hakim sbb :
صحيح على شرط مسلم < لباب النقول ج: 1 ص: 83
Sahih menurut sarat riwayat Muslim . Lihat Lubabun nuqul 83/1
Abu Ja`far Annahas ,wafat 338 berkata :
قال سعيد بن جبير لما أطلع الله النبي على أمر ابن أبيرق هرب الى المشركين , معاني القرآن ج: 2 ص: 190
Said bin Jubair berkata ; Ketika Allah memperlihatkan kepada Nabi tentang urusan Ibnu Ubairiq , maka dia lari kepada kaum musrik . Ma`anil quran 190/2
Itulah maksud ayat 115 Annisa`
نزل بسبب طعمة بن ابيرق لانه ارتد وسار إلى مكة , تفسير الثعالبي ج: 1 ص: 414
Ayat 115 Nisa ` itu turun berkaitan dengan masalah Thu`mah bin Ubairiq ,dia murtad dan pergi ke Mekkah . Tafsir Tsa`aalibi 414/1
دين الموحدين نوله ما تولى ندعه وما اختار لنفسه ونصله جهنم ندخله إياها ونلزمه النار ثم أشرك بالله طعمة فكان يعبد صنما إلى أن مات فأنزل الله فيه , تفسير الواحدي ج: 1 ص: 290
Maksud Sabilul mukminin adalah agama orang – orang yang bertauhid ……………………………. , dia kami ( Allah ) biarkan untuk memilih pilihannya , lalu kami masukkan ke Neraka Jahannam , dia akan tetap di sana .lantas Thu`mah menjadi musyrik , menyembah berhala sampai mati ,lalu Allah menurunkan ayat 115 Nisa` tadi . Tafsir Alwahidi 290/1
Jadi sangat tidak cocok bila ayat itu digunakan untuk orang yang menyalahi ijma`, apalagi ijma` untuk menghalalkan Ayam adalah Ijma` yang batil , bukan Ijma` yang benar. Ijma` menghalalkan Ayam adalah membolehkan milyaran Ayam di makan oleh milyaran kaum muslimin di dunia. Pada hal sahabat Rasulullah SAW tidak ada yang memakan daging Ayam . Ini ber arti mengajak untuk menyelisihi perbuatan mereka yang termasuk qurun terbaik, bukan termasuk qurun yang jelek seperti sekarang ini. Ingatlah hadis :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Orang yang terbaik diantaramu adalah masaku kemudian orang – orang setelah mereka lalu generasi sesudahnya Muttafaq alaih 2651
Jadi ayat 115 Annisa` bukan untuk orang yang menyalahi ijma` Dan tampak buruklah orang yang mendukung ijma` yang salah itu. Ijma` ayo maka Ayam bukan ijma` ayo menghindari hewan yang bercakar sebagaimana dalam hadis:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ
Rasulullah SAW melarang setiap binatang buas bertaring dan setiap burung yang punya cakar HR Muslim 1934
وممن اعترض على هذا الاستنباط من المفسرين:
الكلبيُّ في التسهيل: ( 135 ) قال: " وفي ذلك نظر ".
وأبو حيان: البحر المحيط: ( 3 / 366 )، والشوكانيٌّ حيث قال: " ولا حجة في ذلك عندي؛ لأن المراد بغير سبيل المؤمنين هنا هو: هو الخروج من دين الإسلام إلى غيره...". فتح القدير: ( 416 ).
Dan termasuk orang yang menentang istinbat bahwa ayat itu untuk mendukung Ijma` dari kalangan ahli tafsir adalah sbb:
Al kalabi dalam kitab Tashil , beliau berkata: " Masih perlu di kaji ulang".
Begitu juga Abu Hayyan – dlm kitab al bahrul muhith ( 366/3 ) dan Syaukani yang berkata: Tidak bisa di gunakan hujjah ayat itu untuk ijma` bagiku . sebab maksud ghairi sabilil mukminin ( bukan jalan orang - orang mukmin ) adalah keluar dari agama Islam………….ke agama lain. Fathul qadir 416.
وقال الشنقيطي: "وفي الاستدلال عليه بهذه الآية بحوث ومناقشات". مذكرة أصول الفقه للشنقيطي: ( 150 ).
Syanqithi berkata:
Dalil Ijma` dengan ayat itu masih butuh kajian dan dialog . Lihat kitab Mudzakkirah Ushulul figh karya Syanqithi. 150.
Jadi maksud ayat itu adalah orang yang menyelisihi atau menentang Rasulullah SAW setelah tampak padanya petunjuk lalu mengikuti jalan kafirin . Dialah yang akan di masukkan ke dalam Neraka Jahannam.
Lalu siapakah yang menentang kepada Rasul, orang yang makan Ayam atau yang menghindarinya?
Orang yang melaksanakan salat sesuai dengan tuntunan Rasul atau yang menyelisihinya?
Anda menyatakan lagi:
Dan adapun dari Sunnah Adalah Sabda Rosulullah Sholallahu’alaihwasallam:
أمتى لاتجتمع على الخطا. أمتى لاتجتمع على الضلالة. لم يكن الله بالذي يجمع أمتى على الضلالة. لم يكن الله ليجمع أمتى على الخطا.
Umatku tidak akan sepakat untuk melakukan kesalahan. Umatku tidak akan sepakat melakukan kesesatan. Allah tidak akan membuat umatku sepakat untuk melakukan kesalahan”.
Maka jika kita menyelahi ijma’ berarti kita menyalahi Al-qur’an dan As-Sunnah ???
Saya jawab:
Arti yang anda tulis salah.
Mestinya: Umatku tidak akan berkumpul atas dasar kesalahan. Umatku tidak berkumpul atas dasar kesesatan. Allah tidak akan mengumpulkan umatku atas kesesatan , Allah tidak akan mengumpulkan umatku atas kesalahan”.
Dan saya tidak mengetahui hadis itu dimana refrensinya. Redaksi hadis yang seperti itu, saya tidak menjumpainya. Dan di situ tidak dijelaskan refrensinya, dan siapakah yang meriwayatkannya. Lalu di gunakan dalil yang harus di pegangi dan tidak boleh dilepaskan. Ini sangat keliru bukan agak benar.
Barang kali yang di pakai landasannya adalah hadis sbb:
سنن الترمذي ٢٠٩٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنِي الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الْمَدَنِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي أَوْ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ
Sunan Tirmidzi 2093: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Nafi’ Al Bashri; telah menceritakan kepadaku Al Mu’tamir bin Sulaiman; telah menceritakan kepada kami Sulaiman Al Madani dari ‘Abdullah bin Dinar dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku, atau beliau bersabda (keraguan dari perawi) ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas kesesatan, dan tangan Allah bersama Al Jama’ah, dan barangsiapa yang hidup menyendiri maka dia akan menyendiri pula masuk neraka.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits gharib ditinjau dari jalur ini.
Firas al farisi menyatakan:
و صَحَّحَهُ الاَلْبَانِي بِدُوْنِ لَفْظَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
و قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ اللهُ السَّعْدِ: اذا قَالَ التِّرْمِذِيُّ هَذَا حَديثٌ غَرِيبٌ, فَهُوَ حَديثٌ ضَعِيفٌ
Hadis tsb di sahihkan oleh al albani tanpa kalimat: barangsiapa yang hidup menyendiri maka dia akan menyendiri pula masuk neraka.
Syaikh Abdullah Assa`d menyatakan: Bila Tirmidzi menyatakan ini hadis nyeleneh, maka ia hadis lemah.
أبُو حُذَيْفَه السَّلَفِيِ
الَّذِي أَذْكُرُهُ اَنَّ الاِمَامَ الدَّارَقُطْنِي أَعَلَّهُ بالإِضْطِرَابِ
Abu Hudzaifah assalafi berkata:
Apa yang saya ingat, bahwa Imam Daroquthni menyatakan hadis tsb memiliki illat ( cacat) kacau.
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu saya, ada perawi bernama Sulaiman al madani yang lemah.Dalam kitab mausu`ah ruwatil hadis dijelaskan sbb:
سُلَيْمَانُ بْنُ سُفْيانَ القُرَشِى التَّيْمِى مَوْلاَهُمْ ، أَبُو سُفْيانَ المدنى ، مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ بْنِ عُبِيْدِ اللهِ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ اِبْنِ حَجَرَ: ضَعِيفٌ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الذَّهَبِيَّ: ضَعَّفُوهُ
Suleiman bin Sufyan Qurashi Taimi – maula mereka — Abu Sufyan al madani, maula keluarga Talha bin Ubaidillah
Rank menurut Ibn Haar: Lemah
Rank menurut Dzahabi: Mereka melemahkannya
Komentarku ( Mahrus ali):
Jadi hadis tsb adalah lemah, bukan sahih atau hasan.
Menurut riwayat Abu Dawud sbb:
سنن أبي داوود ٣٧١١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ الطَّائِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ ابْنُ عَوْفٍ وَقَرَأْتُ فِي أَصْلِ إِسْمَعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي ضَمْضَمٌ عَنْ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِي مَالِكٍ يَعْنِي الْأَشْعَرِيَّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ أَجَارَكُمْ مِنْ ثَلَاثِ خِلَالٍ أَنْ لَا يَدْعُوَ عَلَيْكُمْ نَبِيُّكُمْ فَتَهْلَكُوا جَمِيعًا وَأَنْ لَا يَظْهَرَ أَهْلُ الْبَاطِلِ عَلَى أَهْلِ الْحَقِّ وَأَنْ لَا تَجْتَمِعُوا عَلَى ضَلَالَةٍ
Sunan Abu Daud 3711: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Auf Ath Tha`i berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma’il berkata, telah menceritakan kepadaku Bapakku. Ibnu Auf berkata; Aku membaca dalam buku Isma’il; ia berkata; telah menceritakan kepadaku Dhamdham dari Syuraih dari Abu Malik —maksudnya Abul Malik Al Asy’ari- ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah melindungi kalian dari tiga hal; jangan sampai Nabi kalian mendoakan (keburukan), hingga kalian mendapat kebinasaan, jangan sampai pendukung kebatilan (orang-orang kafir) mengalahkan pendukung kebenaran, dan jangan sampai kalian berkumpul dalam kesesatan.” Hanya Abu dawud yang meriwayatkan dengan redaksi tsb
Komentarku ( Mahrus ali):
وَفِي السَّنَدِ مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ الطّائِيِ ، ذَكَرَهُ الذَّهَبِيُّ ، قَالَ: مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عُثْمانٍ ، مَجْهُولُ الْحالِ
وأيضاً فِيه ضَمْضَمُ ، ذَكَرَهُ الذَّهَبِيُّ ، وَقَالَ: ضَمْضَمُ بْنُ زرعةِ عَنْ شُرَيْحٍ بْنِ عُبَيْدٍ.
وَثَّقَهُ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ ، وَضَعَّفَهُ أَبُوحَاتِمٍ ، رَوَى عَنْه جَمَاعَةٌ
Didalam sanad terdapat Mohammad bin Auf al Thai. Kata Dzahabi: Muhammad ibn Auf dari Suleiman bin Usman, tidak diketahui ( tidak diketahui identitasnya)
Dan juga yang bernama Dhamdham, Kata Dzahabi: Dhamdham bin Syuraih bin Ubaid. Di nyatakan terpercaya menurut Yahya bin Ma`in. Abu hatim menyatakan lemah, diriwayatkan oleh kelompok ahli hadis dari padanya . http://ejabat.google.com/ejabat/thread?tid=6311458fd1cb9dda&pli=1
Menurut Ibnu Majah sbb:
سنن ابن ماجه ٣٩٤٠: حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا مُعَانُ بْنُ رِفَاعَةَ السَّلَامِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو خَلَفٍ الْأَعْمَى قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمْ اخْتِلَافًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ
Sunan Ibnu Majah 3940: Telah menceritakan kepada kami Al ‘Abbas bin ‘Utsman Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ma’an bin Rifa’ah As Salami telah menceritakan kepadaku Abu Khalaf Al A’ma dia berkata; aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya umatku tidak akan berkumpul di atas kesesatan, apabila kalian melihat perselisihan maka kalian harus berada di sawadul a’dzam (kelompok yang terbanyak; maksudnya yang sesuai sunnah).”
Perawi lemah abu Kholf al a`ma yang ditinggalkan ulama ahli hadis. Dan Ma`an bin Rifa`ah yang lemah.
مسند أحمد ٢٥٩٦٦: حَدَّثَنَا يُونُسُ قَالَ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ أَبِي وَهْبٍ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ رَجُلٍ قَدْ سَمَّاهُ عَنْ أَبِي بَصْرَةَ الْغِفَارِيِّ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَرْبَعًا فَأَعْطَانِي ثَلَاثًا وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً سَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يَجْمَعَ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يُهْلِكَهُمْ بِالسِّنِينَ كَمَا أَهْلَكَ الْأُمَمَ قَبْلَهُمْ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يَلْبِسَهُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَهُمْ بَأْسَ بَعْضٍ فَمَنَعَنِيهَا
Musnad Ahmad 25966: Telah menceritakan kepada kami Yunus dia berkata, telah menceritakan kepada kami Laits dari Abu Wahb Al Khaulani dari seorang laki-laki yang ia sebutkan namanya, dari Abu Bashrah Al Ghifari seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku meminta kepada Rabbku Azza wa Jalla empat perkara, lalu Dia memberiku tiga perkara dan menolak satu perkara; aku meminta kepada Rabbku agar umatku tidak berkumpul atas kesesatan lalu Dia memberinya kepadaku, lalu aku meminta Allah Azza wa Jalla agar tidak membinasakan kalian dengan paceklik sebagaimana dibinasakannya umat sebelum kalian lalu Dia memberikannya kepadaku, dan aku meminta Allah Azza wa Jalla agar tidak menjadikan mereka bergolong-golongan dan sebagian mereka memerangi sebagian yang lain, namun Dia menolaknya.”
Ada perawi bernama Abu Wahb al Kholani yang tidak dikenal identitasnya.
Jadi hadis, umat Nabi SAW tidak akan berkumpul atas kesesatan adalah lemah, dan kita telah menunjukkan sanadnya yang cacat tadi, bukan tanpa alasan, kami menyatakan lemah.Lucu sekali hadis lemah itu untuk dalil Ijma` untuk menghalalkan Ayam , mengapa tidak dicarikan saja hadis yang sahih. Sudah jangan bicara Ijma`, diamlah lebih baik. Sebab ijma` penghalalan Ayam itu bermodal dari tahrif arti mikhlab.
Tentang hadis umatku tidak akan berkumpul atas kesesatan.
Realitanya, banyak kalangan umat Muhammad yang ahli bid`ah membikin kelompok Tarekat, diba`an, organisasi pemuda, oragnisasi untuk orang – orang tua yang teguh dalam menegakkan kebid`ahan dan menenggelamkan sunnah. Seluruhnya adalah kelompok yang penuh dengan kesesatan, kesyirikan sepi dari kebenaran dan ketauhidan.
Bahkan banyak bukan sedikit yang membikin partai politik berlabel Islam untuk membela kekufuran dan kebid`ahan dengan masing – masing alasan, ada juga kelompok – kelompok yang mestinya tidak perlu di adakan, tapi harus dihapus. Seluruhnya bila di hitung dengan jari, maka akan membikinnya kejang. Seluruhnya adalah kelompok kesesatan bukan berada di jalan lurus. Kita ingat saja ayat:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Al an`am 159
Ingat , umat Rasulullah SAW milyaran dan banyak yang melakukan syirik, bid`ah dan suka bergolong – golong, hizbi, ormas yang seluruhnya itu gaya orang – orang kafir bukan orang muslim. Apakah tidak ingat ayat:
وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.. Arrum 31-
Untuk yang lain, jawabannya masih menyusul dengan tertib dan urut
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan