Ustadz
Agus Susanto
Mahasiswa universtas Islam Medinah menulis :
Maka
silahkan menyimak ulasan berikut:
TEKS
HADIST
عن زهدم الجرمي عن أبي موسى - يعني
الأشعري - رضي الله عنه قال : رأيت
النبي صلى الله عليه و سلم يأكل دجاجا
Dari
Zahdam Al-Jarmiy dari Abu Musa Al-Asy’ari telah berkata: “aku melihat Nabi
Sholallahu ‘alaihi wa sallam memakan ayam”.
TAKHRIJ
HADIST
SHAHIH,
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya no. 5198, Muslim dalam Shahihnya
no.4355,4357,Ahmad dalam Musnadnya 4/394, 4/401, 4/406,At-Tirmidzi
no.1826,Ad-Darimi no.2055,2056,An-Nasa’i dalam Sunan Kubro no. 4859, Baihaqi
dalam Sunan Kubro’ 9/322,Ibnu Hibban dalam Shahihnya12/26, 12/60, Abu ‘Awanah
dalam Musnadnya 4/32, At-Tabhrani dalam Mu’jamul Wasith 1/201 dan dalam Mu’jam
As-Saghir 1/106 no.150,Ibnu Jaarud dalam Muntaqo’nya 1/224, Al-Bazzar dalam
musnadnya 1/406, Al-Humaidi dalam Musnadnya 2/337,Abdurozzaq dalam Mushannafnya
8/495
Hadist
diatas sebagaiman telah saya takhrij adalah hadist yang shahih.
Bagaimana tidak shahih, sedangkan hadist tersebut telah terdapat dalam kitab shahih bukhari dan muslim yang para ulama dan ummat islam telah bersepakat untuk menerimanya.
Bagaimana tidak shahih, sedangkan hadist tersebut telah terdapat dalam kitab shahih bukhari dan muslim yang para ulama dan ummat islam telah bersepakat untuk menerimanya.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Bukan
hadis sahih, karena tafarrud ( di kalangan tabiin dan tiada yang tahu hadis tsb kecuali Zahdam) . Dan cacat karena tafarrud
menurut ulama hadis yang dulu adalah
cacat yang melemahkan hadis. Tidak bisa dikatakan sahih menurut mereka. Dan hal
ini bisa dilihat dalam jawaban saya yang lalu, tidak perlu diulang lagi dalam
jawaban saya sekarang. Tafarrud adalah cacat suatu hadis bukan keistimewaannya.
Banyak pakar
hadis yang memuji terhadap penilaian ulama hadis yang dulu dari pada penilaian
ulama hadis yang belakangan.
حتى دعا الحافظ ابن حجر، رحمه الله إلى
تقليدهم في أحكامهم، والتسليم لهم حيث قال:
"… يتبين لك عظم موقع كلام الأئمة
المتقدمين، وشدة فحصهم، وقوة بحثهم، وصحة نظرهم، وتقدمهم بما يوجب المصير إلى
تقليدهم في ذلك، والتسليم لهم فيه"[3].
لكن؛
إِذَا
تَمَّ أَمْرٌ بَدَا
نَقْصُهُ تَرَقَّبْ
زَوَالاً إِذَا قِيلَ تَمْ[4]
فمع القرن الخامس بدأت الضبابية تعلو
وضوح هذا المنهج، وبدأت معالمه تَدْرُس وتمحى شيئا فشيئا، حتى قال الإمام الذهبي
رحمه الله: "فعلى علم الحديث وعلمائه لِيَبْكِ من كان بَاكِيا"[5].
[3]-
ابن حجر؛ النكت على ابن الصلاح: 2/726.
[4]-
بيت سائر؛ انظره عند: الأبشيهي؛ المستطرف في كل فن مستظرف: باب في البيان
والبلاغة: 1/211.
[5]-
الذهبي؛ سير أعلام النبلاء: 13/323، وانظر: زغل العلم ص:11-14.
Sehingga al hafidh Ibnu Hajar rahimahullah mengajak untuk ikut mereka dalam hukum –
hukum mereka dan berserah diri kepada
mereka. Beliau berkata:
Telah
tampak bagimu keagungan perkataan para
imam – imam yang dulu, sangat teliti, tangguh dalam pengkajian, kebenaran
pandangan dan kemajuan mereka sehingga
harus mengikuti mereka dalam hal itu dan berserah diri kepada mereka
dalam masalah itu . Ibnu Hajar
Al nukat alab ni Shalal 726/2
Tapi
………..
Bila
perkara itu telah sampurna akan tampak
kekurangannya.
Nantikan
saja kebinasaan bila dikatakan perkara
itu telah sempurna
Lihat
Al mustathraf 211/1
Ketika abad ke lima,
mulai kabut tipis berada di atas ( menyelimuti ) manhaj yang jelas ini, tanda –
tandanya mulai terhapus sedikit demi
sedikit sehingga Imam Dzahabi
rahimahullah berkata:
Bagi
orang yang ingin menangis , tangisilah Ilmu hadis dan ulamanya. Lihat
siyar a`lamin nubala 323/13.
Jasim Dawud menulis :
2- أن
المتأمل في الأحكام على الأحاديث يجد كثرة الأحاديث التي صححها من جاء
بعد الأئمة المتقدمين وقد حكم عليها الأئمة المتقدمون بالضعف والنكارة
وربما بالبطلان أو الوضع،
Sesungguhnya orang yang mau merenungi tentang
penilaian hadis – hadis akan menjumpai banyak hadis yang di sahihkan oleh
ulama belakangan ( setelah ahli hadis yang dulu _). Pada hal hadis – hadis itu telah di nyatakan lemah, munkar, kadang batil atau palsu oleh
ulama ahli hadis yang dulu.
ومن المعلوم أن الأئمة المتقدمين هم أهل هذا
الشأن، فهم أرسخ في فهم قواعد هذا العلم وأصوله، وهم المرجع في التصحيح
والتضعيف، حيث توفر لهم من الأسباب والعوامل المعينة على تمييز الصحيح من الضعيف
والمحفوظ من المنكر مالم يتوفر لغيرهم، وهذا يجعل كلامهم أقرب إلى الصواب
Sungguh
telah di maklumi bahwa pakar – pakar ahli hadis yang dulu adalah
pakarnya dalam masalah ini. Mereka itu
lebih mendalam dalam memahami kaidah
ilmu dan ushul ini. Merekalah marji` ( refrensi ) dalam mensahihkan atau melemahkan. Sebab mereka memiliki banyak sebab dan faktor tertentu untuk membedakan
antara yang sahih dan lemah, yang
terpelihara dan yang munkar dimana lain
mereka tidak memilikinya. Hal ini yang membikin perkataan mereka lebih dekat
kepada kebenaran.
http://www.startimes.com/f.aspx?t=26066773
.
.
Anda
menyatakan:
Berikut
Nukilan dari beberapa ulama tentang Ijma’nya kaum Muslimin untuk menerima
Hadist yang terdapat dalam Bukhari dan Muslim
Komentarku
( Mahrus ali ):
Masalah
Ijma` telah di bahas dalam jawaban yang lalu, dan Ijma` disini perlu di
vertivikasi, dan ternyata belum ada
pembuktian kepada masing – masing ulama atau kaum muslimin yang di tanyai
apakah mereka berkata bahwa apa yang di
sahihkan Bukhari dan Muslim sahih semuanya. Pembuktian seperti ini tiada.
Karena itu tiada Ijma` dalam hal ini, alias dusta sekali, bukan agak benar.
Ibnu
Hazem berkata:
المحلى [مشكول و بالحواشي] - (ج 7 / ص
345)
وَرَحِمَ اللَّهُ أَحْمَدَ بْنَ
حَنْبَلٍ فَلَقَدْ صَدَقَ إذْ يَقُولُ: مَنْ يَدَّعِي الإِجْمَاعَ فَقَدْ كَذَبَ،
مَا يُدْرِيهِ لَعَلَّ النَّاسَ اخْتَلَفُوا
لَكِنْ لِيَقُلْ: لا أَعْلَمُ خِلافًا، هَذِهِ أَخْبَارُ الْمَرِيسِيِّ،
وَالأَصَمِّ.
Semoga
Allah memberi rahmat kepada Imam Ahmad bin Hambal . Sungguh benar beliau
ketika berkata: Barang siapa yang mengaku Ijma` maka sungguh dia berdusta. Apakah dia tahu barang kali manusia beda pendapat. Tapi
katakan saja: Aku tidak tahu hilap dalam masalah ini. ………. Ini adalah
berita – berita al marisi dan al asham (
ya`ni kabar Burung ).
Anda
menyatakan:
Imam
An-Nawawi berkata:
اتفق العلماء -رحمهم الله- على أنّ أصح الكتب بعد القرآن”الصحيحان” البخاري ومسلم،وتلقتهما الأمة بالقبول
“ Para Ulama –semoga Allah merahmati mereka- telah sepakat menyatakan bahwa kitab yang paling Shahih setelah al-Qur’an adalah ash-Shahihain; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Umat telah menerima keduanya dengan baik. ” (Muqaddimah Syarh Shahih Muslim)
اتفق العلماء -رحمهم الله- على أنّ أصح الكتب بعد القرآن”الصحيحان” البخاري ومسلم،وتلقتهما الأمة بالقبول
“ Para Ulama –semoga Allah merahmati mereka- telah sepakat menyatakan bahwa kitab yang paling Shahih setelah al-Qur’an adalah ash-Shahihain; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Umat telah menerima keduanya dengan baik. ” (Muqaddimah Syarh Shahih Muslim)
Berkata
Imam Al-’Aini:
اتفق علماء الشرق والغرب، على أنه ليس بعد كتاب الله تعالى أصح من صحيحي البخاري ومسلم
“Para ulama di timur dan di barat telah sepakat bahwa tidak ada setelah Al-Quran kitab yang lebih sahih dari pada Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. ” (Umdatul Qari 1/5)
Imam
Ibnu Ash-Sholah berkata:
جميع ما حكم مسلم بصحته من هذا الكتاب فهو مقطوع بصحته، والعلم النظري حاصل بصحته في نفس الأمر، وهكذا ما حكم البخاري بصحته في كتابه؛ وذلك لأن الأمة تلقت ذلك بالقبول سوى من لا يُعتد بخلافه
“Semua yang dihukumi sahih menurut Imam Muslim dalam kitab ini (Shahih Muslim), maka itu bisa dipastikan sahih. Ilmu an-nazhari terwujud dengan kesahihannya seketika. Demikian pula apa yang dihukumi sahih oleh Imam Bukharia dalam kitabnya (Shahih Bukhari). Yang demikian itu, karena umat telah sepakat untuk menerimanya kecuali orang yang penyelisihannya tidak diakui. ” (Shiyanatu Shahih Muslim hal 85-86)
Berkata
Imam Ad-Dahlawi:
أما الصحيحان: فقد اتفق المحدثون على أن جميع ما فيهما من المتصل المرفوع صحيح بالقطع، وأنهما متواتران إلى مصنفيهما، وأن كل من يهون أمرهما فهومبتدع
غير سبيل المؤمنين
“Adapun Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka para ahli hadits telah sepakat bahwa seluruh sanad bersambung marfu’ yang ada di keduanya adalah pasti sahih. Dan kedua kitab itu diriwayatkan secara mutawatir sampai kepada penulisnya. Dan (para ulama juga sepakat) bahwa siapa yang meremehkan keduanya, maka ia ahli bidah tidak mengikuti jalan kaum mukminin. ” (Hujatullah Al-Balighah 1/232
)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Kurang
pas terjemahannya.
Mestinya
sbb:
“Adapun
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka para ahli hadits telah sepakat bahwa
seluruh hadis yang sanadnya bersambung
marfu’ yang ada di keduanya adalah pasti sahih. Dan kedua kitab itu
diriwayatkan secara mutawatir sampai kepada penulisnya. Dan (para ulama juga
sepakat) bahwa siapa yang meremehkan keduanya, maka ia ahli bidah tidak
mengikuti jalan kaum mukminin. ” (Hujatullah Al-Balighah 1/232
)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Syaikh
Muhammad Al amin berkata:
www.ibnamin.com/daef_bukhari_muslim.htm
وقد بلغ الشطط بالدهلوي إلى القول في كتابه "حجة
الله البالغة" (1|283): «أما الصحيحان فقد اتفق المحدثون على أن جميع ما فيهما
من المتصل المرفوع صحيح بالقطع، وأنهما
متواتران إلى مصنفيهما، وأنه كل من يهون
من أمرهما فهو مبتدع متبع غير سبيل
المؤمنين».
Sungguh
berebihan imam Dahlawi yang berkata dalam kitabnya Hujatullah al baligah 283/1:
“Adapun
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka para ahli hadits telah sepakat bahwa
seluruh hadis yang sanadnya bersambung
marfu’ yang ada di keduanya adalah pasti sahih. Dan kedua kitab itu
diriwayatkan secara mutawatir sampai kepada penulisnya. Dan (para ulama juga
sepakat) bahwa siapa yang meremehkan keduanya, maka ia ahli bidah tidak
mengikuti jalan kaum mukminin. ” (Hujatullah Al-Balighah 1/232
Anda
menyatakan lagi:
Berkata
imam Asy-Syaukani:
واعلم أن ما كان من الأحاديث في الصحيحين أو أحدهما جاز الاحتجاج به من دون بحث لأنهما التزما الصحة وتلقت ما فيهما الأمة بالقبول
“Ketahuilah bahwa seluruh hadits yang ada dalam shahih Bukhari dan Shahih Muslim atau salah satunya, boleh digunakan untuk berhujjah tanpa perlu diteliti. Sebab, keduanya telah mengharuskan hanya meriwayatkan hadits sahih. Dan umat pun telah menerima keduanya dengan baik. ” (Nailul Author 1/22)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Keterangan
tsb pendapat ulama yang belum tentu benar, juga mungkin salah.
Pendapat
ulama itu perlu dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya. Ternyata ia sulit dibuktikan kebenarannya dan mudah di buktikan
kesalahannya dengan keterangan Syaikh
Muhammad al amin sbb:
اعلم أن هناك أحاديثاً في الصحيحين ضعفها
علماءٌ محدثون كثر. وما حصل إجماعٌ على صحة كل حديثٍ في الصحيحين، لا قبل البخاري ومسلم
ولا بعدهما. فممن انتقد بعض تلك الأحاديث: أحمد بن حنبل وعلي بن المديني ويحيى بن معين وأبو داود
السجستاني والبخاري نفسه (ضعف حديثاً عند مسلم) وأبو حاتم وأبو زرعة الرازيان
وأبو عيسى الترمذي والعقيلي والنسائي وأبو علي النيسابوري وأبو بكر الإسماعيلي وأبو
نعيم الأصبهاني وأبو الحسن الدارقطني وابن مندة والبيهقي والعطار والغساني الجياني
وأبو الفضل الهروي بن عمار الشهيد وابن
الجوزي وابن حزم وابن عبد البر وابن
تيمية وابن القيم والألباني وكثير غيرهم. فهل كل هؤلاء العلماء قد مبتدعة متبعين غير
سبيل المؤمنين؟!
فالحديث الذي يخرجه البخاري أو مسلم،
ولا يخرجه أحمد، هو حديث غريب. وقد يكون صحيحاً وقد لا يكون. ولكن هذه من
الإشارات التي يجب الانتباه إليها.
Ketahuilah
bahwa banyak hadis dalam kitab sahih Bukhari dan Muslim yang telah
dilemahkan oleh pakar – pakar ahli hadis.
Dan tidak terdapat Ijma` untuk mensahihkan
setiap hadis dalam sahih Bukhari dan Muslim . Baik dari Bukhari dan Muslim sendiri atau ulama
setelah keduanya.
Diantara
imam yang mengkritisi sebagaian hadis –
hadis tsb adalah Imam Ahmad bin Hambal , Ali bin Al madini, Yahya bin Ma`in , Abu Dawud al
Sijistani, Bukhari sendiri ( juga melemahkan hadis di sahih Muslim ), Abu Hatim, Abu Zar`ah al
raziyan, Abu Isa al Tirmidzi, al Uqaili, Nasa`I , Abu ali al Naisaburi , Abu
Bakar al Ismaili , Abu Nuaim al
asbihani, Abul Hasan al daroquthni, Ibnu Mandah, Baihaqi , al atthar , Al
Ghassani al jiyani, Abul fadhel al harawi bin Ammar al Syahid , Ibn Jauzi, Ibn Hazm , Ibn Abdil
bar, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim , Al Bani dan masih banyak selain mereka.
Apakah
ulama – ulama yang telah disebut namanya itu ahli bid`ah, yang mengikuti jalan
kafirin atau bukan jalan mukmin.
فالحديث الذي يخرجه البخاري أو مسلم،
ولا يخرجه أحمد، هو حديث غريب. وقد يكون صحيحاً وقد لا يكون. ولكن هذه من
الإشارات التي يجب الانتباه إليها.
Hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim ,
tapi Imam Ahmad tidak meriwayatkannya (
dalam kitab musnadnya) maka termasuk hadis Gharib. Kadang sahih, kadang
tidak. Ini termasuk isarat yang harus di perhatikan.
قال الإمام ابن تيمية في مجموع الفتاوى (18|17):
«ومما قد يُسمّى صحيحاً، ما يصحّحه بعض علماء الحديث، وآخرون يخالفونهم في تصحيحه. فيقولون هو ضَعفٌ
ليس بصحيح. مثل ألفاظٍ رواها مسلم في
صحيحه، ونازعه في صِحتها غيره من أهل
العلم: إما مِثلهُ أو دونه أو فوقه. فهذا لا يُجزم بصدقه إلا بدليل. مثل حديث ابن
وعلة عن ابن عباس أن رسول الله
قال:
«أيما إهابٍ دبغُ، فقد طهر». فإن هذا انفرد به مسلم عن البخاري، وقد ضعفه الإمام أحمد وغيره،
وقد رواه مسلم.
Imam Ibnu
Taimiyah dalam kitab Majmu` fatawa
17/18 berkata: di antara apa yang kadang dikatakan sahih
adalah apa yang sebagian ulama
ahli hadis menyatakan sahih. Ulama
lainnya menyelesihi pentashihannya. Mereka berkata: Ia lemah bukan sahih seperti beberapa redaksi hadis riwayat Muslim dalam kitab sahihnya . tapi
ditentang oleh ahlul ilmi yang lain ( mereka tiadk menyatakan sahih ) .
Selain
Muslim dari kalangan ahlil ilmi juga menentang keabsahan redaksi – redaksi hadis dalam sahih
Muslim itu. Adakalanya orang yang setingkat dengannya, dibawahnya
atau di atasnya. Ini tidak bisa dipastikan kebenarannya kecuali dengan dalil.
Hal itu seperti hadis Ibnu Wa`lah dari Ibnu
Abbas , sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda: Setiap kulit yang disamak maka sungguh telah suci" Hadis ini, Imam Muslim meriwayatkannya, Imam Bukhari tidak. Sungguh
Imam Ahmad dan lainnya menyatakan lemah. Dan ia sungguh telah di riwayatkan
oleh Muslim.
أسطورة تصحيح أبي زرعة لصحيح مسلم
سنذكر –مستعينين
بالله– عدة أحاديث في صحيح مسلم، انتقدها أبو زرعة الرازي. فهذا كله مما يقدح في
القصة التي ذكرها ابن الصلاح في "صيانة صحيح مسلم" (ص67) وهي: «وبلغنا
عن مكي بن عبدان... قال: وسمعت مسلماً يقول: عرضت كتابي هذا على أبي زرعة الرازي،
فكل ما أشار أن له علة تركته، وكل ما قال إنه صحيح وليس له علة أخرجته». انتهى.
فهذه القصة لم يذكر لها ابن الصلاح إسناداً، وإنما قال: "بلَغَنَا". و
"بلغنا" أخت "زعموا"!
Legenda
Abu Zar`ah mensahihkan hadis – hadis di sahih Muslim.
Kami
akan menyebutkan dengan minta
pertolongan kepada Allah beberapa
hadis dalam sahih Muslim yang
dikeritisi oleh Abu Zar`ah al razi . Seluruhnya ini termasuk hal yang menodai
kisah yang di sebutkan oleh Ibn
Sholah dalam kitab Shiyanah sahih Muslim
hal 67 .
«وبلغنا عن مكي بن عبدان... قال: وسمعت
مسلماً يقول: عرضت كتابي هذا على أبي زرعة الرازي، فكل ما أشار أن له علة تركته،
وكل ما قال إنه صحيح وليس له علة أخرجته»
Telah
sampai berita kepada kami dari Makki bin
Abdan berkata: Aku mendengar Imam Muslim
berkata: Aku telah menghaturkan
kitabku ini kepada Abu Zar`ah al razi.
Setiap apa yang beliau isaratkan ada hadis yang cacat, maka aku tinggalkan (
tidak saya cantumkan dalam kitabku ) dan
apa yang beliau katakan : Sesungguhnya ini ( hadis ) sahih dan tiada
cacatnya , maka aku riwayatkan ( dalm
kitab sahih ini ). …………
Kisah
ini tidak di sebutkan oleh Ibn Sholah dengan sanadnya. Tapi beliau
berkata: Telah sampai berita kepada kami (
kami mendengar berita …………) . Kalimat
wabalaghona adalah mirip
dengan kalimat za`amu
atau mereka menduga atau mereka mengira.
والقصة ذكرها أبو بكر
بن عقال الصقلي في "فوائده" عن أبي بكر بن غزرة قال: «ذَكَرَ مكيّ بن
عبدان...» وساق عدة روايات. وقد ألحق هذه الفوائد "كمال الحوت" في ذيل
تحقيقه لكتاب "تسمية من أخرجهم البخاري ومسلم" للحاكم، (ص281 ط دار
الجنان الأولى 1407هـ). وهذا يدل على أن القصة لا تثبت: بدليل صنيع الإمام أبي
زرعة نفسه في انتقاده لأحاديث مسلم، والانقطاع بين ابن غزرة ومكي ابن عبدان. ولعل
مما يدل على بطلانها كذلك هذه القصة المشهورة التي حصلت في انتقاد أبي زرعة لمسلم
لإخراجه عن ضعفاء. وهي ثابتة مروية في أجوبة أبي زرعة للبرذعي (2|674) وتاريخ
بغداد (4|272) وسير أعلام النبلاء (12|571).
Kisah
tsb juga di cantumkan oleh Abu bakar bin Iqal al shaqalli dalam fawaidnya dari Abu bakar bin Ghazrah berkata: Makki bin
Abdan menyebutkan , lalu beliau
mencantumkan beberapa riwayat. Fawaid ini
telah di gabungkan oleh Kamalul hut dalam footnote tahkik kitab "
Tasmiyatu man akhrajahum Bukhari wa
muslim " karya al Hakim ( hal 281 , cetakan Darul jinan al ula 1407 H ).
Hal
ini menunjukkan bahwa kisah itu tidak valid. Buktinya Imam Abu Zar `ah sendiri punya karya dalam mengkeritisi hadis – hadis Muslim.
Selain itu terputusnya sanad antara Ibn
Ghazwah dan Makki bin Abdan.
Barangkali
hal yang menunjukkan bahwa kisah itu
keliru adalah kisah yang populer tentang masalah – masalah yang
Abu Zar`ah mengkritisi Imam Muslim karena Imam Muslim meriwayatkan
dari perawi – perawi lemah.
Kisah itu valid dan tercantum dalam ajwibah
Abi Zar`ah karya al bar dza`i. ( 674/2 ) , Tarikh Baghdad 272/4 Siyar a`lamin nubala` 571/12.
أسطورة تصحيح أحمد بن حنبل لصحيح مسلم
ومن الخرافات الأخرى
التي يروجونها أن كل ما أخرجه مسلم قد أجمع على صحته أحمد بن حنبل ويحيى بن معين
وعثمان بن أبي شيبة وسعيد بن منصور الخراساني. وقد زعم ذلك البلقيني في
"محاسن الاصطلاح" (ص38). ونستغني عن الإجابة عن هذا بكونهم عاجزين عن
إثباته. بل أعل أحمد أحاديثاً وأخرجها مسلم.
Hikayat Imam Ahmad
bin hambal mensahihkan kitab
sahih Muslim .
Di
antara khurafat yang mereka sebarkan,
sesungguhnya seluruh apa yang di
riwayatkan oleh Imam Muslim telah disepakati kesahihannya oleh Imam Ahmad bin Hambal , Yahya bin Ma`in
, Utsman bin Abi Syaibah , Said bin
Manshur al Khurasani .
Sungguh
Imam Al Bulqini menduga hal itu
dalam kitab " Mahasin
isthilah " hal 38.
Kita
tidak butuh menjawabnya, karena mereka
tidak mampu melakukan validasi kisah itu. Bahkan Imam Ahmad telah menyatakan
cacat beberapa hadis riwayat Imam Muslim.
أسطورة تصحيح العقيلي لصحيح البخاري
وقد ذكر ابن حجر
تهذيب التهذيب (9|46): قال مسلمة في "الصلة": «سمعت بعض أصحابنا يقول:
سمعت العقيلي يقول: لما ألّفَ البخاري كتابه "الصحيح"، عرضه على ابن
المديني ويحيى بن معين وأحمد بن حنبل وغيرهم، فامتحنوه (وفي رواية أخرى: فاستحسنوه).
وكلهم قال: كتابك صحيح إلا أربعة أحاديث. قال العقيلي: "والقول فيها قول
البخاري، وهي صحيحة"». وهذا لا يصحّ فإن في إسناده رجلاً مجهولاً. ومسلمة لم
يلتزم الصحة في كل ما يحكيه عن البخاري، فقد ذكر حكايات أخرى عنه ورد عليه ابن حجر
في نفس الصفحة وبين بطلانها.
Legenda
Imam Al Uqaili mensahihkan kitab sahih Bukhari.
IbnU
hajar telah menyebutkan dalam kitab " Tahdzibut tahdzib" 46/9 :
Maslamah berkata dlm " Al shilah " : Aku mendengar sebagian teman –
teman kami berkata: " Aku mendengar
al Uqaili berkata: " Ketika Imam Bukhari mengarang kitabnya " Sahih Bukhari " , maka
di tunjukkan kepada Ibn Madini, Yahya
bin Ma`in, Ahmad bin Hambal dll. Mereka
mengujinya ( dalam sebagian riwayat : Mereka menganggap baik padanya ). Seluruh
mereka berkata: " Kitabmu adalah sahih
kecuali empat hadis.
Al
Uqaili berkata: Yang benar adalah perkataan Imam Bukhari dan ia adalah sahih.
Kisah
ini tidak valid , sanadnya terdapat seorang lelaki yang tidak dikenal. Maslamah
sendiri tidak selalu benar setiap apa yang dia kisahkan dari Bukhari. Sungguh dia telah menyebut
beberapa riwayat lain tentang Bukhari , lalu di bantah oleh Ibn Hajar dalam halaman yang sama dan diterangkan
kekeliruannya.
والقصة السابقة تشعر
أن العقيلي يقول بتصحيح كل ما أخرجه شيخه البخاري. وهذا باطل، فقد ضعّف العقيلي
عدداً من أحاديث صحيح البخاري. وعلى سبيل المثال حديث همام بن يحيى في الأبرص. وقد
رواه العقيلي في ضعفاءه (4|369) من طريق شيخه البخاري، ثم ضعّفه واعتبره من كلام
عبيد بن عمير. هذا رغم اتفاق البخاري (3|1276 #3277) ومسلم (4|2275 #2963) على
تصحيحه.
Kisah tsb menunjukkan bahwa
Imam al Uqaili berkata bahwa apa
yang di riwayatkan oleh gurunya
Bukhari adalah sahih. Dan ini adalah keliru. Sungguh al Uqaili sendiri
telah melemahkan beberapa hadis dalam
sahih Bukhari. Misalnya hadis Hammam bin
Yahya tentang orang yang berpenyakit
kusta. Sungguh Imam Al Uqaili meriwayatkan nya dalam perawi – perawi lemahnya 369/4
dari jalur gurunya Bukhari. Lalu dilemahkan dan di anggap dari perkataan
Ubaid bin Umar , walaupun hadis tsb muttafaq alaih - Bikhari 1276/3
- 3277. Muslim 2275/4 – 2963 .
Itulah
komentar Syaikh Muhammad al amin di websitenya.
Syaikh
al bani berkata:
ويقول
أيضا رحمه الله
:
" الإمام البخاري والإمام مسلم قد قاما بواجب تنقية هذه الأحاديث التي أودعوها في الصحيحين من مئات الألوف من الأحاديث ، هذا جهد عظيم جداً جداً . . ولذلك فليس من العلم ، وليس من الحكمة في شيء أن أتوجه أنا إلى نقد الصحيحين وأدع الأحاديث الموجودة في السنن الأربعة وغيرها ، غير معروف صحيحها من ضعيفها . لكن في أثناء البحث العلمي تمر معي بعض الأحاديث في الصحيحين أو في أحدهما ، فينكشف لي أن هناك بعض الأحاديث الضعيفة! لكن من كان في ريب مما أحكم أنا على بعض الأحاديث فليعد إلى " فتح الباري" فسيجد هناك أشياء كثيرة وكثيرة جداً ينتقدها الحافظ أحمد ابن حجر العسقلاني " انتهى من " فتاوى الشيخ الألباني "
" الإمام البخاري والإمام مسلم قد قاما بواجب تنقية هذه الأحاديث التي أودعوها في الصحيحين من مئات الألوف من الأحاديث ، هذا جهد عظيم جداً جداً . . ولذلك فليس من العلم ، وليس من الحكمة في شيء أن أتوجه أنا إلى نقد الصحيحين وأدع الأحاديث الموجودة في السنن الأربعة وغيرها ، غير معروف صحيحها من ضعيفها . لكن في أثناء البحث العلمي تمر معي بعض الأحاديث في الصحيحين أو في أحدهما ، فينكشف لي أن هناك بعض الأحاديث الضعيفة! لكن من كان في ريب مما أحكم أنا على بعض الأحاديث فليعد إلى " فتح الباري" فسيجد هناك أشياء كثيرة وكثيرة جداً ينتقدها الحافظ أحمد ابن حجر العسقلاني " انتهى من " فتاوى الشيخ الألباني "
(ص/526) جمع عكاشة
الطيبي
.
slamqa.info/ar/178907
Syaikh
Nashiruddin al albani Rahimahullah berkata juga :
"Imam Bukhari dan Imam Muslim telah melakukan tugas seleksi hadis - hadis ini yang telah di cantumkan dalam sahihain dari ratusan ribu hadis. Ini usaha yang sangat besar
.. Oleh karena itu, tidak ilmiyah dan tidak bijak, saya bermaksud untuk mengeritik kitab sahihain dan membiarkan hadis – hadis dalam empat Sunan dan lain-lain, yang tidak diketahui sahih dan lemahnya. Namun dalam perjalanan penelitian ilmiah , terlintaslah sebagian hadis – hadis dalam sahihain ( bukhari dan Muslim ) atau salah satunya . Terbukalah bagiku bahwa di sana ada sebagian hadis yang lemah.
Tapi siapa yang ragu tentang penilaian saya terhadap sebagian hadis , maka kembalilah kepada Fathul bari. Dia akan menjumpai di sana banyak sekali – sangat banyak hadis - hadis yang dikritisi oleh al Hafidh Ahmad bin Hajar al asqalani ………………. Dari fatwa Syaikh al albani.
(ص/526) جمع عكاشة الطيبي .
slamqa.info/ar/178907
Komentarku
( Mahrus ali ):
Dengan
bukti dan data diatas, jelas kelirulah
orang yang berkata bahwa hadis dalam
sahih Bukhari dan Muslim harus benar, haram di salahkan, harus sahih, tidak boleh di lemahkan, harus di buat
pegangan, tidak boleh dilepaskan.
Lalu
bagaimanakah bila ternyata hadis di dalamnya ada yang lemah, salah lalu kita
buat pegangan sampai mati. Telah kita ajarkan kepada ribuan murid , ternyata kita ajarkan kekeliruan. Karena itu, jangan
fanatik membabi buta, tapi koreksi terlebih dulu. Kita harus bersungguh mencari kebenaran untuk agama Allah bukan
untuk servis terhadap golongan tertentu
atau mendukung secara buta kepada ulama
tertentu.
Kita
harus sungguh dalam mencari kebenaran, jangan bersungguh - sungguh dalam membela kesalahan. Kita harus
sungguh tidak boleh main – main untuk
meniti jalan menuju Allah ini. Ingatlah ayat:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. Ankabut
69
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ
لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ
تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللهِ وَلِيٌّ وَلاَ شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ
عَدْلٍ لاَ يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ
حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ
Dan tinggalkanlah orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah
ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur'an itu agar
masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa`at
selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan
ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan)
minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran
mereka dahulu. Al an`am 70
Bersambung
,,,,………., Untuk menjawab pertanyaan lainnya
masih menyusul.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan