
VOW Indonesia | Ekonomi - Sasaran negara berkembang, termasuk
Indonesia nampaknya bukan isapan jempol belaka untuk dikuasai oleh pihak Asing.
Walau Asing tidak mempunyai uang untuk investasi, namun mereka akan tetap
memperjuangkan negera sasarannya menjadi korban utang raksasanya.
“Jadi sasaran investasi itu (kereta cepat, salah satunya) adalah
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini. Selain itu, Asing (Cina) melakukan
manuver terhadap negera yang tergolong miskin. Dan itulah yang terjadi dengan
Negara kita sekarang,” demikian kata peneliti Asosiasi Ekonomi Politik
Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, Rabu (24/02/2016), di Jakarta Pusat.
Indonesia dengan “suntikan” tersebut kini menjadi salah satu
tanggungan dari ekonomi global. Untuk menahannya. Dan ia mengatakan ke semuanya
itu karena politik.
“Tidak mungkin hanya ekonomi, pasti ada ke politiknya,”
tambahnya singkat.
Selain itu, misalnya kereta cepat kemungkinan besar ada
kesepakatan-kesepakatan di dalam kerjasama. Misalnya saja adanya kepastian
hasil dari sebuah proyek tersebut.
“Dengan utang Cina yang menggunung, 240 persen dari
penghasilan brutonya tidak mungkin ada ikatan-ikatan kontrak. Negara Cina pasti
larinya ke politik. Ada pula jaminan-jaminan. Dan negara kita ini sedang diikat
oleh itu,” jelasnya.
Maka dari itu, jika nantinya dari proyek kereta api cepat
itu pemerintah tidak mampu bayar, jalan kedua ialah rakyat yang akan menanggung
itu. “Jangan anggap Cina itu sedang baik-baik saja. Ekonomi mereka sedang buruk.
Maka dari itu mereka gunakan apapun caranya untuk menyelamatkan. Dan jika utang
yang diberikan Cina itu tidak mampu kita bayar, maka publik yang mau tidak mau
membayarnya,” jelasnya. [voa-islam]
Artikel Terkait
China
- Razia tenaga kerja china di Gresik
- Angola Resmi Melarang Islam, Kesepakatan Dengan RRC
- Ancam Kedaulatan Bangsa, Forum Syuhada Indonesia Akan Sweeping WNA Ilegal, Terutama WN China
- Tak Bisa Bayar Utang ke Cina, Yuan Jadi Mata Uang Zimbabwe
- Ulama Banten Himbau Ummat Islam Tolak Yayasan Peduli Pesantren Milik Harry Tanoe
- Warga Cina Tanam Benih Cabai Mengandung Bakteri Berbahaya di Bogor
- Skenario Aseng Caplok RI: Mengapa KPK Sujud di Kaki Cina, Ini Jawabannya
- DI INGATKAN TERUS AGAR TIDAK TERLAMBAT DAN JADI PENYESALAN DI KEMUDIAN HARI..!!
- Tahukah? di Zaman Soekarno, Ratusan Ribu Warga China Pernah Diusir dari NKRI
- Sikap Bung Tomo dan Keraguannya akan Jiwa Nasionalisme Kaum Tionghoa (China)
- TRANSKRIP LAPORAN WAKAKORB: POTENSI KERUSUHAN & PASUKAN KHUSUS CHINA YANG AKAN HADANG AKSI 4 NOVEMBER
- HMI Ancam Bakar Perusahaan Cina Jika Kasus Ahok Tidak Dituntaskan
- Sejarah Hari Ini: Warga Cina Memberontak di Filipina
- [VIDEO] Simak! Indonesia dalam Bahaya Besar akan Dijadikan Koloni China
- Di Zaman Soekarno, Ratusan Ribu Warga China Pernah Diusir dari NKRI
- Aguan Bebas ke LN, Mahfud MD: Lalu Dimana Grand Corruption-nya Kasus Reklamasi?
- Diduga 400 WNA China Diselundupkan Melalui Pelabuhan Sunda Kelapa Dini Hari Tadi
- Sejak Era Jokowi, Para Pengusaha China Semakin Berani Menghina NKRI
- Badai Super Berkecepatan 250 km/jam Bergerak menuju China
- “Selamat Datang Bangsa Asing, RI Siap jadi ‘Orang Tua Angkat’ Kalian!”
- Kwik: Kabar Jokowi-JK Dikendalikan 9 Taipan Meluas
- Menolak Menggusur Kawasan Glodok, Ahok Berpihak Warga Keturunan China Dan Tindas Pribumi ?
- PETA INDONESIA Berbahasa CHINA yang Diposting Letjen Suryo Prabowo Gegerkan Netizen
- Mahfud MD: Abu Bakar Baasyir Dulu Dipidanakan karena Dokumen Keimigrasian
- SBP: Kewarganegaraan ganda Archandra sengaja dimunculkan demi meloloskan RUU Dwi-Kewarganegaraan sebagaimana RRC
Asing'aseng dan alien
BalasHapus