Dalam situs ummati saliq menulis :
8 Januari 2011 pukul 11:34 pm | #49
@ aiman
rosululloh pertama kali melakukan sholat itu langsung di hadapan alloh..
nah..pakai sendal jepit ngga’…???
rosululloh pertama kali melakukan sholat itu langsung di hadapan alloh..
nah..pakai sendal jepit ngga’…???
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sebagai wakil ust . Aiman saya menjawab : Apakah kamu kira , bahwa Rasulullah SAW menjalankan salat waktu di atas langit . Kalau kamu punya dalil , kita semua akan menerima. Berhubung kamu tidak punya dalil , maka kita tidak akan menerima sesuatu tanpa dalil . Allah berfirman :
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. Saffat 156
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu. Qalam 37-38
Kita tidak boleh mengikuti sesuatu tanpa dalil . Allah berfirman :
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui dalilnya . Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [1]
Lihat hadis sbb :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا فَدَخَلَ عَلَيْهِ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا وَهُوَ بِالْعِرَاقِ فَدَخَلَ عَلَيْهِ أَبُو مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ مَا هَذَا يَا مُغِيرَةُ أَلَيْسَ قَدْ عَلِمْتَ أَنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ فَصَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ بِهَذَا أُمِرْتُ فَقَالَ عُمَرُ لِعُرْوَةَ اعْلَمْ مَا تُحَدِّثُ أَوَأَنَّ جِبْرِيلَ هُوَ أَقَامَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقْتَ الصَّلَاةِ قَالَ عُرْوَةُ كَذَلِكَ كَانَ بَشِيرُ بْنُ أَبِي مَسْعُودٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ عُرْوَةُ وَلَقَدْ حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ فِي حُجْرَتِهَا قَبْلَ أَنْ تَظْهَرَ
…………….Dari Ibnu Syihab berkata : sesungguhnya Umar bin Abd Aziz pada suatu hari meng akhirkan salat , lalu Urwah bin Zubair masuk kepadanya , lalu memberi tahu bahwa Mughirah bin Syu`bah pada suatu hari pernah mengakhirkan salat di Irak . Lantas Abu Mas`ud Al anshari masuk kepadanya , lalu berkata : Apa ini wahai Mughirah ! Bukankah kamu tahu bahwa Jibril turun , lalu melakukan salat dan Rasulullah SAW juga menjalankan salat , lalu Jibril menjalankan salat , lalu Rasulullah SAW juga ikut melakukannya . Lalu Jibril melakukan salat , lalu Rasulullah SAW juga menjalankannya . Jiril melakukan salat , lalu Rasulullah SAW juga ikut menjalankannya .
Lalu Jibril berkata : dengan ini aku diperintahkan .
Umar berkata kepada Urwah : Kethauilah apa yang kamu katakan . Atau Jibril hanya membaca qamat untuk Rasulullah SAW waktu salat .
Urwah berkata : Memang begitu , Basyir bin Abu Mas`ud bercerita dari ayahnya .
Urwah berkata : Sungguh Aisyah bercerita kepadaku , sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan salat Asar dan matahari masih di kamarnya sebelum matahari keluar dari kamar.[2]
Ketika Jibril datang kepada Nabi SAW lalu mengajarinya tata cara salat dan waktunya di Mekkah , itulah permulaan salat wajib yang di ajarkan oleh Jibril . Jadi bukan di langit . Hadis tentang Mi`raj saja masih hilaf dan suatu saat akan saya jelaskan dengan detail .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan