Senin, April 11, 2011

Tanda - tanda kewalian ke dua



Di tulis oleh H Mahrus ali
Dlm situs PBNU terdapat keterangan sbb :

GUS DUR WALI (25)
Wali yang Lari dari Hadapan Gus Dur
Ahad, 3 April 2011 08:25
Jakarta, NU Online
Wali memang kekasih Allah, tetapi diantara wali sendiri terdapat tingkatan-tingkatan. Semakin tinggi tingkatan seorang wali, mereka yang posisinya lebih rendah akan lebih menghormatinya.

Kali ini, cerita salah satu karomah Gus Dur diungkapkan oleh Kiai Said Aqil Siroj saat menjalankan umrah Ramadhan, ketika Gus Dur masih menjadi ketua umum PBNU.

Kang Said menuturkan setelah sholat tarawih berjamaah, ia diajak oleh Gus Dur untuk mencari orang yang khowas (khusus), yang ibadahnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan malu mengharapkan pahala, meskipun itu tidak dilarang. Mereka sudah berprinsip, manusia datangnya dari Allah, maka dalam beribadah, tak sepantasnya mengharapkan imbalan.

Berdua bersama Gus Dur, mereka mengunjungi satu per satu kelompok orang yang memberi pengajian, ada yang jenggotnya panjang, ada yang kitabnya setumpuk dan mampu menjawab segala macam pertanyaan, ada yang jamaahnya banyak, tetapi semuanya dilewati.

Lalu sampailah mereka dihadapan seorang Mesir yang sederhana, surbannya tidak besar, duduk di sebuah sudut. Kang Said selanjutnya diminta oleh Gus Dur untuk memperkenalkan dirinya sebagai ketua umum Nahdlatul Ulama dari Indonesia

Tak seperti biasanya, orang Mesir terkenal dengan keramahannya, biasanya langsung ahlan wa sahlan ketika menerima tamu, tetapi yang satu ini bersikap agak ketus ketika ditanya.

Kang Said menyampaikan niat dari Gus Dur untuk meminta sekedar doa selamat dari orang tersebut.

Setelah berdoa ia langsung lari, dan menarik sajadahnya sambil berkata “Dosa apa aku ya robbi sampai engkau buka rahasiaku dengan orang ini”.

Kang Said berkesimpulan bahwa orang tersebut merupakan wali yang sedang bersembunyi, jangan sampai orang lain tahu bahwa ia adalah wali, tetapi ternyata kewaliannya diketahui oleh Gus Dur, yang derajat kewaliannya lebih tinggi, dan ia merasa rahasianya terungkap karena ia memiliki dosa. (mkf)[1]

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Anda menyatakan :
Wali memang kekasih Allah, tetapi diantara wali sendiri terdapat tingkatan-tingkatan. Semakin tinggi tingkatan seorang wali, mereka yang posisinya lebih rendah akan lebih menghormatinya.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Siapakah yang lebih mengerti bahwa seseorang lebih rendah di sisi Allah atau lebih tinggi kewaliannya . Ini ajaran karangan tanpa dalil  sedikitpun . Ajaran ini menyesatkan penulis dan  orang banyak. Perbedaan tingkatan itu ada tapi kita tidak mengetahuinya . Allah berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [2]
 Siapa yang paling menjaga diri dari keharaman, paling aktif mengerjakan perintahNya paling mulia di sisi Allah. Manusia  juga memiliki tingkat  sebagaimana  ayat :
انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلْآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.[3]

Anda menyatakan :


Kang Said menuturkan setelah sholat tarawih berjamaah, ia diajak oleh Gus Dur untuk mencari orang yang khowas (khusus), yang ibadahnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan malu mengharapkan pahala, meskipun itu tidak dilarang. Mereka sudah berprinsip, manusia datangnya dari Allah, maka dalam beribadah, tak sepantasnya mengharapkan imbalan.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kesdustaan yang sangat bila seseorang tahu orang yang khowas (khusus), yang ibadahnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan malu mengharapkan pahala, siapakah yang tahu isi hati orang lain , hanya Allah yang Maha  Tahu sebagaimana ayat :
يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.[4]
Sahabat saja tidak tahu isi hati orang lain  sebagaimana 
وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ(26)
sedang Allah mengetahui rahasia mereka.[5]
Para  sahabat saja dalam beribadah masih mengharapkan pahala dan surga. Masak seorang  wali melakukan sesuatu tanpa berharap pahala . Apakah dia mau di masukkan neraka . Bila mau  ber arti dusta . Bila tidak mau , ber arti masih mengharapkan pahala.
Lihat teladan wanita – istri Firaun masih berharap masuk surga  sebagaimana ayat :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ(11)
Dan Allah membuat isteri Fir`aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir`aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim", Tahrim 11
Calon penduduk surga  juga berharap terhindar dari kejelekan  di hari akhirat sebagaimana ayat sbb :
إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا(10)
Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Al insan 10 .
   Dan seluruh nabi mengajari umatnya berdoa agar di masukkan surga dan terhindar dari api Neraka. Setahu saya hanya ajaran mistik yang sesat yang menyatakan hanya mencari rida Allah tanpa takut di masukkan neraka atau berharap di masukkan surga .

     Rasulullah SAW saja tidak mengerti isi hati orang , apakah Gus dur tahu hati orang . Apakah Gusdur melebihi Rasulullah SAW. Lihat ayat sbb :

وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ اْلأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لاَ تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ(101)

"Dan antara orang-orang Arab yang di sekeliling kamu, mereka adalah orang-orang munafik; dan sebahagian daripada penduduk Kota menjadi berani dalam kemunafikan. Kamu tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahui mereka, dan Kami akan mengazab mereka dua kali, kemudian mereka dikembalikan kepada azab yang besar." (9:101)
  Di ayat itu di katakan bahwa Rasulullah SAW tidak tahu  orang munafik apalagi hatinya .

Anda menyatakan :

Setelah berdoa ia langsung lari, dan menarik sajadahnya sambil berkata “Dosa apa aku ya robbi sampai engkau buka rahasiaku dengan orang ini”.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Di suruh berdoa saja dia berkata  seperti itu , lalu mengatakan “Dosa apa aku ya robbi sampai engkau buka rahasiaku dengan orang ini”.
Ajaran seperti itu bukan ajaran ahli hadis tapi ajaran mistik . Kita ikut saja tuntunan , tidak perlu merahasiakan seluruh kebaikan di saat kemungkaran sudah meraja lela dan kekurangan teladan kebaikan lalu kita  rahasiakan kebaikan kita . Ini membuat masarakat kerisis teladan baik dan menjamur teladan jelek . Kita hanya mengikuti ayat :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ(29)لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ(30)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri[6].

Anda menyatakan :

Kang Said berkesimpulan bahwa orang tersebut merupakan wali yang sedang bersembunyi, jangan sampai orang lain tahu bahwa ia adalah wali, tetapi ternyata kewaliannya diketahui oleh Gus Dur, yang derajat kewaliannya lebih tinggi, dan ia merasa rahasianya terungkap karena ia memiliki dosa. (mkf)[7]

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Saya tidak tahu , orang tsb dan Gusdur menjadi wali . Prinsip saya sederhana saja. Bila Gusdur wali maka  tidak akan benci FPI dan mencintai kristen, Dia tidak akan mendukung Inul ngebor di mimbar musik di saat Oma Irama gencar menyerangnya dan tidak setuju kepadanya.











[1] http://www.nu.or.id/page.php
[2] Al hujurat 13
[3] AlIsra` 21
[4] At taghobun 4
[5] Muhammad 26
[6] SURAH FAATHIR 29-30
[7] http://www.nu.or.id/page.php
Artikel Terkait

5 komentar:

  1. sedikit saja saya komentar//// jika Gus Dur wali ...tidak mungkin dia membiarkan anaknya terutama anaknya yg perempuan untuk membuka aurat....atau membiarkan kerudung istrinya kelihatan rambutnya.....ini hal kecil tapi dari hal kecil ini bisa mencerminkan kedudukannya....

    BalasHapus
  2. jika anda d suruh milih dpat surga atau dkat dg ALLAH anda memilih apa???
    anda takut pada neraka atau takut pada ALLAH???
    surga dan neraka juga makhluk ALLAH.. .
    buat apa kita ingin dan takut pada surga dan neraka. . .
    kenapa g ALLAH saja yg kita ingini dan kita takuti. . .
    ibarat ada kue dan ada orang yg bikin kue anda memilih yg mna???
    psti memilih orang yg bkin kue krna bisa dapat kue tiap hari. . .
    terima kasih. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana bila kamu tidak dikasih kue oleh pembikin kue sekalipun kamu memilihnya, karena kamu tidak punya uang ?

      Hapus
  3. surga dan neraka makhluk ALLAH. . .
    kenapa kita ingin dan takut pada keduanya???
    kenapa kita g ingin dan takut pada ALLAH saja. ..
    itulah yang nmax mencari ridho ALLAH. . .
    sebaik apapun amal kita dan seburuk apapun amal kita jika ALLAH tdk meridhai kita masuk surganya atau masuk nerakanya maka g akan bisa. . .
    gus dur benci FPI krna sering melakukan kekerasan sedangkan islam cinta damai. . .
    gus dur mencintai kristen karna nabi juga menghormati orang yahudi. . .
    para sahabat dulu kafir kalau nabi membencinya pasti g ada yg masuk islam. ..
    terima kasih

    BalasHapus
  4. CIntailah FPI karena mereka ber amar ma`ruf nahi munkar, dan harus benci kepada musuh - musuh Allah, bukan mengasihi musuh Allah lalu benci kepada FPI. Ini salah.Dalam menghilangkan kemunkaran itu tidak harus lemah lembut. Lihat saja satpol ketika mengadakan operasi pembersihan wariung - wariung di pinggir jalan. Apakah itu bentuk kekerasan?

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan