Senin, April 25, 2011

Awas ! Gula pasir dan terigu mengandung babi



Di tulis oleh H Mahrus ali

Dalam situs detik com terdapat keterangan  sbb :
Senin, 25/04/2011 15:37 WIB
Mengenali Titik Kritis Haram Pada Bahan Nabati
Mengenali Titik Kritis Haram Pada Bahan Nabati
Foto: detikFood (ilustrasi) Jakarta - Tak cuma makanan yang terbuat dari bahan hewani yang harus dicermati kehalalannya. Bahan pangan yang memakai bahan nabati ternyata juga memiliki titik kritis keharaman yang perlu dicermati, terutama bagi produk yang memakai bahan tambahan (aditif). Loh, kok?

Selama ini kaum muslim seringkali terpaku mencermati kehalalan bahan makanan yang mengandung unsur-unsur hewani saja. Padahal bahan pangan yang mengandung unsur nabati juga perlu dicermati. Apalagi jika bahan-bahan makanan tersebut mengandung unsur tambahan alias zat aditif.

Namun jika bahan pangan tersebut berupa bahan pangan segar yang tidak mengalami pengolahan tentu memang bisa dipastikan halal. Tetapi bila telah mengalami proses pengolahan, maka hukumnya menjadi subhat (samar, tidak jelas haramnya hingga ditentukan kehalalannya). Yang perlu ditekankan disini adalah, adanya titik kritis tidak menunjukkan bahwa produk tersebut serta merta menjadi haram, melainkan menunjukkan adanya kemungkinan haram yang perlu diwaspadai.

Apa yang dimaksud dengan titik kritis disini? Untuk bahan olahan nabati, adanya bahan tambahan atau pengunaan mikroba biasanya dikategorikan sebagai titik kritis. Beberapa contoh bahan pangan yang terbuat dari unsur nabati namun perlu dicermati kehalalannya adalah gula, lemak nabati, sirup glukosa, margarin, tepung terigu, pewarna, dan lain-lain.

Mungkin gula karena berasal dari tebu sudah dapat dipastikan halal. Tetapi bahan tambahan pada gula perlu ditelusuri status kehalalannya, karena pada proses pemurnian gula terkadang menggunakan arang aktif yang bisa saja berasal dari tulang babi atau tulang hewan yang disembelih tidak secara Islami.

Arang aktif ini juga sering digunakan pada proses produksi air minum dalam kemasan. Selain itu pengunaan pewarna, perisa, vitamin, enzim dan mikroba juga dikategorikan titik kritis karena keduanya bisa saja didapatkan dari bahan yang haram misalnya dari babi atau media yang digunakan untuk pertumbuhannya dikategorikan sebagai haram.

Begitu pula dengan terigu yang menggunakan titik kritis karena ditambahkan vitamin yang perlu ditelusuri cara pembuatannya dan kemungkinan penggunaan coating yang boleh berasal dari sumber yang haram. Sedangkan untuk margarin sendiri memiliki titik kritis pada pewarna, antioksidan, dan pengemulsi, dan pewarna yang memiliki titik kritis pada zat pelarut dan gelatin.

Sebagai konsumen yang peduli pada makanan halal, memilih makanan halal akan lebih mudah kalau kita membiasakan diri melihat logo halal pada kemasan yang tercantum pada produk pangan. Mulai sekarang jadilah konsumen yang cermat dalam memilih yang halal.

(Sumber: LPPOM MUI)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Orang yang makan barang haram akan binasa sebagaimana  firmanNya :
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.( Thoha 81).
     Lihatlah Allah telah menyatakan makan makanan  haram akan mendapat kemurkaan dan akan membinasakan. Karena itu , hiduplah didunia dengan mendapat keridaan Allah dan terhindar dari kemurkaanNya.
  Boleh juga anda berdoa  sbb :
اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
      Ya Allah!cukupilah aku dengan rezeki halalmu , terhindar dari rezeki haramMu . Cukupilah aku dengan kanugrahanMu  hingga aku tidak membutuhkan kepada lainMu .[1]




[1] [1]HR.Tirmizi / Daawat /3563. Ahmad / Musnad  asyrah Al mubassyarin bil jannah / 1321. Imam Tirmizi  berkata  : “ Ia hadis hasan yang nyeleneh” . Aku berkata  :” karena dalam sanadnya terdapat Abdur rahman bin Ishak yang lemah “.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan