Senin, Mei 09, 2011

Nama barang tidak sesuai dengan kandungannya : ‎

Dr. Ir. H. Anton  Apriyantono menulis sbb:

Banyak sekali produk olahan hewani (selain ikan, telur dan susu olahan) ini, di antaranya: sosis, daging kaleng (kornet), salami, meat loaf, steak, dendeng (hati-hati sekarang sudah diproduksi dendeng babi di Indonesia, hanya saja penulis tidak mengetahui dengan pasti apakah produk ini khusus untuk impor atau juga beredar di Indonesia), dll. Dengan demikian, kehalalan produk olahan ini tidak hanya bergantung pada bahan utamanya saja (dagingnya), akan tetapi sangat bergantung kepada bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan produk olahan tersebut. Dari semua jenis produk olahan hewani tersebut, yang termasuk paling rawan dari segi kehalalannya ialah sosis. Oleh karena itu, sosis akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini.
Di Jerman, khususnya dan negara Barat umumnya terdapat aturan penamaan sosis ini. Penulis ambilkan contoh aturan penamaan yang berlaku di Jerman:
1.    Jika hanya disebut sosis maka sudah otomatis dari babi, baik lemak ataupun dagingya.
2.    Jika disebut sosis sapi, maka dagingnya sebagian besar dari daging sapi, namun lemaknya bisa dari mana saja dan umumnya adalah dari lemak babi.
3.    Jika sosisnya semuanya dari sapi dan tanpa bahan dari hewan lain, maka penamaannya harus disebutkan nama hewannya dan ditambahkan kata murni, jadi harus `sosis sapi murni`.

Penamaan sosis menjadi lebih kompleks untuk produk-produk pate atau dapat diterjemahkan sebagai sosis pasta atau sosis pasta hati. Masalah dengan penamaan sosis pasta ini yaitu seringkali nama tidak menggambarkan kandungan yang sebenarnya. Sebagai contoh, sosis pasta sapi tidak hanya mengandung bahan-bahan dari sapi saja tetapi dapat hatinya berasal dari babi, begitu juga lemaknya (lihat Tabel 1). Sebagai informasi, hati babi lebih disukai dari hati sapi karena hati sapi rasanya pahit.

 
Komentarku ( Mahrus ali ) : Saat sekarang ini saat banyak orang yang sulit percaya kepada ingredien yang tercantum dalam label , sebab kejujuran saat ini langka banget. Dan memang para penipu itu biasanya dari kalangan non mukmin . Allah   berfirman :
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللهِ  وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. ( Annakhel 105 ).
 Bila kita  percaya kepada nama dan bahan barang produk ternyata prduser yang di percaya menipu kita .  Jadinya kita yang jadi korban untuk makan barang haram itu . Jadi zaman  ini  bila kita percaya kita keliru. Kita membohongkan , kita benar dan kita selamat. Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.[1]
     Karena tidak mengerti itu tidak bisa di buat alasan didunia atau di akhirat ,mengapa tidak bertanya terlebih dahulu sehingga lebih jelas apakah yang di makan  ini halal atau haram . Untuk apakah  mulut dan pikiran kita bila kita ingin berhati – hati . Orang yang suka membohongkan kepada orang mukmin yang jujur keliru dam membohongkan kepada orang fasik benar sekali .
   Bila kita salah jalan , lalu  kita di semprit oleh polisi , lalu  di tilang , lalu kita katakan : Saya  tidak mengerti rambu – rambu lalu lintasnya ?
Polisi  akan menjawab : Orang lain banyak yang ngerti , kamu bilang tidak mengerti .
 Polisi yang disiplin akan memberi surat tilang padamu dan dia di benarkan oleh hukum  untuk melakukan hal itu .
   Bila kamu mau menuntut tindakan polisi itu , kamu akan menyiakan waktu dan polisi akan tertawa saja.
     Begitulah perumpamaan kita di dunia yang  bisa di buat teladan baik untuk harus mengetahui peraturan yang lain agar kita selamat di dunia . Dan kelak di akhirat  juga begitu .  Bila kamu menjawab tidak mengerti ajaran Islam , maka argumentasimu itu memalukan dan  tetap akan mendapat siksaan . Allah  berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ(7)
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.[2]




[1]  Al Hujurat  6
[2] Al anbiya`  7



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan