Jepara, NU Online
Patung garuda terbaru yang bertengger di Istana Merdeka Jakarta adalah buah karya Abdul Rohman, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama (STIENU) Jepara. lelaki 21 tahun asal desa Petekeyan RT 11 RW 03, kecamatan Tahunan awal mulanya sempat kaget ketika mendapat telepon dari Istana.
“Saya sempat kaget saat ditelepon Pak Mulya Hermawan yang mengaku dari Istana Negara. Setelah bicara kesana-kemari ternyata memang benar dari Istana,” akunya, Kamis (5/5).
Pesanan untuk membuat patung tersebut bermula dari website pribadinya www.garudajepara.com. Lewat website pribadi itu, ia mengunggah foto patung garuda dalam ukuran kecil, 30 Maret lalu. Boleh dibilang memang sudah menjadi rezekinya, berselang dua hari setelah di-upload ia langsung mendapatkan telepon.
Website yang dibuat Maman, sapaan akrabnya merupakan karyanya selama bergabung dengan klub i-Bizznet di kampusnya. I-Bizznet merupakan kelompok yang secara rutin mengadakan kegiatan yang mendorong mahasiswa untuk berbisnis melalui internet. Pesanan konsumen melalui websitenya itu sudah beberapa kali tetapi dari Istana adalah kali pertama.
Pihak Istana meminta agar patung selesai dikerjakan dalam dua pekan. Dengan dibantu beberapa teman di desanya, akhirnya ia mengebut pengerjaannya. Patung tersebut dibuat dari kayu jati, diberi warna kuning emas, pada bagian dada diberi warna merah dan putih tepatnya pada lambang sila-sila Pancasila. Untuk tinggi 1,5 meter dan lebar 1,5 meter.
Pada 24 April lalu pihak Istana mengambil barang buatannya di desanya. Untuk harga, mahasiswa semester IV jurusan Manajemen mengaku menawarkan Rp. 5,2 juta. Oleh pihak Istana, harga itu tidak ditawar. “Itu harga standar buat saya. Jadi tidak saya beda-bedakan. Akhirnya harga itu tidak ditawar dan langsung disepakati. (qim)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ali bin Abu Tholib sendiri dalam suatu hadis sbb:
عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ اْلأَسَدِيِّ قَالَ: قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ, وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ .حَدَّثَنِي حَبِيبٌ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ,وَقَالَ: وَلاَ صُورَةً إِلاَّ طَمَسْتَهَا .
Abul Hayyaj Al asadi berkata : “ Ali bin Abu Tholib ra berkata kepadaku : “ Aku mengutus kamu sebagaimana Rasulullah saw, mengutus aku , bila ada patung hancurkan , bila ada kuburan yang tinggi ratakan dengan tanah . Menurut riwayat lain dengan sanad sama ada tambahan : Bila ada gambar , hapuslah .[1]
Menurut riwayat Nasai sbb :
))لاَ تَدَعَنَّ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ وَلاَ صُورَةً فِي بَيْتٍ إِلاَّ طَمَسْتَهَا ((
Jangan kamu biarkan kuburan yang tinggi kecuali kamu ratakan dengan tanah atau gambar dirumah kecuali kamu hapus [2]
Jadi uang yang anda ambil adalah uang haram . Tidak layak anda sebagai warga NU melakukan sedemikian . Ngsin- ngisini .
Lihat pula keputusan Muktamar NU 236 dalam buku Ahkamul fuqoha` .
Artikel Terkait
Saya setuju pendapat antum. mari kita hancurkan patung-patung yang menghiasi negeri ini, seperti patung Sukarno Hatta di monumen tugu proklamasi, tugu selamat datang di bundaran HI, tugu di Pancoran, kereta kencana di saping monas, patung pak tani di Senen, monumen pancasila sakti di Lubang Buaya, dan masih banyak lagi. Patung-patung itu akan menjadi berhala kelak dikemudian hari
BalasHapusUsulan bagus , hingga nuansa negri ini qurani , bukan negri konghucu , Budha, Nasrani dll . Jazakalloh khaira
BalasHapusSebuah ironi memang, masyarakat kita yg islam malah membuat patung.
BalasHapusada Masjid Cina d sbya yg berdiri sbuah patung Laksmana pnyebar islam, suatu ktika ada ustadz d suruh crmah d masjid itu tp bliau mnolaknya dg dalil ada patungnya (rumorny ustadz itu dr al irsyad) bliau tdk mau ceramah d masjid itu, bgmn mnrt ustad Mahrus sikap ustadz yg mnolak crmah tadi??? apakah dosa mnolak krn TDK sampaikan tausiyah atau bgmn tadz??? n bgmn ustadz2 yg ceramah d masjid itu?? sykrn
BalasHapusBenar apa yang dilakukan oleh Ustadz tsb
Hapus