Di tulis oleh H Mahrus ali
Masalah mengkafirkan
Tim Penulis LBM NU cabang Jember menyatakan lagi :
Agaknya Mahrus ali dan Muammal Hamidi tidak merasa cukup dengan mengkafirkan
Komentarku ( Mahrus ali );
Itu kesalahan total . Saya tidak akan mengjkafirkan orang kecuali yang di kafirkan oleh dalil . Saya ini manusia yang tidak beda dengan anda . Apakah posisi atau derajat saya berani mengkafirkan . Bila dalil mengatakan syirik , maka saya harus jujur dan patuh dengan dalil . Bila dalil menyatakan kafir , lalu saya simpan dan saya tidak mengatakan kafir tapi saya katakan sebaliknya , maka saya ini pendusta sejati . Di dunia mungkin saya di senangi orang bahkan di figurkan lalu mendapat posisi layak , tapi terbuang ke neraka kelak di akhirat. Dan paling penting bagi saya adalah keselamatan dunia dan akhirat . Itulah akidah saya dan pegangan saya .
Allah berfirman :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا(36)
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.[1]
Biasanya bila saya katakan syrik atau musrik , atau kafir , pada hakikatnya di samping cocok dengan dalil , saya sering kali mengutip fatwa Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi arabia , fatwa Ibnu Taimiyah , fatwa Al azhar Mesir atau ulama lainnya . Dan dalam hal ini saya tidak sendirian.
Dan saya harus mengatakan jujur sekalipun berisiko tinggi , maksudnya saya harus mengemukakan dalil , bukan akal pikiran atau emosi atau ajaran golongan mayoritas .
Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلَّا النَّارَ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.[2]
Abu Hurairah ra berkata :
إِنَّ النَّاسَ يَقُولُونَ أَكْثَرَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَلَوْلاَ آيَتَانِ فِي كِتَابِ اللَّهِ مَا حَدَّثْتُ حَدِيثًا ثُمَّ يَتْلُو ( إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى ) إِلَى قَوْلِهِ ( الرَّحِيمُ )
Sesungguhnya orang – orang sama berkata : Abu Hurairah banyak bicara , seandainya tiada dua ayat di kitabullah ,aku tidak akan menceritakan satu hadispun ( ayat 159- 160 Al Baqarah ) .
إِنَّ إِخْوَانَنَا مِنَ الْمُهَاجِرِينَ كَانَ يَشْغَلُهُمُ الصَّفْقُ بِاْلأَسْوَاقِ وَإِنَّ إِخْوَانَنَا مِنَ اْلأَنْصَارِ كَانَ يَشْغَلُهُمُ الْعَمَلُ فِي أَمْوَالِهِمْ
Sesungguhnya teman – teman kami dari kaum muhajirin sibuk dengan jual beli di pasar , dan teman – teman dari sahabat Ansor juga sibuk dengan menggarap harta mereka ( menanam kurma ) .
وَإِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يَلْزَمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِبَعِ بَطْنِهِ وَيَحْضُرُ مَا لاَ يَحْضُرُونَ وَيَحْفَظُ مَا لاَ يَحْفَظُونَ *
Sesungguhnya Abu Hurairah ra selalu mengikuti Rasulullah SAW , selalu hadir ketika mereka absen dan hafal yang mereka tidak hafal . [3]
Untuk Nabi Adam bertawassul itu landasannya lemah dan tidak usah di gubris , begitu juga Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan tawassul pada mayat . Para sahabatpun mengikuti Rasulullah SAW dan tidak pernah bertawassul kepada mayat . Bila ada orang bilang bahwa Rasulullah SAW melakukan tawassul dengan mayat atau mengajarkan nya atau Nabi Adam melakukan tawassul dengan Rasulullah SAW yang belum di lahirkan , atau para sahabat melakukan tawassul dengan mayat , katakan dari manakah landasanmu ? Saya yakin dia tidak akan menjumpai dalil kecuali dari hadis yang cacat dan sudah saya bicarakan dahulu . Itulah kekeliruan yang nyata dan berhati – hatilah dalam menerangkan sesuatu atau menyalahkan orang . Barang kali orang yang di salahkan itu benar .
Artikel Terkait
Saya sangat senang memabaca artikel ini, Pak! Lama sudah saya menanti bertemu orang-orang yang berani berkata seperti bapak.
BalasHapusSemoga kesejahteraan selalu dilimpahkan untuk Pak Mahrus. Teruslah berdakwah, Pak!