Di tulis oleh H Mahrus ali
Tentang salat duha ada hadis sbb :
أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ إِنِّي لَا أَسْتَطِيعُ الصَّلَاةَ مَعَكَ وَكَانَ رَجُلًا ضَخْمًا فَصَنَعَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ طَعَامًا فَدَعَاهُ إِلَى مَنْزِلِهِ فَبَسَطَ لَهُ حَصِيرًا وَنَضَحَ طَرَفَ الْحَصِيرِ فَصَلَّى عَلَيْهِ رَكْعَتَيْنِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ آلِ الْجَارُودِ لِأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى قَالَ مَا رَأَيْتُهُ صَلَّاهَا إِلَّا يَوْمَئِذٍ *
Anas bin malik ra berkata : “ Seorang lelaki Ansor berkata :” Aku tidak bisa melakukan salat berjamaah dengan mu “. Dia lelaki gendut.Dia membikin makanan untuk Nabi S.A.W. lalu mengundang beliau lalu menggelar tikar ,memerciki ujungnya . Rasulullah S.A.W. melakukan salat dua rakaat . Seorang lelaki dari keluarga Al Jarud bertanya kepada Anas bin malik : “ Apakah Nabi S.A.W. melakukan salat Dhuha ? “. Anas menjawab :” Aku tidak melihat beliau melakukannya kecuali pada hari ini “. [1]
Abu Umamah ra berkata : Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ *
Barang siapa keluar dari rumahnya untuk berjamaah menjalankan salat jamaah , pahalanya sama dengan orang yang menunaikan haji . Barang siapa yang keluar untuk menjalankan salat duha ( di masjid ) dan tiada niat lain kecuali untuk itu , pahalanya sama dengan pahala orang yang menunaikan umrah . Salat wajib setelah salat wajib dan tiada sia – sia diantara kedua ( tidak menjalankan hal yang sia –sia antara keduanya )maka tertulis dalam suatu kitab di illiyin [2]
Dahulu pernah saya katakan ,hadis tsb sahih karena Syekh Albani tidak memasukkannya ke dalam kelompok hadis lemah . Namun setelah diteliti ternyata ada perawi bernama Al qasim yang suka merubah kalimat hadis dan sanadnya dan Al Haitsami yang yang qadariyah. Dalam kitab Al Mizan di jelaskan terdapat perawi Abdul wahhab yang lemah .[3]
: Mujahid berkata :
دَخَلْتُ أَنَا وَعُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ الْمَسْجِدَ فَإِذَا عَبْدُاللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِي اللَّه عَنْهمَا جَالِسٌ إِلَى حُجْرَةِ عَائِشَةَ وَإِذَا نَاسٌ يُصَلُّونَ فِي الْمَسْجِدِ صَلَاةَ الضُّحَى قَالَ فَسَأَلْنَاهُ عَنْ صَلَاتِهِمْ فَقَالَ بِدْعَةٌ ثُمَّ قَالَ لَهُ كَمِ اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعًا إِحْدَاهُنَّ فِي رَجَبٍ فَكَرِهْنَا أَنْ نَرُدَّ عَلَيْهِ قَالَ وَسَمِعْنَا اسْتِنَانَ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فِي الْحُجْرَةِ فَقَالَ عُرْوَةُ يَا أُمَّاهُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَلَا تَسْمَعِينَ مَا يَقُولُ أَبُو عَبْدِالرَّحْمَنِ قَالَتْ مَا يَقُولُ قَالَ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرَاتٍ إِحْدَاهُنَّ فِي رَجَبٍ قَالَتْ يَرْحَمُ اللَّهُ أَبَا عَبْدِالرَّحْمَنِ مَا اعْتَمَرَ عُمْرَةً إِلَّا وَهُوَ شَاهِدُهُ وَمَا اعْتَمَرَ فِي رَجَبٍ قَطُّ *
Saya dan Urwah bin Zubair masuk ke masjid ,lalu melihat Abdullah bin Umar ra duduk menghadap kamar Aisyah ,lalu orang – orang sama menjalankan salat dhuha .Lalu kami bertanya tentang salat mereka .
Abdullah berkata :”Bid`ah “.
Kita bertanya :” Berapa kali Rasulullah SAW menjalankan umrah “.
Beliau menjawab : “ Empat kali ,salah satunya di bulan rajab”.
Kita tidak suka menjawabnya ,kita dengar suara siwak Aisyah Ummul mukminin di kamar “.
Urwah berkata : “ Wahai ibuku ! wahai Ummul mukminin ! apakah kamu tidak mendengar perkataan Abu Abdur rahman “.
Aisyah menjawab :” Apa yang di katakan “.
Urwah menjawab : “ Dia berkata : “ Sesungguhnya Rasulullah SAW menjalankan umrah empat kali,salah satunya di bulan Rajab “.
Aisyah ra berkata : “ Semoga Allah memberikan rahmat kepada Abu Abdur rahman , Rasulullah SAW tidak pernah menjalankan umrah kecuali dia ikut , Rasulullah SAW tidak pernah berumrah di bulan Rajab sama sekali “. [4]
Aisyah ra berkomentar :
إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَدَعُ الْعَمَلَ وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ خَشْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ النَّاسُ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ وَمَا سَبَّحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا *
Rasulullah SAW tidak menjalankan suatu amal perbuatan .Pada hal beliau senang untuk menjalankannya karena hawatir ditiru orang banyak lalu di wajibkan . Beliau tidak pernah melakukan salat sunat dhuha sama sekali. Namun aku melakukannya . [5] Muwarriq berkata kepada Ibnu Umar :
أَتُصَلِّي الضُّحَى قَالَ لَا قُلْتُ فَعُمَرُ قَالَ لَا قُلْتُ فَأَبُو بَكْرٍ قَالَ لَا قُلْتُ فَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا إِخَالُهُ *
Apakah anda menjalankann salat Dhuha ? . Beliau menjawab :”Tidak”. Aku bertanya : “ Abu bakar ? “. Beliau menjawab : “ Tidak “. Aku bertanya :” Nabi SAW ? “. Beliau menjawab :” Aku kira tidak “. [6]
Abu Hurairah ra berkata :
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ *
Kekasihku ( Nabi Muhammad SAW ) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara . Aku tidak akan meninggalkannya hingga aku mati : Puasa tiga hari tiap bulan , Salat Dhuha dan berwitir sebelum tidur “. [7]
Ada lagi hadis tentang keutamaan salat Duha sbb :
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى *
Tiap persendian seseorang diantaramu sedekah. Tiapbaca tasbih sedekah,baca al hamdulillah sedekah . membaca tahlil sedekah .Membaca takbir sedekah .perintah kebajikan sedekah. Melarang kemungkaran sedekah .Namun cukup dengan menjalankan dua rakaat dhuha .[8]
Rasulullah S.A.W. bersabda :
مَنْ قَعَدَ فِي مُصَلَّاهُ حِينَ يَنْصَرِفُ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى يُسَبِّحَ رَكْعَتَيِ الضُّحَى لَا يَقُولُ إِلَّا خَيْرًا غُفِرَ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
Barang siapa duduk di tempat salatnya ketika selesai salat Subuh hingga melakukan dua rakaat salat dan tidak berkata kecuali yang baik , dosa – dosanya diampun sekalipun lebih banyak dari pada busa air laut.[9]
Jadi secara peraktek , Rasulullah S.A.W. tidak menjalankan salat duha , tapi Abu Hurairah menerima wasiat salat duha. Sedang melakukannya di jelaskan dalam hadis sbb :
Al Qasim Assyibani berkata :
أَنَّ زَيْدَ ابْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلَاةَ فِي غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ *
Sesungguhnya Zaid bin Arqam melihat orang –orang menjalankan salat Dhuha ,lalu berkata : “ Apakah mereka tidak mengerti bahwa menjalankan salat di lain waktu ini lebih baik . Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :” Salat otrang yang jujur atau konsis dalam memegang agama adalah ketika tapak kaki anak onta terasa panas.[10]
عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَقْدَمُ مِنْ سَفَرٍ إِلَّا نَهَارًا فِي الضُّحَى فَإِذَا قَدِمَ بَدَأَ بِالْمَسْجِدِ فَصَلَّى فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَلَسَ فِيهِ *
Dari Ka'ab bin Malik r.a katanya: Kebiasaannya Rasulullah s.a.w kembali dari musafir pada waktu siang hari pada waktu Dhuha. Apabila kembali, beliau terus menuju ke masjid dan selepas melakukan salat dua rakaat beliau pun duduk[11]
Tentang surat atau ayat yang di baca terserah ,karena kami belum menjumpaiketerangan dari hadis . Untuk jumlahnya cukup dengan hadis : Namun cukup dengan menjalankan dua rakaat dhuha .[12]
Untuk doa salat duha , tiada ketentuan dari tuntunan yang ada.
[2] HR Abu Dawud 554 .
[3] Faidhul qadir 226/4
[4] Muttafaq alaih , 1776
[5] Muttafaq alaih , Bukhori 1128
[6] Muttafaq alaih , Bukhori 1175
[7] Muttafaq alaih , Bukhori 1178
[8] HR Muslim 720
[9] HR Abu dawud / Salat 1287. Ahmad / Musnad muktsirin / 151197. Syekh Nashiruddinn Al albani menyatakan hadis tersebut lemah , lihat dhoif sunan Abu Dawud /280. Al Misykat 1317. Dhoif Jamius shoghir 5795
[10] HR Muslim 748
[11] Muttafaq alaih Bukhori 2858
[12] HR Muslim 720
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan