Di tulis oleh Faizah
Renungkanlah Firman Allah !
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ(1)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ(2)
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ(3)وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ(4)وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(5)إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ(6)فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(7)وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ(8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ(9)أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ(10)الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(11)
Sungguh beruntung (sukses) orang-orang yang beriman yaitu a. Orang yang khusyu’ dalam solatnya b. Dan orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna c. dan orang yang menunaikan zakat d. Dan orang yang memelihara kehormatannya kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dsb) maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, e. Dan (sungguh) beruntung orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janji-janjinya (dapat dipercaya) f. serta memelihara solatnya, mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (ya’ni) yang akan mewarisi (syurga) firdaus, mereka kekal di dalamnya (QS. Al-Mu’minun 1-11)
Keterangan :
a. Sholat yang husyu’ adalah suatu amalan yang seharusnya kita iri sebagaimana hadis
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْانَ فَهُوَ يَتْلوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
Tidak boleh hasud, kecuali terhadap dua orang: Seorang yang diberi Allah kepandaian membaca Al Qur’an, dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang. Dan seorang yag diberi kekayaan oleh Allah dan ia menafkahkannya di waktu malam dan di waktu siang.” (Bukhari, 97 Kitab Tauhid, 45, bab sabda Nabi saw seorang yang diberi kepandaian membaca Al Qur’an dan ia mengamalkannya kepada orang lain
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ , فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “paling dekat seorang hamba pada Tuhannya di waktu dia sedang sujud maka perbanyaklah berdo’a (Muslim)
B Orang – orang yang menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. Maksudnya : apa-apa yang dikerjakan ada perintah, yang ditinggalkan ada larangan, inilah perintah Allah. Jadi (kesempatanya) di isi dengan sesuatu yang bermanfaat, sebab ada hadis :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلى الله عليه ؤسلم نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda “Dua nikmat yang
kebanyakan manusia rugi yaitu sehat dan waktu kosong. [1]
(Bukhori)
Keterangan :
Makanya Rasulullah disibukkan dengan perjuangan dan ibadah, jarang bicara kecuali wahyu, sebagaimana firman Allah :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى(3)إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى(4)
Dan tiadalah yang diucapkannya itu dari nafsu, melainkan wahyu, yang diwahyukan kepadanya (Najm 3 dan 4)
Rasulullah SAW bersabda :
سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ ( رواه مسلم )
“Telah mendahului al-mufarridun, para sahabat bertanya: Siapakah al-mufarridun wahai Rasulullah ? Beliau menjawab “ Seorang laiki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” (Riwayat Muslim)
Keterangan : Banyak bicara banyak salah, kecuali kalamullah atau as-sunnah.
Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Sesungguhnya seorang hamba berkata dengan kalimat yang di ridhoi oleh Allah dan tidak seberapa di perhatikan orang ,lalu Allah mengangkatnya beberapa derajat . Sesungguhnya seorang hamba berkata dengan kalimat yang di benci oleh Allah dan tidak seberapa mendapat tanggapan orang lalu bisa menjatuhkan ke neraka Jahannam. [2]
Dalam suatu hadis , Rasulullah SAW bersabda :
اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤَسَاءَ جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Manusia telah membikin pemimpin – pemimpin yang jahil lalu di tanya , lalu menjawab tanpa ilmu ,lalu sesat dan menyesatkan [3] Hadis hasan sahih kata Tirmidzi
C. Orang yang mengeluarkan zakat tidak akan berkurang sebagaimana hadis dari Abu Hurairah :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan. Tidak ada hamba yang memaafkan, kecuali Allah akan menambah kemuliaan, dan tidak ada orang yang merendahkan diri, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya (Muslim)
Sodaqoh memang di perintahkan oleh Rasulullah sebagaimana hadis, “Takutlah kalian, akan siksa neraka meskipun dengan bersedekah separoh kurma”.
D. Orang yang bisa menjaga kehormatannya memang termasuk orang yang akan dapat naungan dari Allah (besok di hari Qiamat) ada 7 golongan : 1. Seorang Imam yang adil, 2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, 3. Laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, 4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karenaNya , 5. Seorang laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik, untuk berbuat mesum lalu ia menolak, seraya berkata “aku takut kepada Allah, 6. Dan seorang yang bersedekah dengan diam-diam, sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kirinya, 7. Adalah seorang yang menetes air matanya ketika berdzikir mengingat dan menyebut nama Allah dalam kesunyian.
Keterangan :
7 golongan inilah yang akan mendapat naungan Allah, pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya.
e. Menjaga Amanah
Karena orang mu’min tidak mau bohong, hati-hatilah terhadap sifat-sifat orang munafik sebagaimana sabda Rasul :
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Dari Abu Hurairah r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah bersabda: Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara,: apabila bercakap ,bohong, apabila berjanji dia mungkiri dan apabila diberi amanah berkhianat* [4]
Bisa mohon pertolongan pada Allah dengan berdo’a :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ وَسُوءِ الْأَخْلَاقِ
Ya Allah ! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perpecahan ,kemunafikan dan akhlak jahat [5] Hadis dari Abu Hurairah ra .Ia juga diriwayatkan oleh Abu dawud dalam kitab sunannya [6]
F. Orang-orang Yang bisa menjaga sholat
“Pandangan sahabat Rasulullah shallahu alahi wasallam terhadap amal perbuatan yang bila di tinggalkan akan membikin kekufuran adalah sholat (Perawi-perawi Bukhori Muslim)
Faedahnya sudah jelas, sebagai pelebur dosa, lebih dekat pada Allah, sebagai penenang, bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Ket : 6 perbuatan tersebut di atas yang menyebabkan manusia akan dimasukkan oleh Allah ke syurga firdaus dan kekal di dalamnya.
Begitu juga orang yang lurus sebagaimana pernyataan Allah :
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ(30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (lurus) maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan kepadamu. (QS. Fushshilat 30)
Perintah lurus, dijelaskan oleh Ayat lain :
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar) sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas, sungguh Dia Maha Melihat apa yang kau kerjakan (Hud 112)
Ingatlah bahwa perbuatan manusia akan diperlihatkan sebagaimana Firman Allah :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ(7)وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ(8)
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.”(QS. Az-zalzalah 7-8)
Ajaklah manusia dengan cara yang bijak, karena Firman Allah :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ(125)
“Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (yang tegas dan benar) dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl 125)
Memberi peringatan dan khabar gembira sebagaimana Firman Allah :
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا(45)وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا(46)وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلًا كَبِيرًا(47)
“Wahai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izinya dan sebagai cahaya yang menerangi, dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang mu’min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah. (QS. Al-Ahzab 45 – 47 )
Allah berpesan :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا(70)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا(71)
“Wahai orang-orang yang beriman, takutlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa yang taat pada Allah dan utusan-Nya maka sungguh dia bahagia (menang) dengan kemenangan yang agung.” (QS.Al-Ahzab 70 – 71 )
Rasulullah diperintahkan oleh Allah agar merendahkan diri terhadap pengikutnya (orang-orang mu’min) sebagaimana Firman Allah :
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ(215)فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ(216)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman maka jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (As-Syu’ara 215-216)
Keterangan :
Benarlah kalau ada hadis yang mendukung ayat ini yaitu “Barangsiapa yang rendah diri akan diangkat derajatnya oleh Allah, dan barangsiapa yang sombong, akan direndahkan derajatnya oleh Allah.”
Peringatan Allah, ( Istri, Harta, Anak ) adalah fitnah (yang sabar)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ(14)إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ(15)فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(16)
“Wahai orang-orang yang beriman ! sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kau santuni dan memaafkan mereka, maka sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah pahala yang besar Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarkanlah serta taatlah dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu dan barangsiapa di jaga dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-Taghobun 14-16)
Keterangan : Kehidupan di dunia Cuma sekejap mata bila di banding dengan kehidupan akhirat (satu hari sama dengan seribu tahun lihat QS. As-Sajdah 5)
Memiliki sifat belas kasih dan penyayang
Sebagaimana sifat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ(128)فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ(129)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.” (QS. At-Taubah 128)
Keterangan : Belas kasih kepada orang mu’min ada yang berupa memperhatikan makannya / menolongnya atau menunjukkan kepada kebenaran (amar ma’ruf dan nahi munkar ) pahalanya lebih baik dari pada unta yang berwarna merah (kebanggaan orang arab), dan lagi dapat bagian pahala dari orang yang ditunjukkannya tidak kurang sedikitpun.
Orang mu’min saling membutuhkan do’a saudaranya agar dapat petunjuk dan diampuni dosanya.
Di dukung dengan ayat Al-Qur’an yang lain sebagai berikut :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ(10)
“Ya Allah, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keadaan beriman dan janganlah Engkau jadikan hati kami lalai terhadap orang-orang yang beriman pada Allah. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha belas kasih (Penyayang).” (QS. Al-Hasyr 10)
Hindari sifat ghuluw (berlebihan) atau terlalu memberatkan, karena ada larangan sebagaimana Firman Allah.
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ(77)
“Katakanlah (Muhammad) wahai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara tidak benar dalam agamamu, dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak manusia dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah 77)
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا
وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا *
“Dari Anas radhiallahuanhu : Rasulullah SAW bersabda “Hendaknya kalian selalu memberi keringanan dan janganlah mempersulit dan berilah kabar gembira dan janganlah kalian bikin orang lari.” (HR. Bukhori)
Tapi ingatlah pesan Allah :
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(16)
“Maka takutlah kalian pada Allah menurut kemampuanmu dan dengarkanlah, dan taatilah dan infaqkanlah harta yang baik untuk dirimu dan barangsiapa yang dijaga dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-Taghobun 16)
Tapi ingatlah sabda Rasulullah :
حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ , وَحُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِا اْلمَكَارِهِ ( بخارى ٦٤٨٧
“Api neraka di sekat dengan beberapa syahwat keinginan, kesenangan, dan syurga di sekat dengan perkara yang tidak menyenangkan (perasaan berat).” (Bukhori 6487)
Allah memberi kebebasan terhadap manusia,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ(20)
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan kami tambah keuntungan itu (saat di dunia juga di kasih ni’mat) baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keutungan di dunia, Kami berikan kepadanya, sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”(QS. As-Syuro 20)
Maka ingatlah, beribadah diperintah Ikhlas.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ(5)
“Dan mereka tidak diperintah kecuali, supaya menyembah Allah dengan ikhlas (memurnikan ketaatan) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS. Al-Bayyinah 5)
Allah memberi khabar gembira dalam Firman-Nya :
وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(25)
“Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) syurga-syurga yang mengalir, dibawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rizqi buah-buahan dari syurga mereka berkata “inilah rezeqi yang diberikan kepada kami dahulu”, mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan disana mereka memperoleh pasangan-pasangan yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Baqoroh 25)
Ada hadis :
Sesungguhnya permulaan manusia yang akan diputusi pada hari Qiamat, seorang lelaki yang gugur di jalan Allah (mati syahid) lalu di datangkan, lantas Allah menampakkan beberapa keni’matan yang diterimanya. Dia mengakuinya Allah berfirman “Ni’mat-ni’mat itu kamu gunakan untuk apa ? Dia menjawab “aku berperang demi membela agamaMu”, Allah menjawab : kamu bohong, kamu berperang agar dikatakan kamu pahlawan pemberani, sungguh tujuanmu tercapai dan kamu di sebut begitu, lantas Allah menugaskan Malaikat untuk mengatasinya, lalu di seret dan dilempar ke Neraka, lantas pelajar yang menjadi guru dan bisa membaca Al-Qur’an, dia didatangkan di hadapan Allah, lantas Allah menampakkan beberapa ni’mat yang dialaminya, dia mengetahui dan mengakui, Allah berfirman “untuk apakah kau gunakan ni’mat itu ? Dia menjawab “aku belajar dan aku (menjadi guru) dan aku membaca Al-Qur’an pun untuk keridhoanmu, Allah berfirman kamu bohong, tapi kamu belajar agar di sebut alim dan qori’ terbaik sungguh di sebut demikian untukmu “Allah memerintah kepada Malaikat lalu di seret dan dilemparkan ke neraka. Lalu di datangkan lelaki yang kaya raya di hadapan Allah, lalu ditampakkan ni’mat-ni’mat yang pernah dirasakan, dia mengakui, Allah berfirman : kamu gunakan untuk apakah ni’mat tersebut ? Dia menjawab : kugunakan untuk menyumbang segala kebaikan untuk mencapai keridhoanmu, Allah berfirman : kamu dusta, kamu melakukan hal itu agar disebut kamu murah hati, dermawan, sungguh kamu telah merasakannya. Allah memerintah kepada para malaikat lalu diseret dan dilemparkan ke neraka (HR. Muslim)
Kelebihan Penanggung Jawab Yatim, sebagaimana hadis :
عَنْ سَهْلٍ قَالَ رَسُول الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيمِ فِي اْلجَنَّةِ هََكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئاً
Dari Sahal radhiallahu anhu berkata : “Rasulullah SAW bersabda : “Aku dan penanggung jawab anak yatim di surga seperti ini. Beliau berisarat dengan telunjuk dan jari tengah dengan merenggangkannya”. (HR Bukhori / 5304 / Tholaq)
Di dukung ayat Al-Qur’an :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا(36)
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu – bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (An-Nisa’ 36)
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu anhu dia berkata, Rasul bersabda :
لاَيَدْ خُلُ اْلْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ , فَفَالَ رَجُلٌ : اِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً , فَفَالَ : اِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبٌ اْلجَمَالَ , اَلْكِبْرُ يَطَرُ اْلحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Tidak masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi, maka seorang laki-laki berkata “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang laki-laki yang suka berpakaian bagus dan sandalnya bagus”, maka Beliau menjawab “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai Keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. (Muslim 91)
Hindarilah perbuatan-perbuatan Yang Membahayakan :
اِجْتَنِبُوْا السَّبْعَ اْلمُوبِقَاتِ قَالُوْا يَارَسُولَ اللهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِا للهِ وَالسَّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الِّرباَ وَاَكْلُ ماَلِ اْليَتِيْمِ وَالتَّوَلَّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ اْلمُحْصَنَاتِ اْلمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلَاتِ
Hindarilah tujuh perkara yang merusak, mereka berkata : Wahai Rasulullah ! apakah itu ? Rasul bersabda : “syirik kepada Allah, sihir, membunuh orang tanpa hak, makan riba, makan harta yatim, lari di hari peperangan, menuduh wanita-wanita muhshon mukminah yang baik. (Muttafaq Alaih)
Bahaya Pergi Ke Dukun sebagaimana hadis !
عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
I. Dari Shofiyah dari sebagian istri Nabi SAW dari Nabi SAW bersabda : “ Barang siapa datang kepada tukang ramal , dukun , para normal lantas bertanya tentang sesuatu maka salat nya tidak diterima selama empat puluh malam. [8]
(Keterangan : termasuk berbahaya (syirik) orang yang percaya jimat, keris, kol buntet, dan lain-lain)
Dalam menghadapi kesulitan / cobaan ; ingat Firman Allah :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(200)
Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga, bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS. Ali Imron 200)
Ada lagi pesan Allah :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ(153)
“Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqoroh 153)
Keterangan : benarlah orang-orang yang sukses (para utusan Allah) mereka melaksanakan solat (Tahajjud) sebab waktu itulah yang paling (tepat) mudah dikabulkan do’anya dan akan diangkat derajatnya oleh Allah.
Sebagaimana Perintah Allah :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا(79)
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah solat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Isro’ 79)
Pesan Allah :
أُدْعُوْنِي اَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Mohonlah / berdoalah kalian pada-Ku maka akan Kami kabulkan (do’amu).”
Orang-orang yang akan masuk syurga tanpa hisab.
Diterangkan dalam hadis sebagai berikut :
Ibnu Abbas r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي فَقِيلَ لِي هَذَا مُوسَى صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمِ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمِ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمِ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ أَنْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ
Aku telah diperlihatkan oleh Allah beberapa golongan umat manusia..Aku melihat seorang Nabi mempunyai pengikut sekelompok manusia yang jumlahnya tidak lebih dari sepuluh orang. Seorang Nabi memiliki pengikut seorang atau dua orang dan seorang Nabi tanpa pengikut.lalu diperlihatkan kepada aku beberapa kelompok manusia ,aku menyangka mereka adalah umatku. Tetapi dikatakan kepadaku mereka adalah Nabi Musa a.s dan pengikutnya. Lihatlah ke ufuk, aku pun melihatnya, ternyata terdapat orang banyak. Dikatakan lagi kepadaku: Lihatlah ke ufuk yang lain. Ternyata di sana juga terdapat orang banyak. Dikatakan kepadaku: Ini adalah umatmu dan di kalangan mereka terdapat tujuh puluh ribu orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan azab.Rasulullah SAW bangkit lalu masuk ke rumahnya. Para sahabat membicarakan mereka yang akan masuk surga tanpa hisab dan azab. Sebagian mereka berkata: “Mungkin mereka orang-orang yang selalu bersamaRasulullah SAW.”. Ada pula yang berpendapat: “Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak pernah melakukan kesirikan”. Mereka mengemukakan pendapat masing-masing. LantasRasulullah SAW keluar menemui mereka lalu bertanya :” Apa yang kamu bahas ?” Mereka pun menjawab apa adanya.. lantasRasulullah SAW bersabda:
هُمِ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“ Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah membaca mantera( suwuk dukun ), tidak meminta supaya dibuatkan mantera, tidak pesimis karena burung lewat dan hanya kepada Allah mereka bertawakal.
Ukasyah bin Mihsan berdiri lalu berkata:” Doakan aku termasuk mereka. “.Rasulullah SAW bersabda:” Kamu termasuk mereka”. Kemudian seorang lelaki berdiri lalu berkata: “Doakan aku termasuk mereka”.Rasulullah SAW bersabda:” Kamu telah di dahului Ukasyah”[9]
Orang yang suka di puji, berbahaya !
Rasulullah pernah melarang memuji seseorang sebagaimana hadis :
1888حَدِيْثُ أَبِي بَكْرَةَ، قَالَ: أَثْنى رَجُلٌ عَلَى رَجُلٍ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا ثُمَّ قَالَ: مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَادِحًا أَخَاهُ، لاَ مَحَالَةَ، فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلاَنًا وَاللهُ حَسِيبُهُ وَلاَ أُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَدًا أَحْسِبُهُ كَذَا وَكَذَا، إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذلِكَ مِنْهُ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِي فِي: 52 كِتَابُ الشَّهَادَاتِ: 16 بَابٌ إِذَا زَكَّى رَجُلٌ رَجُلاً كَفَاهُ
1888. Abi Bkrah ra menuturkan : “Ada seorang lelaki memuji orang lain di sisi Nabi saw. Maka Nabi saw berkata : “Alangkah celakanya engkau, sungguh engkau telah memotong leher kawanmu, sungguh engkau telah memotong leher kawanmu.” (berulang kali)
Selanjutnya beliau saw bersabda : “Jika seorang hendak memuji saudaranya, maka sebaiknya ia mengucapkan : “Menurutku, orang itu baik dan hanya Allah yang mengetahuinya, aku tidak akan memuji siapapun di hadapan Allah, karena aku kira ia adalah orang yang baik.” (Bukhari, 52, kitabus Syahadat, 16, bab jika seorang memuji saudaranya, maka ia sudah cukup baginya).
Saya katakan hadis tsb muttafaq alaih , imam Muslim juga meriwayatkannya di nomer 3000 , Abu Dawud 4805 Ibnu Majah 3744 Ahmad 19909
Nabi Ibrahim manusia yang tawakkal
Sebagaimana firman Allah :
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.[10]
Begitu juga istrinya ( Hajar ) termasuk istri yang sabar sebagaimana tercantum dalam hadis :
و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ وَكَثِيرِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَوَّلَ مَا اتَّخَذَ النِّسَاءُ الْمِنْطَقَ مِنْ قِبَلِ أُمِّ إِسْمَاعِيلَ اتَّخَذَتْ مِنْطَقًا لَتُعَفِّيَ أَثَرَهَا عَلَى سَارَةَ ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُرْضِعُهُ حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ الْبَيْتِ عِنْدَ دَوْحَةٍ فَوْقَ زَمْزَمَ فِي أَعْلَى الْمَسْجِدِ وَلَيْسَ بِمَكَّةَ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ وَلَيْسَ بِهَا مَاءٌ فَوَضَعَهُمَا هُنَالِكَ وَوَضَعَ عِنْدَهُمَا جِرَابًا فِيهِ تَمْرٌ وَسِقَاءً فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ قَفَّى إِبْرَاهِيمُ مُنْطَلِقًا فَتَبِعَتْهُ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَقَالَتْ يَا إِبْرَاهِيمُ أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الْوَادِي الَّذِي لَيْسَ فِيهِ إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ مِرَارًا وَجَعَلَ لَا يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا فَقَالَتْ لَهُ أَاللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَتْ إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا ثُمَّ رَجَعَتْ فَانْطَلَقَ إِبْرَاهِيمُ حَتَّى إِذَا كَانَ عِنْدَ الثَّنِيَّةِ حَيْثُ لَا يَرَوْنَهُ اسْتَقْبَلَ بِوَجْهِهِ الْبَيْتَ ثُمَّ دَعَا بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ رَبِّ { إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ حَتَّى بَلَغَ يَشْكُرُونَ } وَجَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تُرْضِعُ إِسْمَاعِيلَ وَتَشْرَبُ مِنْ ذَلِكَ الْمَاءِ حَتَّى إِذَا نَفِدَ مَا فِي السِّقَاءِ عَطِشَتْ وَعَطِشَ ابْنُهَا وَجَعَلَتْ تَنْظُرُ إِلَيْهِ يَتَلَوَّى أَوْ قَالَ يَتَلَبَّطُ فَانْطَلَقَتْ كَرَاهِيَةَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَيْهِ فَوَجَدَتْ الصَّفَا أَقْرَبَ جَبَلٍ فِي الْأَرْضِ يَلِيهَا فَقَامَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْ الْوَادِيَ تَنْظُرُ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا فَهَبَطَتْ مِنْ الصَّفَا حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْوَادِيَ رَفَعَتْ طَرَفَ دِرْعِهَا ثُمَّ سَعَتْ سَعْيَ الْإِنْسَانِ الْمَجْهُودِ حَتَّى جَاوَزَتْ الْوَادِيَ ثُمَّ أَتَتْ الْمَرْوَةَ فَقَامَتْ عَلَيْهَا وَنَظَرَتْ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا فَفَعَلَتْ ذَلِكَ سَبْعَ مَرَّاتٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَلِكَ سَعْيُ النَّاسِ بَيْنَهُمَا فَلَمَّا أَشْرَفَتْ عَلَى الْمَرْوَةِ سَمِعَتْ صَوْتًا فَقَالَتْ صَهٍ تُرِيدُ نَفْسَهَا ثُمَّ تَسَمَّعَتْ فَسَمِعَتْ أَيْضًا فَقَالَتْ قَدْ أَسْمَعْتَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ غِوَاثٌ فَإِذَا هِيَ بِالْمَلَكِ عِنْدَ مَوْضِعِ زَمْزَمَ فَبَحَثَ بِعَقِبِهِ أَوْ قَالَ بِجَنَاحِهِ حَتَّى ظَهَرَ الْمَاءُ فَجَعَلَتْ تُحَوِّضُهُ وَتَقُولُ بِيَدِهَا هَكَذَا وَجَعَلَتْ تَغْرِفُ مِنْ الْمَاءِ فِي سِقَائِهَا وَهُوَ يَفُورُ بَعْدَ مَا تَغْرِفُ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ أَوْ قَالَ لَوْ لَمْ تَغْرِفْ مِنْ الْمَاءِ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا قَالَ فَشَرِبَتْ وَأَرْضَعَتْ وَلَدَهَا فَقَالَ لَهَا الْمَلَكُ لَا تَخَافُوا الضَّيْعَةَ فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ اللَّهِ يَبْنِي هَذَا الْغُلَامُ وَأَبُوهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَهْلَهُ وَكَانَ الْبَيْتُ مُرْتَفِعًا مِنْ الْأَرْضِ كَالرَّابِيَةِ تَأْتِيهِ السُّيُولُ فَتَأْخُذُ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ فَكَانَتْ كَذَلِكَ حَتَّى مَرَّتْ بِهِمْ رُفْقَةٌ مِنْ جُرْهُمَ أَوْ أَهْلُ بَيْتٍ مِنْ جُرْهُمَ مُقْبِلِينَ مِنْ طَرِيقِ كَدَاءٍ فَنَزَلُوا فِي أَسْفَلِ مَكَّةَ فَرَأَوْا طَائِرًا عَائِفًا فَقَالُوا إِنَّ هَذَا الطَّائِرَ لَيَدُورُ عَلَى مَاءٍ لَعَهْدُنَا بِهَذَا الْوَادِي وَمَا فِيهِ مَاءٌ فَأَرْسَلُوا جَرِيًّا أَوْ جَرِيَّيْنِ فَإِذَا هُمْ بِالْمَاءِ فَرَجَعُوا فَأَخْبَرُوهُمْ بِالْمَاءِ فَأَقْبَلُوا قَالَ وَأُمُّ إِسْمَاعِيلَ عِنْدَ الْمَاءِ فَقَالُوا أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ نَنْزِلَ عِنْدَكِ فَقَالَتْ نَعَمْ وَلَكِنْ لَا حَقَّ لَكُمْ فِي الْمَاءِ قَالُوا نَعَمْ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَلْفَى ذَلِكَ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُحِبُّ الْإِنْسَ فَنَزَلُوا وَأَرْسَلُوا إِلَى أَهْلِيهِمْ فَنَزَلُوا مَعَهُمْ حَتَّى إِذَا كَانَ بِهَا أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْهُمْ وَشَبَّ الْغُلَامُ وَتَعَلَّمَ الْعَرَبِيَّةَ مِنْهُمْ وَأَنْفَسَهُمْ وَأَعْجَبَهُمْ حِينَ شَبَّ فَلَمَّا أَدْرَكَ زَوَّجُوهُ امْرَأَةً مِنْهُمْ وَمَاتَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَجَاءَ إِبْرَاهِيمُ بَعْدَمَا تَزَوَّجَ إِسْمَاعِيلُ يُطَالِعُ تَرِكَتَهُ فَلَمْ يَجِدْ إِسْمَاعِيلَ فَسَأَلَ امْرَأَتَهُ عَنْهُ فَقَالَتْ خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا ثُمَّ سَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ فَقَالَتْ نَحْنُ بِشَرٍّ نَحْنُ فِي ضِيقٍ وَشِدَّةٍ فَشَكَتْ إِلَيْهِ قَالَ فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِهِ فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ كَأَنَّهُ آنَسَ شَيْئًا فَقَالَ هَلْ جَاءَكُمْ مِنْ أَحَدٍ قَالَتْ نَعَمْ جَاءَنَا شَيْخٌ كَذَا وَكَذَا فَسَأَلَنَا عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ وَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا فِي جَهْدٍ وَشِدَّةٍ قَالَ فَهَلْ أَوْصَاكِ بِشَيْءٍ قَالَتْ نَعَمْ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ السَّلَامَ وَيَقُولُ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ قَالَ ذَاكِ أَبِي وَقَدْ أَمَرَنِي أَنْ أُفَارِقَكِ الْحَقِي بِأَهْلِكِ فَطَلَّقَهَا وَتَزَوَّجَ مِنْهُمْ أُخْرَى فَلَبِثَ عَنْهُمْ إِبْرَاهِيمُ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَتَاهُمْ بَعْدُ فَلَمْ يَجِدْهُ فَدَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ فَسَأَلَهَا عَنْهُ فَقَالَتْ خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا قَالَ كَيْفَ أَنْتُمْ وَسَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ فَقَالَتْ نَحْنُ بِخَيْرٍ وَسَعَةٍ وَأَثْنَتْ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ مَا طَعَامُكُمْ قَالَتْ اللَّحْمُ قَالَ فَمَا شَرَابُكُمْ قَالَتْ الْمَاءُ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالْمَاءِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ يَوْمَئِذٍ حَبٌّ وَلَوْ كَانَ لَهُمْ دَعَا لَهُمْ فِيهِ قَالَ فَهُمَا لَا يَخْلُو عَلَيْهِمَا أَحَدٌ بِغَيْرِ مَكَّةَ إِلَّا لَمْ يُوَافِقَاهُ قَالَ فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ بَابِهِ فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ قَالَ هَلْ أَتَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ قَالَتْ نَعَمْ أَتَانَا شَيْخٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ وَأَثْنَتْ عَلَيْهِ فَسَأَلَنِي عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ فَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا بِخَيْرٍ قَالَ فَأَوْصَاكِ بِشَيْءٍ قَالَتْ نَعَمْ هُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلَامَ وَيَأْمُرُكَ أَنْ تُثْبِتَ عَتَبَةَ بَابِكَ قَالَ ذَاكِ أَبِي وَأَنْتِ الْعَتَبَةُ أَمَرَنِي أَنْ أُمْسِكَكِ ثُمَّ لَبِثَ عَنْهُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِسْمَاعِيلُ يَبْرِي نَبْلًا لَهُ تَحْتَ دَوْحَةٍ قَرِيبًا مِنْ زَمْزَمَ فَلَمَّا رَآهُ قَامَ إِلَيْهِ فَصَنَعَا كَمَا يَصْنَعُ الْوَالِدُ بِالْوَلَدِ وَالْوَلَدُ بِالْوَالِدِ ثُمَّ قَالَ يَا إِسْمَاعِيلُ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي بِأَمْرٍ قَالَ فَاصْنَعْ مَا أَمَرَكَ رَبُّكَ قَالَ وَتُعِينُنِي قَالَ وَأُعِينُكَ قَالَ فَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ هَا هُنَا بَيْتًا وَأَشَارَ إِلَى أَكَمَةٍ مُرْتَفِعَةٍ عَلَى مَا حَوْلَهَا قَالَ فَعِنْدَ ذَلِكَ رَفَعَا الْقَوَاعِدَ مِنْ الْبَيْتِ فَجَعَلَ إِسْمَاعِيلُ يَأْتِي بِالْحِجَارَةِ وَإِبْرَاهِيمُ يَبْنِي حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ الْبِنَاءُ جَاءَ بِهَذَا الْحَجَرِ فَوَضَعَهُ لَهُ فَقَامَ عَلَيْهِ وَهُوَ يَبْنِي وَإِسْمَاعِيلُ يُنَاوِلُهُ الْحِجَارَةَ وَهُمَا يَقُولَانِ { رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ } قَالَ فَجَعَلَا يَبْنِيَانِ حَتَّى يَدُورَا حَوْلَ الْبَيْتِ وَهُمَا يَقُولَانِ { رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ }
42.35/3113. Dan telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami 'Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ayyub as-Sakhtiyaniy dan Katsir bin Katsir bin Al Muthallib binAbi Wada'ah satu sama lain saling melengkapi dari Sa'id bin Jubair berkata Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma; Wanita pertama yang menggunakan ikat pinggang adalah ibu Nabi Isma'il 'Alaihissalam. Dia menggunakannya untuk menghilangkan jejak dari Sarah kemudian Ibrahim 'Alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat itu ibunya masih menyusuinya hingga Ibrahim 'Alaihissalam menempatkan keduanya dekat Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil Haram. Waktu itu di Makkah tidak ada seorangpun yang tinggal di sana dan tidak ada pula air. Ibrahim menempatkan keduanya disana dan meninggalkan semacam karung berisi kurma dan kantung/geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk meninggalkan keduanya. Maka Ibu Isma'il mengikutinya seraya berkata; Wahai Ibrahim, kamu mau pergi kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun ini. Ibu Isma'il terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma'il bertanya; Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?. Ibrahim menjawab: Ya. Ibu Isma'il berkata; Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami. Kemudian ibu Isma'il kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Ka'bah lalu berdo'a untuk mereka dengan beberapa kalimat do'a dengan mengangkat kedua belah tangannya, katanya: Rabbi, (sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu yang disucikan) hingga sampai kepada (semoga mereka menjadi hamba-hamba yang bersyukur) (QS Ibrahim ayat 37. Kemudian ibu Isma'il mulai menyusui anaknya dan minum dari air persediaan hingga ketika air yang ada pada geriba habis dia menjadi haus begitu juga anaknya. Lalu dia memandang kepada Isma'il sang bayi yang sedang meronta-ronta, atau dia berkata dengan redaksi: Berguling-guling diatas tanah. Kemudian Hajar pergi meninggalkan Isma'il dan tidak kuat melihat keadaannya. Maka dia mendatangi bukit Shafaa sebagai gunung yang paling dekat keberadaannya dengannya. Dia berdiri disana lalu menghadap ke arah lembah dengan harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun. Maka dia turun dari bukit Shafaa dan ketika sampai di lembah dia menyingsingkan ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang keras hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di bukit Marwah lalu beridiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak melihat ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara bukit Shafa dan Marwah). Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Itulah sa'iy yang mesti dilakukan oleh manusia (yang berhajji) antara kedua bukit itu. Ketika berada di puncak Marwah, dia mendengar ada suara, lalu dia berkata dalam hatinya diamlah yang Hajar maksud adalah dirinya sendiri. Kemudian dia berusaha mendengarkanya maka dia dapat mendengar suara itu lagi maka dia berkata; Engkau telah memperdengarkan suaramu jika engkau bermaksud meminta pertolongan. Ternyata suara itu adalah suara malaikat (Jibril 'Alaihissalam) yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril mengais air dengan tumitnya atau katanya; dengan sayapnya hingga air keluar memancar. Ibu Isma'il mulai membuat tampungan air dengan tangannya seperti ini yaitu menciduk air dan memasukkannya ke geriba sedangkan air terus saja memancar dengan deras setelah diciduk. Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il ( Siti Hajar ) karena kalau dia membiarkan zamzam atau sabda Beliau: kalau dia tidak segera menampung air tentulah air zamzam itu akan menjadi air yang mengalir. Akhirnya dia dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat berkata kepadanya: Janganlah kalian takut ditelantarkan karena disini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya. Pada saat itu Ka'bah Baitullah posisinya agak tinggi dari permukaan tanah seperti sebuah bukit kecil, yang apabila datang banjiir akan terkikis dari samping kanan dan kirinya. Ibu Isma'il, Hajar, terus melewati hidup seperti itu hingga kemudian lewat serombongan orang dari suku Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari jalur bukit Kadaa' lalu singgah di hilir Makkah kemudian mereka melihat ada seekor burung sedang terbang berputar-putrar. Mereka berseru; Burung ini pasti berputar karena mengelilingi air padahal kita mengetahui secara pasti bahwa di lembah ini tidak ada air. Akhirnya mereka mengutus satu atau dua orang yang larinya cepat dan ternyata mereka menemukan ada air. Mereka kembali dan mengabarkan keberadaan air lalu mereka mendatangi air. Beliau berkata: Saat itu Ibu Isma'il sedang berada di dekat air. Mereka berkata kepadanya; Apakah kamu mengizinkan kami untuk singgah bergabung denganmu di sini?. Ibu Isma'il berkata; Ya boleh tapi kalian tidak berhak memiliki air. Mereka berkata; Baiklah. Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ibu Isma'il menjadi senang atas peristiwa ini karena ada orang-orang yang tinggal bersamanya. Akhirnya mereka pun tinggal disana dan mengirim utusan kepada keluarga mereka untuk mengajak mereka tinggal bersama-sama di sana. Ketika para keluarga dari mereka sudah tinggal bersama Hajar dan Isma'il sudah beranjak belia, dia belajar berbahasa arab dari mereka, bahkan menjadi manusia paling berharga dan paling ajaib di kalangan mereka. Kemudian Isma'il tumbuh menjadi seorang pemuda yang disenangi oleh mereka. Setelah dewasa, mereka menikahkan Isma'il dengan seorang wanita dari mereka dan tak lama kemudian ibu Isma'il meninggal dunia. Di kemudian hari Ibrahim datang setelah Isma'il menikah untuk mencari tahu apa yang telah ditinggalkannya namun dia tidak menemukan Isma'il. Ibrahim bertanya tentang Isma'il kepada istrinya Isma'il. Istrinya menjawab; Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya tentang kehidupan dan keadaan mereka. Istri Isma'il menjawab; Kami mengalami banyak keburukan dan hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat. Istri Isma'il mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim berkata; Nanti apabila suami kamu datang sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar mengubah daun pintu rumahnya. Ketika Isma'il datang dia merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya; Apakah ada orang yang datang kepadamu?. Istrinya menjawab; Ya. Tadi ada orang tua begini begini keadaannya datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan. Isma'il bertanya; Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?. Istrinya menjawab; Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengubah daun pintu rumah kamu. Isma'il berkata; Dialah ayahku dan sungguh dia telah memerintahkan aku untuk menceraikan kamu maka itu kembalilah kamu kepada keluargamu. Maka Isma'il menceraikan istrinya. Kemudian Isma'il menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk itu lalu Ibrahim pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang dikehendaki Allah dan setelah itu datang kembali untuk menemui mereka namun dia tidak mendapatkan Isma'il hingga akhirnya dia mendatangi istri Isma'il lalu bertanya kepadanya tentang Isma'il. Istrinya menjawab; Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya lagi; Bagaimana keadaan kalian. Dia bertanya kepada istrinya Isma'il tentang kehidupan dan keadaan hirup mereka. Istrinya menjawab; Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup. Istri Isma'il memuji Allah. Ibrahim bertanya; 'Apa makanan kalian? '. Istri Isma'il menjawab; Daging. Ibrahim bertanya lagi; Apa minuman kalian? '. Istri Isma'il menjawab; Air. Maka Ibrahim berdo'a: Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Saat itu tidak ada biji-bijian di Makkah dan seandainya ada tentu Ibrahim sudah mendo'akannya. Dia berkata; Dan dari doa Ibrahim tentang daging dan air itulah, tidak ada seorangpun selain penduduk Makkah yang mengeluh bila yang mereka dapati hanya daging dan air. Ibrahim selanjutnya berkata; Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar memperkokoh daun pintu rumahnya. Ketika Isma'il datang, dia berkata: Apakah ada orang yang datang kepadamu?. Istrinya menjawab; Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepada kami. Istrinya mengagumi Ibrahim. Dia bertanya kepadaku tentang kamu maka aku terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja.. Isma'il bertanya; Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?. Istrinya menjawab; Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan daun pintu rumah kamu. Isma'il berkata; Dialah ayahku dan daun pintu yang dimaksud adalah kamu. Dia memerintahkanku untuk mempertahankan kamu. Kemudian Ibrahim meninggalkan mereka lagi untuk waktu tertentu sebagaimana dikehendaki Allah, lalu datang kembali setelah itu saat Isma'il meletakkan anak panahnya di bawah sebatang pohon dekat zamzam. Ketika dia melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat sebagaimana layaknya seorang ayah terhadap anaknya dan seorang anak terhadap ayahnya kemudian dia berkata; Wahai Isma'il, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah. Isma'il berkata; Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu. Ibrahim berkata lagi; Apakah kamu akan membantu aku?. Isma'il berkata; Ya aku akan membantumu. Ibrahim berkata; Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini. Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding sekelilingnya. Perawi berkata; Dari tempat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah, Isma'il bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Ibrahim yang menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi, Isma'il datang membawa batu ini lalu meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya sementara Isma'il memberikan batu-batu' Keduanya bekerja sambil mengucapkan kalimat do'a; (Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a; (Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui). (QS. Albaqarah 127).
Dari kesabaran siti Hajar , Allah memberikan padanya sumur Zamzam dan banyak orang yang mengambil air dari padanya untuk di minum , kadang di bawah ke luar kota Mekkah untuk di buat buah tangan keluarganya yang biasanya mereka ingin sekali merasakan kesegaran air zamzan dan keberkahannya. Bahkan di suatu saat di bawa pulang oleh Jamaah haji dari seantero dunia. Dengan nama Zamzam yang populer di kalangan kaum muslimin dan kafirin , maka nama Nabi Ibrahim dan Hajar di kenal juga .
Dari kesabaran Siti Hajar itu , anaknya Ismail di angkat oleh Allah menjadi nabi dan Rasul meskipun kesehariannya mencari kayu bakar tapi kekasihnya . Begitu juga nabi Musa menjadi Nabi SAW karena ketakwaannya . Sebelum menjadi Rasul , beliau menjadi rakyat jelata yang mengembala kambing , bukan orang kaya raya. Ingatlah firman Allah :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ta’aala ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah ta’aala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat ayat 13)
Do’a Nabi Ibrahim Alaihi salam
Manusia teladan yang akan mewarisi syurga naim, sebagai berikut :
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ(83)وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ(84)وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ(85)
(Ibrahim berdo’a) “Ya Tuhanku berikanlah kepadaku ilmu (himah) dan masukanlah aku ke dalam golongan orang-orang sholih dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi syurga yang penuh keni’matan. (QS. Asy-syuaro’ 83-85)
Selamat membaca , semoga ada manfaatnya untuk mu dan keluargamu dan kaum muslimin .
[1] HR Bukhori / Roqaq/6412. Tirmizi/ Zuhud/ 4304. Ibnu Majah / Zuhud/ 4170. Ahmad/ Musnad banu Hasyim/ 2236. Darimi/ Raqaq/ 2707.Zadul maad/215/4
[2] HR Bukhori 6478.
[3] HR Tirmidzi 64 75 .
[4] Muttafaq alaih , Al Bayan 38 .
[5] HR Nasai 5471 , hadislemah ,Jamius shoghir 1198 , Nasai 416/5471 . Al Misykat 2468
[6] 1546
[7] HR Bukhori / Ilmu / 69. Muslim / Jihad / 1734. Musnad Ahmad / Baqi musnad muksirin / 11934
[8] HR Muslim /3230/Salam . Ahmad/ Musnad madaniyyin/16202, Baqi musnad Ansor /22711.
[9] HR Bukhori 5311/kitab Atthib / Tirmizi / Sifatul qiyamah /237/ Ahmad / 1/271/ 321. Muslim 220
[10] Ibrahim 34
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan