JAKARTA
(voa-islam.com) - Kasus Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Anies Baswedan yang merumuskan kebijakan Tata Tertib berdoa di sekolah,
kemudian membatalkannya karena publik bereaksi keras disinyalir sebagai
"Test The Water".
Seperti
apa reaksi ulama dan umat Islam terhadap kebijakan. Kalau diam, maka kebijakan
dilanjutkan. Kalau berekasi keras, maka tinggal klarifikasi dan tinggal bilang
'itu hanya wacana saja'.
'Test
case' seperti melempar batu k dalam air seberapa riak ummat ini. Satu-Satu. Ada
tesa-antitesa,aksi-reaksi, sebab-akibat. #manaulama" kata bu Wirianingsih
Mutammimul Ula melalui akun twitternya @wirianingsih, Selasa (10/12/2014).
"Kalo
siswa risih krn doa di sdnya tak sesuai agama, bisa bilang ke kepsek, tak perlu
jd problem nasional @aniesbaswedan", tulis Ridwan, seorang jurnalis di
akunnya @ridlwandjogja, Senin (9/12/2014).
Penduduk
Twitter lainnya, Tras Rustamaji (@rustamaji), Senin (9/12/2014), juga
menyatakan hal serupa serupa.
"hmmm...
sudah makin kentara polanya. Mereka sedang melakukan "test the water"
thd umat Islam. #testTheWater" terangnya.
"Mereka
membuat 'kebijakan', kalau para ulama kalem, kebijakan lanjut. Kalau ulama teriak
tinggal ngeles "wartawan salah nangkep! gak gitu"" tambahnya.
"Dulu
pas umat di #testTheWater dgn pelarangan takbir, ulama kalem. Akhirnya jadi deh
itu kebijakan jalan." paparnya.
"ingat
#testTheWater perubahan dari pakaian muslim ke pakaian encim di sekolah? umat
protest, mereka ngeles 'itu cuma gosip! gak ada rencana'" katanya.
"Dan,
kalau ust. @Yusuf_Mansur nggak teriak, mereka nggak akan ngeles kayak gini
->
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/09/ngbfgw-soal-doa-di-sekolah-ini-klarifikasi-anies-baswedan"
kicaunya sambil melampirkan link berita klarifikasi dari sang menteri.
"Kita
siap-siap aja sepanjang 5 tahun di #testTheWater. qurban & adzan dilarang,
khotbah diatur, iman masjid mesti sertifikasi, dll" pungasnya
"Iya
persis spt rncana pnghapusan kemenag. Angkat isu lalu lihat reaksi tokoh2
"kunci". Kl dtolak ngeles kl diam ya bablas," timpal @rustamaji,
Senin (9/12/2014).
Melihat
pola-pola serangan sporadis yang demikian masif, sudah seharusnya bagi semua
Ulama dan publik figur untuk selalu bersuara kritis dalam menjaga Ummat Islam
dari setiap makar. (az/dbs)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Memang
begitulah mulai dulu sampai sekarang. Tak hentinya kaum kafirin selalu ingin
mengkafirkan kaum muslimin. Mestinya harus di balas dengan mengislamkan kaum
kafirin. Bila tidak, maka berat sebelah akan terjadi. Kaum muslimin akan
tergerus sedikit demi sedikit, begitu juga ajarannya.
وَلَنْ تَرْضَى
عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ
هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي
جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Ali
imran 120
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan