POSMETRO INFO - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai
Gerindra, Andre Rosiade, menyesalkan kejadian yang menimpa bocah asal Sumedang,
M Rizki Akbar. Bocah berusia 2,9 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya
setelah sebelumnya ditolak oleh 6 rumah sakit di Jakarta dan Tangerang karena kelainan jantung.
“Kasus seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi, tapi
kenyataannya kan
berkata lain. Pemerintah harus lebih serius membenahi Kartu Indonesia Sehat, BPJS,
jangan cuma sibuk iklan saja,” tegas Andre dalam keterangannya kepada wartawan
di Jakarta , Senin
(29/8).
Menurutnya, UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional dan UU 24/2011 tentang BPJS mewajibkan seluruh rakyat Indonesia
mengikuti program BPJS Kesehatan. Rakyat selanjutnya dipungut iuran meski BPJS
sudah mendapatkan alokasi anggaran dari APBN. BPJS bahkan meminta tambahan
anggaran melalui skema penyertaan modal negara (PMN) pada tahun ini.
“Satu sisi BPJS minta tambahan anggaran, iuran juga diminta,
tapi perlakuan beda antara pasien BPJS dengan asuransi lain. Kalau asuransi
lain langsung dilayani, kalau BPJS masih sering ditolak,” jelasnya.
Akan tetapi, dalam kenyataannya justru kerap didapati pasien
pemegang kartu BPJS dari kalangan tidak mampu ditolak pihak rumah sakit. Beberapa
diantaranya bahkan sampai meninggal karena tidak segera mendapatkan penanganan
rumah sakit seperti dialami M Rizki.
Andre mendesak Presiden Joko Widodo melalui Kemenkes dan
Kemenkeu mengevaluasi program BPJS hingga rumah sakit. Ia juga meminta Presiden
menerbitkan dalam bentuk Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri, dimana
salah satunya mengatur perijinan RS bisa dicabut hingga dipidana apabila
menolak pasien BPJS.
“Pihak rumah sakit jantung terbesar di Jakarta, RS Harapan
Kita, yang menolak pasien BPJS harus dievaluasi, terbitkan Perpres atau Permen,
jika alasan RS-nya tidak jelas bisa dicabut bahkan bisa dipidanakan. Karena
kita sudah sering dengar pasien ditolak rumah sakit berujung pada kematian,”
tambah Andre.
Tokoh muda Minangkabau itu menyinggung janji Joko Widodo –
Jusuf Kalla sebagaimana dituangkan dalam 9 program prioritas (Nawa Cita), khususnya
bidang kesehatan. Jokowi berjanji memberikan layanan kesehatan gratis secara
maksimal kepada rakyat Indonesia .
Janji yang disebutnya akan terus ditagih, bukan hanya di dunia melainkan juga
di akhirat.
Sekedar diketahui, kasus yang menimpa M Rizki Akbar, bocah
berusia 2,9 tahun asal Sumedang Jawa Barat disampaikan pegiat kemanusiaan Yuli
Supriati melalui akun Facebooknya. Ia menceritakan bagaimana Rizki ditolak enam
RS penerima BPJS di Tangerang dan Jakarta
hingga meninggal pada Sabtu (27/8).
Padahal, ayah Rizki setiap bulan dipotong pihak perusahaan
untuk membayar iuran BPJS. Akan tetapi dengan alasan klise, keenam rumah sakit
menolak memberikan pelayanan. Salah satu RS Jantung terbesar di Jakarta
misalnya, hanya memeriksa Rizki tidak sampai 10 menit dan menyatakan pasien
hanya menderita batuk biasa. [akt]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan