[portalpiyungan.com] Dua omongan berbeda dan saling bertolak
belakang, mengenai cuti pada masa kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI 2017
Pada berita tahun 2012, saat Fauzi Bowo menjabat sebagai
gubernur DKI Jakarta, Ahok mengatakan alasan penting seorang gubernur
petahana harus cuti pada masa kampanye
adalah agar gubernur petahana tersebut tidak menggunakan fasilitas negara. karena
dengan melakukan dan menggunakan fasilitas negara, Ahok
menilai ini merupakan sebuah pelanggaran
Sementara pada saat ini, ketika Ahok mencalonkan diri
sebagai calon inkumbent, omongan pun berubah; dengan akan tetap melaksanakan
tugas sebagai Gubernur DKI tanpa melakukan cuti demi kampanye
Entah, apalagi yang harus dipertontonkan sang pemimpin bagi
warganya sendiri terkait komitmen dan omongan. Sebelumnya Ahok juga tegas
mengatakan akan berkomitmen maju melalui jalur independen, dan mengatakan lebih
baik tidak menjadi Gubernur DKI, daripada meninggalkan Teman Ahok dan keluar
dari jalur independen
Kini terulang kembali, Ahok memberikan contoh kepemimpinan
yang sering bertolak belakang omongan A bisa berubah menjadi B sesuai
kepentingannya sendiri
Tinggal warga Jakarta
yang melihat fenomena di atas, apakah masih mau memilih calon Gubernur yang
tidak bisa dipercaya komitmen dan omongannya? Atau mungkin masih ingin
mencarikan tabib yang mampu mengobati kepikunan Ahok
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan