POSMETRO INFO - Nasib apes menimpa, sebut saja nama
samarannya Bunga (19), mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Sorong.
Selasa (19/1) lalu sekitar pukul 14.00 WIT, Bunga nyaris diperkosa di depan
makam orangtuanya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Km 10.
Beruntung Bunga 'tidak layu', setelah melakukan perlawanan
atas paksaan yang dilakukan penjahat bersenjata parang panjang. Namun tas
berisi handphone dan dompet berisi uang serta surat-surat berharga raib dibawa
pelaku.
Menurut pengakuan Bunga, kronologis kejadian bermula saat ia
ziarah di makam ortunya dan sedang membacakan doa. “Pas saya lagi duduk berdoa
di samping makam,”katanya, seperti dikutip dari Radar Sorong, Jumat (22/1).
Bunga yang datang sendirian sepulangnya dari Kampus, didatangi
seorang pria yang mengaku tukang bersih-bersih kuburan. Pria yang membawa
parang panjang itu menawarkan jasa membersihkan kuburan ortunya yang sudah
ditumbuhi rumput.
Korban sempat mengiyakan untuk bantuan jasa yang ditawarkan
pelaku. Namun ia meminta waktu karena akan membacakan doa untuk almarhum
terlebih dahulu. Baru beberapa menit korban duduk membacakan doa, pelaku
langsung menyergapnya dengan mencekik leher.
Korban kaget bukan kepalang, panik ia pun berusaha
melepaskan cekikan pria berbadan besar itu. Upaya itu menyulut emosi pelaku
yang memukul punggung korban dengan tangkai parang. setelah cekikan kencang
lepas dari leher, ia lalu berusaha untuk menyelamatkan diri. Ia berusaha lari
tetapi sulit, sehingga merayap dari lokasi makam yang berada tepat di bukit.
“Saya berontak dan berusaha lari, tapi dia cekik itu kencang
sekali, dia cekik leher saya dari belakang,”ungkapnya.
Namun ternyata pelaku tak tinggal diam, dia menarik kaki
korban hingga terseret beberapa meter. Tidak hanya itu, pelaku juga membacok
paha kanan korban hingga mengalami luka robek.
Bacokan parang panjang itu merobek celana panjang jeans yang
dipakai korban, hingga paha kanan terluka. “Celana saya robek sampai luka,”imbuhnya.
Korban terus berontak dan berusaha menyelamatkan diri dari
aksi pemerkosaan tersebut. Ia akhirnya terlepas dari dekapan pelaku. Dengan
kaki terluka dan berdarah, korban berlari menyelamatkan diri. Sesampainya di
pinggir jalan masuk TPU Km 10, korban berteriak meminta tolong. Warga yang
sedang berada di lokasi berdatangan membantunya.
Warga lalu mengejar pelaku percobaan perkosan di atas bukit,
tempat makam ortunya. Namun, pelaku sudah lebih dulu melarikan diri. Tas berisi
dompet dan uang ratusan ribu rupiah, handphone serta surat-surat berharga
digasak pelaku.
Korban sengaja berziarah ke makam ortunya sepulang dari
kampus. Pasalnya sehari sebelumnya, ia sempat bermimpi didatangi orangtuanya. Dari
mimpi itu ia percaya jika almarhum ortunya memintanya untuk datang membersihkan
makam sekaligus mendoakannya.
Sepulang dari Kampus, ia menumpang ojek ke TPU Km 10. Korban
beranggapan jika pada hari biasa, terutama siang hari aman-aman saja. Ia tak
menduga jika ada penjahat parang panjang yang justru akan memperkosanya di
kuburan tersebut.
Korban sempat trauma dan ketakutan dengan kejadian itu. Dalam
kesedihan, ia menangis saat menceritakan kejadian yang dialaminya ke keluarga.[jpnn]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan