BELAJAR DARI SEJARAH
(PKI Thn. 1960 s/d Sekarang).
Untuk kewaspadaan nasional jangan lupa dengan sejarah agar
dijadikan pelajaran jangan melakukan kesalahan yang sama.
1. Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan slogan NASAKOM (Nasional,
Agama dan Komunis) yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian
PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI .
2. Tanggal 17 Agustus 1960 : Atas desakan dan tekanan PKI
terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustuts 1960 tentang
PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) dengan dalih tuduhan
keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.
3. Pertengahan Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS
melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 (dua) juta
orang.
4. Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam pemerintahan
Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.
5. Bulan April 1962 : Kongres PKI.
6. Tahun 1963 : PKI memprovokasi Presiden Soekarno untuk
Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yang
terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai
rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.
7. Tanggal 10 Juli 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI
terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang
PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI
NASAKOM.
8. Tahun 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI terjadi
Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.
Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH. Mukhtar Ghazali, KH. EZ.
Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan KH. Dalari Umar.
9. Bulan Desember 1964 : Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA
(Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka,
menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
10. Tanggal 6 Januari 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI
terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965 tertanggal 6 Januari 1965
tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah memfitnah PKI
11. Tanggal 13 Januari 1965 : Dua sayap PKI yaitu PR (Pemuda
Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta
Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras
Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas
sejumlah Mush-haf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
12. Awal Tahun 1965 : PKI dengan 3 juta anggota menjadi
Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara
lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani,
BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan
Sardjana Indonesia).
13. Tanggal 14 Mei 1965 : Tiga sayap organisasi PKI yaitu PR,
BTI dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera
Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan
Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.
14. Bulan Juli 1965 : PKI menggelar pelatihan militer untuk 2000
anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk
bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan Udara.
15. Tanggal 21 September 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI
terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965
tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
16. Tanggal 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat
dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
17. Tanggal 30 September 1965 Malam : Terjadi Gerakan G30S /
PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) :
a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD
di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim, mereka
adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen S. Parman,
Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.
b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean
karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.
c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur
Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang
bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.
d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang
baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yang berusaha menjadi
perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya
wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.
e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang
membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati
dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono,
serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.
f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh
sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain :
- Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen
TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief
- Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut
Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi
- Angakatan Udara : Men / Pangau Laksyda Udara Omar Dhani, Letkol
Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono
- Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam
Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
18. Tanggal 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta juga membunuh
Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI
mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil alih
kekuasaan.
19. Tanggal 2 Oktober 1965 : Soeharto mnegambil alih
kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu
dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.
20. Tanggal 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar Pertemuan
Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha melegalkan G30S, tapi ditolak,
bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun
langsung ditangkap.
21. Tanggal 13 Oktober 1965 : Ormas Anshor NU gelar Aksi
unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.
22. Tanggal 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshor
Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang
Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka
disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah
keracunan mereka dibantai oleh PKI dan jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di
Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring Kabupaten Banyu
wangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yang
dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga
menjadi saksi mata peristiwa. Persitiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan
kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
23. Tanggal 19 Oktober 1965 : Anshor NU dan PKI mulai
bentrok di berbagai daerah di Jawa.
24. Tanggal 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok di Bali.
25. Tanggal 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan
diadili serta dihukum mati.
26. Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah bersih dari
PKI.
27. Tanggal 11 Maret 1966 : Terbit Surat Perintah Sebelas
Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada
Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.
28. Tanggal 12 Maret 1966 : Soeharto melarang secara resmi
PKI.
29. Bulan April 1966 : Soeharto melarang Serikat Buruh Pro
PKI yaitu SOBSI.
30. Tanggal 13 Februari 1966 : Bung Karno masih tetap
membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di
Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang pengorbanannya
terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”
31. Tanggal 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966
yang ditanda-tangani Ketua MPRS – RI Jenderal TNI AH Nasution tentang
Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme dan
Leninisme.
32. Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba menggantikan
Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi
hukuman mati pada tahun 1967.
33. Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan
Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di di wilayah terpencil di
Selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.
34. Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Selatan Blitar
menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam puluh) orang NU tewas
dibunuh.
35. Pertengahan 1968 : TNI menyerang Blitar dan
menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
36. Dari tahun 1968 s/d 1998 : Sepanjang Orde Baru secara
resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh Indonesia dengan
dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.
37. Dari tahun 1998 s/d 2015 : Pasca Reformasi 1998 Pimpinan
dan Anggota PKI yang dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan
simpatisannya yang masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak
paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan
pemutar balikkan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN pejuang
kemerdekaan RI. Dan Ideologi Komunis tidak akan pernah mati, selama Syetan
masih ada di dunia ini.
38. Di Jogokaryan Kotagede Yogyakarta, PKI bikin ludruk/kesenian rakyat lakonya ; MATINE
GUSTI ALLAH = MATINYA TUHAN ALLAH.
Wallahu a'lam.
[Voa-Islam]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan