Presiden Barack Obama menyanggah tudingan adanya pengiriman
uang US$400 juta dari pemerintah Amerika Serikat untuk Iran guna
membayar tebusan sandera.
"Kami tidak membayar tebusan. Kami tidak melakukan itu
dan tidak akan pernah melakukannya," ujar Obama seperti dikutip CNN.
Obama pun menegaskan bahwa AS memegang teguh prinsip
negaranya untuk tidak membayar tebusan, bahkan keluarga sandera pun sudah
memahami itu.
"Keluarga-keluarga itu mengetahui bahwa kami memiliki
kebijakan untuk tidak membayar tebusan. Bahkan ketika kami melihat wajah-wajah
anggota keluarga yang orang terkasihnya disandera, kami mengatakan kepada
mereka bahwa kami tidak membayar tebusan, itu bertolak belakang dengan logika,"
tutur Obama.
Informasi pengiriman uang yang setara dengan lebih dari Rp5,2
triliun itu terungkap melalui laporan CNN pada Rabu (3/8) yang mengutip
sejumlah sumber pemerintahan. Pengiriman uang itu dilakukan di hari yang sama
empat tahanan AS dibebaskan oleh Teheran dan kesepakatan nuklir
diimplementasikan.
Dalam kesempatan tersebut, Obama kembali menekankan bahwa
dana tersebut merupakan bagian dari US$1,7 miliar yang harus dibayarkan AS
berdasarkan keputusan pengadilan arbitrase internasional di Den Haag terkait
pembelian senjata yang gagal di era Shah Reza Pahlevi.
"Kami mengumumkan pembayaran ini pada Januri lalu, Berbulan-bulan
lalu. Itu bukan rahasia. Kami sangat terbuka mengenai hal itu," kata Obama.
Obama pada Januari lalu mengatakan, uang itu harus diberikan
demi menyelamatkan miliaran dolar uang AS. Uang itu adalah pembayaran pembelian
senjata oleh Iran kepada AS
di era Shah pada tahun 1970-an. Shah digulingkan tahun 1979 dalam revolusi
pimpinan Khameini, sehingga transaksi gagal dilakukan dan dana Iran di AS
dibekukan.
Setahun setelah kesepakatan nuklir diimplementasikan, Presiden
Iran ,
Hassan Rouhani, pada Selasa (2/8) mengeluh bahwa AS tidak menyepakati isi
perjanjian tersebut. Meski sanksi ekonomi terhadap Iran
sudah dihapus, namun bank-bank utama Eropa masih enggan untuk menangani
berbagai pembayaran dari Iran
karena masih sanksi terkait terorisme dan hak asasi manusia dari AS masih
diberlakukan.
Alhasil, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan
pada awal pekan ini bahwa publik Iran pada umumnya tidak mendapat manfaat dari
kesepakatan itu. Pernyataan Khamenei ini mendukung tuduhannya sebelumnya bahwa
AS tidak dapat dipecaya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan