POS-METRO.COM - Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi
di Sumatera dan Kalimantan mencerminkan
penegakan hukum era pemerintahan Jokowi-JK layaknya jaring laba-laba. Hukum
hanya menjerat yang lemah dan runtuh terbelah pada yang kuat.
Demikian lantang koordinator aksi nasional Badan Eksekutif
Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) Rizky Fajrianto saat berorasi di depan
Kantor Kementerian bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jalan Merdeka
Utara, Jakarta, Kamis (20/10). Aksi massa
mahasiswa dari 44 kampus se Indonesia
ini digelar untuk memperingati dua tahun pemerintahan Jokowi-JK.
"Pemerintah nampak lebih memihak korporasi ketimbang
aset hutan hujan tropis yang dianugerahkan Tuhan kepada bangsa ini," ujarnya
di depan ratusan mahasiswa beralmamater warna-warni itu.
Rizky pun mengutip data dari Jikalahari dan Eye on The
Forrest yang berhasil menginvestigasi 37 korporasi dan Polda Riau telah
menetapkan 18 korporasi sebagai tersangka.
"Sayangnya, di tahun 2016 terbit Surat Perintah
Pemberhentian Penyidikan (SP3) kepada 15 perusahaan penyumbang asap Riau yang
menewaskan 5 orang dan ribuan menderita ISPA," jabarnya.
"Rakyat semakin marah saat foto kongkow oknum Polda
Riau dengan para elit korporasi beredar di media massa ," pungkas Rizky.[rmol
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan