1. حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ
قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ
عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا
يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ
بخاري
(BUKHARI - 1) :………….., telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al
Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar
berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perbuatan - perbuatan tergantung niatnya, dan
Sesungguhnya tiap-tiap orang punya apa
yang dia niati ; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya
atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah
kepada apa dia niatkan"
2.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ
أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ
عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ
يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 52 بخاري
Dalam hadis ini ada tambahan kalimat :
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Barang siapa yg
hijrahnya kpd Allah dan RasulNya , maka hijrahnya terarah kpd
Allah dan rasulNya
Di nomer satu kalimat itu tdk ada. Lalu tambahan itu dr mn? Apakah tambahan ini dr
Nabi shallallahu alaihi wasallam atau bukan ? atau dr perawi ? lalu bgmn cara memastikan ini dr perawi atau dr Nabi
shallallahu alaihi wasallam .
Bila jls tamabahan perawi
mk masih bisa di cari solusinya. Tp disini blm jls.
Sedemikian ini dikatakan idhtirab / kacau lafadh dan
maknanya.
Pada hadis yg pertama ada kalimat :
; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar
Tp dihadis no 52 Bukhari ini kok kalimat itu tdk ada.
Bila kita cari kebenaran mn yg benar. Apa dibiarkan sj
atau di maafkan.
Bgmn hadis yg
redaksinya beda itu bisa di terima? Pd
hal dlm pakem musthalah itu bila ada
hadis yg maknanya beda tdk boleh di sahihkan.
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
Kekacauan sanad
atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.
بخاري 3609
Di no 3609 Bukhari
tidak ada kalimat
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا
نَوَى
Sesungguhnya setiap orang punya apa yg diniati.
Jd hadis sama di
riwayat Bukhari sj sdh bertentangan redaksinya blm di kitab sunan yg lain.
Bila di sahihkan kita sahihkan yg mana?
Bila di sahihkan seluruhnya , kita mensahihkan hadis yg berbenturan redaksinya.
Bila di sahihkan kita
jg tinggalkan pakem ilmu hadis.
Ilmu hadis menyatakan hadis spt itu lemah, kita katakana
sahih karena taklid buta bukan atas dasar pengkajian dan penelitian di lapangan
atau mengumpulkan seluruh riwayat.
Al qur an tdk memerintahkan setiap amalan perbuatan hrs di sertai niat . Tp cukup
tujuan kita ibadah untuk Allah . Ingat
ayat sbb:
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaan-Nya, Al fateh 29.
Cari ilmu agama dg sistim dialog yg ilmiyah, penuh
persaudaraan .
Mau ikut , hub 08883215524 .
0852-7312-5077
0 857-8715-4455
0812-3270-051
0812-4194-6733
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan