Rabu, Oktober 05, 2016

[VIDEO] Ahok Klaim Pasti Masuk Surga, Pakar Kristologi: Emang Surga Milik Nenek Moyangnya!


post-feature-image


POS-METRO.COM - Sebagai pakar Kristologi, Ustadz Insan Mokoginta merasa terusik dengan sikap takabbur alias sombong Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Video yang diunggah oleh Kominfomas, Pemprov DKI di Youtube itu menayangkan pernyataan Ahok yang sangat emosional, dalam Rapat Pimpinan Progres Pembangunan Tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara), Kamal Muara, pada Senin (19/9/2016) lalu.

Dalam video tersebut, Ahok sesumbar dengan nada emosi, menyatakan bahwa dia sebagai orang beriman yang dijamin masuk surga.

“Imannya apa? Gue kasih tahu lo iman seperti apa. Kenapa saya nggak pernah takut kehilangan jabatan. Karena saya tahu jabatan itu Tuhan yang kasih. Kenapa saya nggak pernah takut saya mati karena saya tahu saya pasti masuk surga dan dapat rumah, dapat makan. Itu jaminan mati saya,” kata Ahok.

Tak hanya itu, Ahok juga mengklaim dirinya sebagai pengikut Nabi Isa. Atas dasar itulah, ia berkali-kali berkata dijamin masuk surga.

“Saya pengikut Nabi Isa, jelas janjinya. Pasti masuk surga, pasti dapat rumah, pasti makan. Itu iman saya,” lanjut Ahok.

Menyikapi hal itu, Ustadz Insan Mokoginta menyebut pernyataan Ahok sangat tidak tepat. Jika hal itu dilakukan Ahok di gereja atau dihadapan jemaat Kristen, tidak masalah, tetapi itu justru disampaikan Ahok di hadapan pejabat Pemprov DKI yang notabene diperkirakan mayoritas Muslim.

Selain itu, Ustadz Insan Mokoginta juga menduga ada misi Kristenisasi terselubung di balik pernyataan Ahok dan beredarnya video tersebut.

Ustadz Insan mendesak Ormas Islam agar mengambil sikap tegas, terkait video Ahok, lantaran adanya dugaan SARA. Indikasinya, pernyataan emosional Ahok itu diduga sengaja diarahkan kepada umat Islam. Dengan menyebut idiom atau kata-kata yang selama ini akrab di kalangan umat Islam.

“Itu namanya iman. Bukan cuma ngomong doang iman. Masih ngomong iman iman, sembahyang apa iman, iman. Imannya apa? Gue kasih tahu lo iman seperti apa. Kenapa saya nggak pernah takut kehilangan jabatan,” tutur Ahok.

Terakhir, mengenai Klaim Ahok dijamin masuk surga dan sebagai pengikut Nabi Isa. Ustadz Insan membantah hal tersebut.

“Emang Surga milik nenek moyangnya?” ucapnya.

Dalam iman Kristen sendiri, tidak cukup orang mengaku beriman saja, kemudian dia dijamin masuk surga.

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (Yakobus 2 : 14).

Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? (Yakobus 2 : 20).


Kemudian, Ahok yang mengaku menjadi pengikut Nabi Isa, hal itu juga merupakan pengakuan dusta. Sebab, jika dia mengaku pengikut Nabi Isa, pasti tidak akan menjadi menjadikannya sebagai Tuhan. Hal itu diungkapkan dalam Bible.

“Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan kita, Tuhan itu esa.” (Markus 12 : 29).

Apalagi di dalam Al-Qur’an, dengan tegas Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah : 72).


Jika demikian, pantaskah Ahok mengklaim sebagai pengikut Nabi Isa dan dijamin masuk surga?
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan