Lingkarannews.com Jakarta -
Fenomena calon pemimpin yang akan dipilih warganya, tentu akan mendatangi
warganya dengan segala kerendahan hati, dan bagaimana cara untuk menarik
simpati agar harapan suara warga pada pemilihan, semua memilih kepada dirinya.
Hal diatas adalah hal yang biasa dijanlankan oleh calon
kepala daerah, namun hal itu kini tak dipakai oleh calon Gubernur DKI dari
calon petahana yaitu Basuki Tjahaja Purnama pada acara blusukan di kedoya utara
Jakarta Barat, Kamis ini (10/10/2016)
Pihak kepolisian mengerahkan 8 satuan setingkat kompi (ssk) pasukan
gabungan. Perlu diketahui, dalam 1 ssk ada sekitar 100 anggota polisi yang
terlibat.
Selain itu, dikerahkan pula 1 mobil Barracuda, 2 mobil water
canondan 10 tabung gas air mata untuk menghadapi potensi ricuh blusukan dari calon
Gubernur tersebut. Akibatnya, lalu lintas di sekitar Jalan Kedoya Utara menjadi
macet.
Pengamanan luar biasa ini, dapat memberi bukti adanya
ketakutan ketakutan atas sikap penolakan warga Jakarta pada pasangan nomor urut 2 yang
selama ini dilakukan
Warga Jakarta memang seolah menjadi satu suara untuk menolak
pasangan nomor urut 2 baik dari acara blusukan kepada warga ataupun acara acara
pendekatan yang dilakukan, warga melihat sikap dan kebijakan gubernur petahana
selama ini yang lebih banyak melakukan pendekatan tangan besi dibandingakan
pendekatan hati
Dan pantaslah, akibat penolakan tersebut, keputusan untuk
meminta dikerahkannya pasukan aparat keamanan menjadi sebuah solusi instan
tangan besi, bukan melalui pendekatan langsung ke tokoh ataupun warga yang
menjadi calon pemilihnya
Hal ini menjadi ironi sebuah kekuataan kekuasan, ketika cara
menarik simpati dilakukan dengan pengamanan bersenjata yang jauh dari
pendekatan hati
(Pink)
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan