Jawabanku untuk Ust Aqsith
Ust Aqsith menuis :
أتينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فشكونا إليه حر
الرمضاء فلم يشكنا قال زهير قلت لأبي إسحق أفي الظهر قال نعم قلت أفي تعجيلها قال
نعم.
“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sambil berkeluh kesah kepada beliau akan teriknya (matahari) sangat panas, namun
beliau tidak mempedulikan keluh kesah kami. Zuhair mengatakan : Lalu kukatakan
kepada Abu Ishaq, Apakah yang dimaksud ketika shalat dhuhur? dia menjawab: Benar.
Aku berkata lagi: Itu maksudnya supaya
menyegerakannya? Jawab Abu Ishaq: Benar.”
Riwayat ini tepatnya bukan menunjukkan wajibnya sujud diatas
tanah karena tambahan sebelumnya yang dibawa oleh rowi mastur yaitu “pada dahi-dahi
kami dan telapak tangan kami” adalah Munkar dan Syad. Riwayat ini lebih
tepatnya menunjukkan pemintaan para sahabat untuk menyegerakan shalat dzuhur
dari panasnya matahari yang sangat terik sekali di badan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sambil berkeluh kesah kepada beliau akan teriknya (matahari) sangat panas
Terjemahanku yg benar
sbb:
“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sambil berkeluh kesah kepada beliau akan pasir yg sangat panas teriknya (matahari)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pengertian ini di dukung
INi data pendukung
kebenaran terjemahan sy ;
مطالع الأنوار على صحاح الآثار (3/ 155)
و"الرَّمْضَاءُ" (6): الرمل إذا استحرت الشمس عليه، وبه سمي
رمضان؛
شرح النووي على مسلم (5/ 121)
قَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْجُمْهُورُ قَوْلُهُ حَرُّ
الرَّمْضَاءِ أَيِ الرَّمَلُ الَّذِي اشْتَدَّتْ حَرَارَتُهُ
Imam Syafii bilang : Jumhur mengartikan harrar ramdha` dengan pasir yg sangat panas.
مطالع الأنوار على صحاح الآثار (6/ 108)
حَرَّ الرَّمْضَاءِ فَلَمْ يُشْكِنَا" (7) ترغيبًا
لهم في فضل التهجير،
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tdk menjawab aduan pr sahabat support
keutamaan kondisi yg sangat panas
Ust Aqsith menulis lg:
Riwayat ini tepatnya bukan menunjukkan wajibnya sujud diatas
tanah karena tambahan sebelumnya yang dibawa oleh rowi mastur yaitu “pada dahi-dahi
kami dan telapak tangan kami” adalah Munkar dan Syad. Riwayat ini lebih
tepatnya menunjukkan pemintaan para sahabat untuk menyegerakan shalat dzuhur
dari panasnya matahari yang sangat terik sekali di badan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tambahan dlm
hadis dahi – dahi kami dan tapak tangan – taak tangan kami yg sangat
panas itu ada yg di bawa oleh perawi tsiqah spt Zakaria
. Liht identitasnya sbb:
ــ زكريا بن أبى زائدة : خالد
، و يقال هبيرة ، بن ميمون بن فيروز الهمدانى الوادعى ، أبو يحيى الكوفى ( أخو عمر
بن أبى زائدة )
لمولد :
الطبقة : 6 : من
الذين عاصروا صغارالتابعين
الوفاة : 147 أو 148 أو 149 هـ
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة و كان يدلس ، و سماعه من أبى
إسحاق بأخرة
مرتبته عند الذهبـي : الحافظ ، ثقة يدلس عن شيخه الشعبى
Komentarku ( Mahrus
ali ) :
Intinya perawi Zakaria
adalah terpercaa yg mudallis
mneurut Ibn Hajar dan Zahabi , bukan mastur.
Mungkin yg dimaksud oleh Ust Aqsit adalah perawi Sulaiman
bin Abi Hindin spt riwayat sbb:
أخبرنا أبو
الحسين بن بشران ، أنبأ أبو جعفر الرزاز ، ثنا حنبل بن إسحاق ، ثنا معلى بن أسد ،
ثنا وهيب بن خالد ، عن محمد بن جحادة ، عن سليمان بن أبي هند ، عن خباب بن الأرت ،
قال : شكونا إلى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – شدة الحر في جباهنا وأكفنا فلم
يشكنا .
(Dikeluarkan oleh Imam Al-Baihaqy; Sunan Al-Kubro; Kitab Ash-Shalat.
No. 2596)
Intinya dlm hadis itu
ada tambahan dahi – dahi kami dan tapak
tangan – taak tangan kami yg sangat panas
Tp Sulaiman menurut
Ust Aqsith adalah perawi Mastur . Tp dia
di golongkan perawi terpercaya dlm kitab
sbb:
الثقات ممن لم يقع في الكتب الستة (5/ 132)
9 - سليمان [2] بن أبي هِنْد، مولى
زيد بن الخطاب القرشي، كنيته أبو الربيع.
يروي عن عمر بن الخطاب، وخباب بن الأرت.
روى عنه محمد بن جحادة، وإسماعيل بن سُمَيْع (4).
وقال أبو حاتم (5): روى عن سالم بن عبد الله.
الكتاب: الثقات ممن لم يقع في الكتب الستة (يُنشر لأول
مرة على نسخة خطية فريدة بخطِّ الحافظ شمس الدين السَّخاوي المتوفى سنة 902 هـ)
المؤلف: أبو الفداء زين الدين قاسم بن قُطْلُوْبَغَا
السُّوْدُوْنِي (نسبة إلى معتق أبيه سودون الشيخوني) الجمالي الحنفي (المتوفى: 879هـ)
دراسة وتحقيق: شادي بن محمد بن سالم آل نعمان
الناشر: مركز النعمان للبحوث والدراسات الإسلامية وتحقيق
التراث والترجمة صنعاء، اليمن
الطبعة: الأولى، 1432 هـ - 2011 م
عدد الأجزاء: 9 (8 ومجلد للفهارس)
الكتاب إهداء للمكتبة الشاملة من محققه، جزاه الله خيرا
[ترقيم الكتاب موافق للمطبوع وهو
ضمن خدمة التراجم]
Intinya imam Abul fida` memasukkan perawi Sulaiman
bin Abi Hindin dlm perawi
terpercaya.
الثقات لابن حبان (4/ 304)
3022 - سُلَيْمَان بْن أَبِي هِنْد
مولى زيد بْن الْخطاب الْقرشِي كُنْيَتُهُ أَبُو الرّبيع يروي عَن عمر بْن الْخطاب
وخباب بْن الْأَرَت روى عَنهُ مُحَمَّد بن جاحدة وَإِسْمَاعِيل بن سميع
Intinya : Ibn Hibban jg memasukkan dlm perawi – perawi terpercaya.
التذييل علي كتب الجرح والتعديل (1/ 128)
سليمان بن أبي هند مولى زيد بن الخطاب؟ فقال: سألنا عن
هذا الشيخ، فذكر أصحابنا أنه لم يكن به بأس"،
Intinya dlm kitab Tadzyil
, perawi tersebut tidak ada bahaya bgnya.
Ust Aqsit menulis lg :
Riwayat ini tepatnya bukan menunjukkan wajibnya sujud diatas
tanah karena tambahan sebelumnya yang dibawa oleh rowi mastur yaitu “pada dahi-dahi
kami dan telapak tangan kami” adalah Munkar dan Syad. Riwayat ini lebih
tepatnya menunjukkan pemintaan para sahabat untuk menyegerakan shalat dzuhur
dari panasnya matahari yang sangat terik sekali di badan.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Maksud riwayat disitu
adalah riwayat ini:
أتينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فشكونا إليه حر
الرمضاء فلم يشكنا قال زهير قلت لأبي إسحق أفي الظهر قال نعم قلت أفي تعجيلها قال
نعم.
“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sambil berkeluh kesah kepada beliau akan teriknya (matahari) sangat panas, namun
beliau tidak mempedulikan keluh kesah kami. Zuhair mengatakan : Lalu kukatakan
kepada Abu Ishaq, Apakah yang dimaksud ketika shalat dhuhur? dia menjawab: Benar.
Aku berkata lagi: Itu maksudnya supaya
menyegerakannya? Jawab Abu Ishaq: Benar.”
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jadi menurut beliau , para sahabat mengadukan
pd nabi adalah karena
menyegerakan salat zuhur bukan untuk sujud di tanah.
Bila bgt , sujud pr sahabat
saat itu ke mana ke tanah
atau ke tikar .
Para sahabat itu mengadukan salat zuhur di segerakan karena saat itu sangat
panas , dan mereka bila sujud dlm ke ada
an tanah pasir yang panas itu
merasa tdk nyaman.
Jadi disegerakan saat
zuhur dengan sujud ditanah
yg panas itu tdk bisa dipisahkan .
Seandainya di
segerakan sj salat zhur dan salatnya di masjid yg ber ac
spt sekarang , mk tdk ada yg mempermasalahkannya.
Di akhirkan atau di
segerakan salat zuhur di masjid yg ber
ac , masarakat tdk mempermasalahkannya.
Bila maksud Ust Aqsit
bahwa hadis itu tdk menunjukkan wajibnya salat di tanah , mk bisa di bantah. Bila diperbolehkan salat di tikar , mk para
sahabat tdk mengadu lg pd Nabi
shallallahu alaihi wasallam . Sdh habis persoalan , tdk perlu di bhs lg
oleh pr sahabat . Sebab sujud di tikar
sangat enak dan dahi dan tapak tangan tdk terasa panas.
Ust Aqsit menyatakan
hadis itu tdk menunjukkan wajibnya salat di tanah, maunya boleh salat di sajadah . Bila bgt , mengapa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
diam ketika diminta jawaban .
Mestinya bila salat
ditikar boleh, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yg bijak akan sekaligus menjawabnya.
Jd alasan Ust Aqsit ini menyesatkan tdk mengarahkn pd jalan
yg lurus , mengajak kebid`ahan tdk komit
pd sunnah yg ada. Bahkan mengajak orang untuk
salat wajib ditikar yg
menyelisihi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Sy ingat keadaan
pendeta kristen dan yahudi
sekarang , ajarannya bertentangan jauh
dg nabinya.
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ
وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ
مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka,
dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah)
dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang
mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan
melihat kek khianat an dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak
berk khianat ), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Bila ajaran Nabi Isa
berubah dan dirubah oleh pendetanya
sendiri, mk mungkin sekali ajaran
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
berubah dan di robah oleh olah ulama nya sendiri. Karen mengikuti hawa
nafsu masarakat.
Tdk mungkin ajaran Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam ttp asli terus sedang ajaran
Nabi Isa berubah. Ingatlah ayat ini:
تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ
أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ
وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
( 63 ) Demi Allah, sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi
syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka
syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat
pedih. Nahel 63.
Jadi salat yg
asli dr Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam sdh dirobah, bukan asli - yaitu bersujud ke tanah.
Salat dikalangan pengikut Nabi Isa jg sudah hilang.
Sekarang dikalangan pengikut
Nabi Muhammad , salat beliau yg
asli hampir punah.
Sekarang tinggal pilih
salat yg dihiasi setan itu yg mn ?
Salat wajib di tanah atau di
sajadah.
Bila salat wajib di
tanah yg dihiasi oleh setan, mk jls tdk benar . Karena ia cocok dg tuntunan.
Tp salat wajib di sajadah
yg di katakana bid`ah oleh Imam
malik ini adalah keburukan yg dihiasi oleh setan lalu di anggap baik. Lalu
orang – orang mantap mengerjakannya.
Bila tdk di sesatkan oleh setan, mk orang akan pilih tuntunan
yg asli dlm salat.
Jadi realita salat waib di kalangan umat Muhammad ini ada yg dihiasi setan dan ada
yg tidk. Tinggal piiih sblm mati,
ikut tuntunan atau menyelisihinya.
Bersambung………………,
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan