Minggu, November 13, 2016

Jawabanku untuk Ust Aqsith yg kedua

Jawabanku untuk Ust Aqsith
Ust Aqsith menuis :
أتينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فشكونا إليه حر الرمضاء فلم يشكنا قال زهير قلت لأبي إسحق أفي الظهر قال نعم قلت أفي تعجيلها قال نعم.

“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkeluh kesah kepada beliau akan teriknya (matahari) sangat panas, namun beliau tidak mempedulikan keluh kesah kami. Zuhair mengatakan : Lalu kukatakan kepada Abu Ishaq, Apakah yang dimaksud ketika shalat dhuhur? dia menjawab: Benar. Aku berkata lagi:  Itu maksudnya supaya menyegerakannya? Jawab Abu Ishaq: Benar.”

Riwayat ini tepatnya bukan menunjukkan wajibnya sujud diatas tanah karena tambahan sebelumnya yang dibawa oleh rowi mastur yaitu “pada dahi-dahi kami dan telapak tangan kami” adalah Munkar dan Syad. Riwayat ini lebih tepatnya menunjukkan pemintaan para sahabat untuk menyegerakan shalat dzuhur dari panasnya matahari yang sangat terik sekali di badan.


Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ada kekeliruan terjemahan ; Ust Aqsit menulis : 
“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkeluh kesah kepada beliau akan teriknya (matahari) sangat panas

Terjemahanku yg benar  sbb:

“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkeluh kesah kepada beliau akan pasir yg sangat panas  teriknya (matahari)

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pengertian ini di dukung
INi data  pendukung kebenaran terjemahan sy ;
مطالع الأنوار على صحاح الآثار (3/ 155)
 و"الرَّمْضَاءُ" (6): الرمل إذا استحرت الشمس عليه، وبه سمي رمضان؛
شرح النووي على مسلم (5/ 121)
قَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْجُمْهُورُ قَوْلُهُ حَرُّ الرَّمْضَاءِ أَيِ الرَّمَلُ الَّذِي اشْتَدَّتْ حَرَارَتُهُ
Imam Syafii bilang : Jumhur mengartikan  harrar ramdha` dengan  pasir yg sangat panas.
مطالع الأنوار على صحاح الآثار (6/ 108)
حَرَّ الرَّمْضَاءِ فَلَمْ يُشْكِنَا" (7) ترغيبًا لهم في فضل التهجير،
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   tdk menjawab aduan pr sahabat    support  keutamaan kondisi  yg sangat panas

 Ust Aqsith menulis lg:

Riwayat ini tepatnya bukan menunjukkan wajibnya sujud diatas tanah karena tambahan sebelumnya yang dibawa oleh rowi mastur yaitu “pada dahi-dahi kami dan telapak tangan kami” adalah Munkar dan Syad. Riwayat ini lebih tepatnya menunjukkan pemintaan para sahabat untuk menyegerakan shalat dzuhur dari panasnya matahari yang sangat terik sekali di badan.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tambahan  dlm hadis  dahi – dahi kami  dan tapak tangan – taak tangan kami yg sangat panas  itu ada yg  di bawa oleh perawi tsiqah  spt Zakaria  . Liht identitasnya  sbb:

  ــ  زكريا بن أبى زائدة : خالد ، و يقال هبيرة ، بن ميمون بن فيروز الهمدانى الوادعى ، أبو يحيى الكوفى ( أخو عمر بن أبى زائدة )
لمولد  :
الطبقة : 6  : من الذين عاصروا صغارالتابعين
الوفاة : 147 أو 148 أو 149 هـ
روى له : خ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة و كان يدلس ، و سماعه من أبى إسحاق بأخرة
مرتبته عند الذهبـي : الحافظ ، ثقة يدلس عن شيخه الشعبى
  Komentarku ( Mahrus ali ) :
Intinya perawi Zakaria  adalah terpercaa  yg mudallis mneurut  Ibn Hajar dan Zahabi ,  bukan mastur.
Mungkin yg dimaksud oleh Ust Aqsit adalah perawi Sulaiman bin Abi Hindin spt riwayat  sbb:
أخبرنا  أبو الحسين بن بشران ، أنبأ أبو جعفر الرزاز ، ثنا حنبل بن إسحاق ، ثنا معلى بن أسد ، ثنا وهيب بن خالد ، عن محمد بن جحادة ، عن سليمان بن أبي هند ، عن خباب بن الأرت ، قال : شكونا إلى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – شدة الحر في جباهنا وأكفنا فلم يشكنا .

(Dikeluarkan oleh Imam Al-Baihaqy; Sunan Al-Kubro; Kitab Ash-Shalat. No. 2596)
Intinya  dlm hadis itu ada tambahan dahi – dahi kami  dan tapak tangan – taak tangan kami yg sangat panas
Tp Sulaiman  menurut Ust Aqsith adalah perawi Mastur . Tp  dia di golongkan perawi terpercaya  dlm kitab sbb:

 الثقات ممن لم يقع في الكتب الستة (5/ 132)
9 - سليمان [2] بن أبي هِنْد، مولى زيد بن الخطاب القرشي، كنيته أبو الربيع.
يروي عن عمر بن الخطاب، وخباب بن الأرت.
روى عنه محمد بن جحادة، وإسماعيل بن سُمَيْع (4).
وقال أبو حاتم (5): روى عن سالم بن عبد الله.
الكتاب: الثقات ممن لم يقع في الكتب الستة (يُنشر لأول مرة على نسخة خطية فريدة بخطِّ الحافظ شمس الدين السَّخاوي المتوفى سنة 902 هـ)
المؤلف: أبو الفداء زين الدين قاسم بن قُطْلُوْبَغَا السُّوْدُوْنِي (نسبة إلى معتق أبيه سودون الشيخوني) الجمالي الحنفي (المتوفى: 879هـ)
دراسة وتحقيق: شادي بن محمد بن سالم آل نعمان
الناشر: مركز النعمان للبحوث والدراسات الإسلامية وتحقيق التراث والترجمة صنعاء، اليمن
الطبعة: الأولى، 1432 هـ - 2011 م
عدد الأجزاء: 9 (8 ومجلد للفهارس)
الكتاب إهداء للمكتبة الشاملة من محققه، جزاه الله خيرا
[ترقيم الكتاب موافق للمطبوع وهو ضمن خدمة التراجم]

Intinya imam Abul fida` memasukkan perawi  Sulaiman  bin Abi Hindin  dlm perawi terpercaya.

الثقات لابن حبان (4/ 304)
3022 - سُلَيْمَان بْن أَبِي هِنْد مولى زيد بْن الْخطاب الْقرشِي كُنْيَتُهُ أَبُو الرّبيع يروي عَن عمر بْن الْخطاب وخباب بْن الْأَرَت روى عَنهُ مُحَمَّد بن جاحدة وَإِسْمَاعِيل بن سميع
Intinya : Ibn Hibban jg memasukkan  dlm perawi – perawi  terpercaya.
التذييل علي كتب الجرح والتعديل (1/ 128)
سليمان بن أبي هند مولى زيد بن الخطاب؟ فقال: سألنا عن هذا الشيخ، فذكر أصحابنا أنه لم يكن به بأس"،
Intinya dlm kitab Tadzyil  , perawi tersebut tidak ada bahaya bgnya.
Ust Aqsit menulis  lg :
Riwayat ini tepatnya bukan menunjukkan wajibnya sujud diatas tanah karena tambahan sebelumnya yang dibawa oleh rowi mastur yaitu “pada dahi-dahi kami dan telapak tangan kami” adalah Munkar dan Syad. Riwayat ini lebih tepatnya menunjukkan pemintaan para sahabat untuk menyegerakan shalat dzuhur dari panasnya matahari yang sangat terik sekali di badan.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Maksud riwayat  disitu adalah riwayat ini:
أتينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فشكونا إليه حر الرمضاء فلم يشكنا قال زهير قلت لأبي إسحق أفي الظهر قال نعم قلت أفي تعجيلها قال نعم.

“Kami pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkeluh kesah kepada beliau akan teriknya (matahari) sangat panas, namun beliau tidak mempedulikan keluh kesah kami. Zuhair mengatakan : Lalu kukatakan kepada Abu Ishaq, Apakah yang dimaksud ketika shalat dhuhur? dia menjawab: Benar. Aku berkata lagi:  Itu maksudnya supaya menyegerakannya? Jawab Abu Ishaq: Benar.”

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jadi menurut beliau , para sahabat  mengadukan  pd nabi  adalah karena menyegerakan salat  zuhur  bukan untuk sujud di  tanah.
Bila bgt , sujud pr sahabat  saat  itu ke mana    ke tanah  atau  ke tikar .
Para  sahabat   itu mengadukan salat  zuhur di segerakan karena saat itu sangat panas , dan mereka bila  sujud dlm ke ada an tanah pasir yang panas  itu merasa  tdk nyaman.
Jadi disegerakan  saat zuhur dengan  sujud  ditanah  yg panas itu  tdk  bisa dipisahkan .
Seandainya   di segerakan  sj salat zhur dan  salatnya di masjid  yg ber ac  spt sekarang , mk tdk ada yg mempermasalahkannya.
Di akhirkan atau  di segerakan salat zuhur  di masjid  yg  ber ac , masarakat tdk  mempermasalahkannya.
Bila maksud  Ust Aqsit bahwa  hadis itu tdk menunjukkan  wajibnya salat di tanah , mk bisa di bantah. Bila  diperbolehkan salat di tikar , mk para sahabat tdk mengadu lg pd Nabi  shallallahu alaihi wasallam . Sdh habis persoalan , tdk perlu di bhs lg oleh pr sahabat . Sebab  sujud di tikar sangat enak dan dahi dan tapak tangan tdk terasa panas.
Ust Aqsit menyatakan   hadis itu  tdk menunjukkan  wajibnya salat di tanah, maunya  boleh salat di sajadah . Bila bgt , mengapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   diam ketika diminta  jawaban .
Mestinya  bila salat ditikar boleh, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   yg bijak akan sekaligus menjawabnya.
Jd alasan Ust Aqsit ini menyesatkan tdk mengarahkn pd jalan yg lurus , mengajak kebid`ahan  tdk komit pd sunnah yg ada. Bahkan mengajak orang untuk  salat  wajib ditikar yg menyelisihi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Sy ingat keadaan  pendeta  kristen dan yahudi sekarang , ajarannya bertentangan  jauh dg nabinya.
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kek khianat an dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berk khianat ), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Bila  ajaran Nabi Isa berubah dan dirubah oleh pendetanya  sendiri, mk mungkin sekali  ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   berubah dan di robah oleh olah ulama nya sendiri. Karen mengikuti hawa nafsu  masarakat.
Tdk mungkin ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   ttp asli terus sedang ajaran Nabi Isa berubah. Ingatlah ayat ini:
تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
( 63 )   Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. Nahel 63.
Jadi  salat yg asli  dr Rasulullah shallallahu alaihi wasallam   sdh dirobah, bukan asli  - yaitu bersujud ke tanah.
Salat dikalangan pengikut Nabi Isa  jg sudah hilang.
Sekarang dikalangan pengikut  Nabi Muhammad  , salat beliau yg asli hampir punah.
Sekarang tinggal pilih  salat yg dihiasi setan itu yg mn ?  Salat wajib di tanah atau  di sajadah.
Bila  salat wajib di tanah yg dihiasi oleh setan, mk jls tdk benar . Karena ia cocok  dg tuntunan.
Tp salat wajib di sajadah  yg di katakana  bid`ah oleh Imam malik ini adalah keburukan yg dihiasi oleh setan lalu di anggap baik. Lalu orang – orang mantap mengerjakannya.
Bila tdk di sesatkan oleh setan, mk orang akan pilih tuntunan yg asli dlm salat.
Jadi realita salat waib di kalangan umat Muhammad  ini ada yg dihiasi  setan dan ada  yg tidk. Tinggal piiih  sblm mati, ikut tuntunan atau menyelisihinya.

Bersambung………………,
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan