Kamis, Juni 02, 2011

Sifat wajib dua puluh ajaran sesat



Di tulis oleh : H Mahrus ali 



Dalam web site mejlis Rasulullah SAW ada pertanyaan dari Moethoy kepada Habib Mundzir sbb:

sifat 20 Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah. Wassholatu wassalamu ala Rasulillah waala aalihi washohbihi wama walah.

Habibiy yang saya muliakan.
(1) Imam kita Al-Asy’ari mengajarkan sifat 20 yg mustahil dan jaiz bagi Allah, adakah
kelebihan atau kelemahan dalam madzhabnya.
(2) Selain paham Imam Asy’ari adakah paham lain yang sesuai dgn syariah.
(3) Cukupkah bagi orang awam, beriman 100% kepada Allah swt dan modalnya hanya
laitsa kamislihi syaiun doang.
(4) Bolehkah seorang muslim dewasa hanya mempelajari tauhid uluhiyah, rububiyah
saja (tidak membahas sifat 20). Adakah kekurangannya.
Demikian pertanyaan2 kami. Karena kebodohan kami, mohon maaf pabila ada kata2 yg salah atau kurang berkenan di hati Habibiy dan jamaah MR.



munzir
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Re:sifat 20 - 2008/01/09 01:39 Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kasih sayang dan Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda dg kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. tentunya ada kelebihan dan kekurangannya, namun jumhur ulama kita merujuk pada fatwanya, hal ini tak akan terjadi jika fatwa beliau masih banyak kekurangannya, hal ini terjadi tentunya karena tsiqah dan terpercayanya fatwa fatwa beliau hingga diakui oleh para Imam kita.

2. banyak saudaraku, namun Imam imam kita lebih merujuk pada Imam Asy'ariy.

3. cukup jika ia memahami dg seksama, karena tauhid tak perlu diperluas, ia adalah Iman dan bukan syarah dan dalil.
pernah seorang Imam besar yg dikenal dapat mengeluarkan 1000 ayat Alqur'an yg membuktikan keberadaan Allah, maka ketika ia lewat bersama murid muridnya ada seorang nenek tua yg sedang menyapu jalan, orang orang memerintahkannya minggir, maka ibu itu berkata : "engkaukah yg mampu mengeluarkan dalil keberadaan Allah dg 1000 ayat dari Alqur'an?", maka Imam itu berkata : "Betul", maka ibu itu berkata lagi : "apakah keberadaan Allah butuh dalil..?", maka Imam itu tertunduk malu seraya menangis.., ia malu akan dirinya sendiri.

sebenarnya keberadaan Allah swt tak butuh dalil, karena Dialah Allah Yang Maha Ada, Dialah yg paling berhak untuk tidak diingkari, Dialah yg paling berhak dipercaya, dalil adalah bagi yg tak dipercaya, dalil adalah untuk yg diingkari, dan Allah Maha Suci dari itu semua.
hanya kalangan wahabi saja yg memperpanjang masalah tauhid, karena jiwa mereka mengingkari, merreka butuh setumpuk dalil aqli dan naqli untuk beriman pada Allah,

beda dengan kita dan para sahabat Nabi saw, yg beriman kepada Allah swt tanpa perlu setumpuk dalil Aqli dan Naqli, dan Rasul saw pun tak menumpukkan seratus dalil tentang keberadaan Allah, beliau menyingkat makna makna tauhid, lalu mereka bersyahadat maka sah lah keislamannya.

4. tidak saudaraku, itu sudah cukup, namun untuk memperjelas maka boleh sedikit diperluas dg mempelajari sifat dua puluh, dan boleh saja dipelajari, jika tidak pun tauhid kita tetap sah.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
  
Wallahu a'lam


Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sesungguhnya dalam pertanyaan tsb terdapat kekeliruan fatal  yaitu sbb: 
(1)            Imam kita Al-Asy’ari mengajarkan sifat 20 yg mustahil dan jaiz bagi Allah, adakah kelebihan atau kelemahan dalam madzhabnya
Mestinya sifat  20 yang mustahil dan wajib , bukan jaiz, sebab menurut pandangan mereka yang mengikuti Imam Asy`ari sifat jaiz bagi Allah adalah satu. Sifat jaiz Allah bukan dua puluh. Dalam akidatul awam di jelaskan:
وَجَائِزٌ بِفَضْلِهِ وَعَدْلِهِ          تَرْكُ لِكُلِّ مُمْكِنٍ كَفِعْلِهِ
Sifat jaiz bagi Allah  dengan kanugrahan dan keadilanNya adalah meninggalkan suatu perkara yang mungkin atau mengerjakannya adalah sama  .

Ada hal lain lagi  sbb:
  Di dalam jawaban Habib Munzir sendiri telah di katakan dengan tegas masih terdapat kekurangan dan kelebihan pada akidah sifat wajib atau muhal bagi Allah dua puluh itu .

Komentarku : Dan memang tidak ada dalilnya .
Dalam kitab akidatul awam diterangkan sbb :

وَبعْدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْدِ الْمَعْرِفَةْ   مِنْ وَاجِبٍ ِللهِ عِشْرِيْنَ صِفَةْ
Waba`duh !  Ketahuilah wajib diketahui sifat wajib bagi Allah adalah dua puluh.

Inilah apa yang di katakan oleh syaikh Sayyid Ahmad Marzuqi tanpa dalil dan  ketika belajar , saya dulu juga tidak mau mendebat kepada guru bahkan bisa di anggap sebagai  murid yang tidak punya  sopan santun bila saya melakukannya . Dan ini akan membikin murid di singkiri oleh murid – murid lain yang sama norok bontek apa kata ustadz atau apa kata kiyai . Dan memang begitulah lingkungan saya ketika saya masih belajar di kampung halaman atau di pondok pesantren . Hal itu katanya sudah mengakar sejak masa sebelum belanda masuk ke Nusantara. Dan sampai kapan , hanya Allah yang bisa menghentikannya.

Hampir tiap hari saya dengar di masjid – surau , sifat dua puluh Allah itu di baca dengan  speaker , suara merdu , angin berhembus dengan lembut  , mendengar alunan bacaannya yang terkadang jelas , terkadang kurang terang  karena suaranya  mengikuti angin kencang atau lamban . Bila suara yang terdengar enak , rasanya tergugah untuk  pergi ke langgar ahli bid`ah . Tapi berhubung salatnya cepat  , saya murung.


 Dlm web site Malaisiya estethiques.blogspot.com  terdapat komentar Heleuwan sbb:
Sifat Wajib bagi Allah

ALLAH WUJUD QIDAM BAQA - MUKHALAFATUHU LIL HAWADITSI - QIYAMUHU BINAFSIHI - WAHDANIYAH QUDRAH IRADAH ILMU HAYAT - SAM' A BASHOR KALAM - QADIRAN MURIDA - ALIMAN HAYYAN SAMIAN - BASHIRAN MUTAKALLIMA

Sejak kecil saya suka lagu itu, meski saat itu belum tahu maksudnya apa, gara-gara sering dengar malah jadi hafal dan terus melekat hingga sekarang. Biasanya lagu ini disenandungkn sebelum tidur. Wallahu a'lam apakah Almh Budhe Iha yang menyenandungkan juga paham esensi (maksud) dari lagu itu atau tidak. Belasan tahun setelah itu, saya baru paham maksudnya.

Lagu itu berisi tentang sifat-sifat Allah yang wajib. Sifat wajib bagi Allah ada 20, yang 13 (nafsiyah, salbiyah, ma'ani) sudah disepakati para ulama Asy'ariyah dan yang 7 (ma'nawiyah) ulama masih berbeda pendapat.
Masarakat yang saya domisili di dalamnya sangat percaya atas kebenaran dua puluh sifat bagi Allah , bahkan di ajarkan di madrasah – madrasah atau di lingkungan keluarga , lalu menyalahkan kepada orang – orang yang tidak mau dengan nya . Bila di tanya tentang dalilnya tidak menjawab. Jawabnya hanya pokoknya kamu lain line . Atau pokoknya ajaran kita sejak kecil ya itu , dan guru – ulama kita mesti punya dalil yang kuat. Bila salah masak di ajarkan.


Komentarku ( Mahrus ali ) :
Rupanya orang semacam ini menganggap bahwa ulama nya saja yang benar dan akan terus mengikutinya sampai ajal menjemputnya lalu rugilah kelak di akhirat. Ini mirip dengan ayat :
قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ
Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian".[1]
  Jadi jejak leluhur itu sangat berpengaruh dan mampu untuk mengarahkan jalan perkembangan kebudayaan dan akidah  suatu bangsa tanpa koreksi terlebih dahulu , apakah  bertentangan dengan ajaran Allah atau tidak ? Bahkan bila mereka  syirik , maka  cucunya juga ikut syirik. Nabi Nuh pernah berkata :
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لاَ تَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا

Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلاَ يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا

Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma`siat lagi sangat kafir.[2]
Jadi cucu ini akan melanjutkan budaya akidah  nenek moyang dan mereka tidak merasakan berdosa malah ada kebanggaan tersendiri. Syekh Muhammad bin Saleh Al Utsaimin   berkata:

فَكُلُّ اْلعَادَاتِ اْلوَارِدَةِ إِلَى بِلاَدِنَا فِي اْلمَظْهَرِ وَالْمَلْبَسِ وَالْمَسْكَنِ – إِذَا لَمْ تَكُنْ مِنَ اْلأُمُوْرِ الْمَحْمُوْدَةِ الَّتِي دَلَّ الشَّرْعُ عَلَىطَلَبِهَا – فَإِنَّ اْلأَوْلَى اْلبُعْدُ عَنْهَا وَتَجَنُّبُهَا، نَظَراً إِلَى أَنَّ النُّفُوْسَ تَتَطَلَّبُ الْمَزِيْدَ مِنْ تَقْلِيْدِ اْلغَيْرِ ، لاَ سِيَمَا إِذَا شَعَرَ اْلإِنْسَانُ بِالنَّقْصِ فِي نَفْسِهِ وَبِكَمَالِ غَيْرِهِ ، فَإِنَّهُ حِيْنَئِذٍ يُقَلِّدُ غَيْرَهُ وَرُبَّمَا يَقَعُ فِي شِرْكِ التَّقْلِيْدِ اْلآثِمِ الَّذِي لاَ تُبِيْحُهُ شَرِيْعَتُهُ

Setiap adat yang datang ke negara kita , baik gaya , pakaian , tempat tinggal  bila  termasuk perkara yang tidak terpuji yang  tidak di anjurkan oleh syara` , maka  lebih baik di hindari atau di jauhi. Sebab  hati itu ingin  meniru orang lain lebih banyak. Apalagi bila  seseorang kurang PD dan menyatakan orang lain lebih sempurna. Sa at itu , dia akan meniru orang lain , terkadang  dia akan jatuh ke dalam kesyirikan mengekor yang berdosa ini dan di larang oleh syariat. [3]

Dalam Encyplopedia Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi terdapat keterangan sbb:
12. Soal . Sungguh aku telah membaca kitab

تَوْضِْحُ الْعَقِيْدَةِ الْمُفِيْدَةِ فِي عِلْمِ التَّوْحِيْدِ لِشَرْحِ الْمَزِيْدَةِ


Milik  Sayyidi Ahmad Addardir – karya Al marhum Syekh Husain bin Abd Rahim  Makki jilid ke 2 pelajaarn korikulum kelas empat  sekolah dasar  di Ma`had al azhar Tashih Musa Ahmad  cetakan ke 4 1383 / 1963  , sesungguhnya sifat  Allah ada  dua puluh menurut madzhab  segolongan dari mereka  termasuk Arraziyah .

Menurut pendapat yang lain , Imam Al asy`ari dan pengikut – pengikutnya  menyatakan bahwa sifat Allah ada 13 dan yang sudah disepakati  menurut kitab suci  ada tujuh  sifat – yaitu sifat ma`ani . Berilah jawaban kami  tentang sifat yang wajib bagi Allah  dan berapakah jumlahnya   7 , 13 atau 20 . Bila dua puluh  apa maksudnya :

كَوْنُهُ قَادِرًا وَكَوْنُهُ حَيًّا

Apakah kitab tsb layak untuk akidah yang benar , sebab aku masih meragukan , sebab pengarang kitab Al Mazidah mengikuti paham asy`ari . Sedang aku ingin mengikuti ahlus sunnah wal jamaah bukan  asy`ariyah atau lainnya. Beri tahulah kami tentang kitab yang berbicara atas nama madzhab ahlus sunnah ?

12 Jawab  : Akidah ahlus sunnah wal jama`ah menyatakan bahwa Allah memiliki sifat kesempurnaan dan Dia memiliki sifat yang di nyatakan dalam kitab suciNya  atau sunnah RasulNya  tanpa perobahan , pengurangan , bagaimana  caranya atau seperti mahluknya karena  Allah berfirman :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tiada sesuatu yang menyamai Allah .Dia Maha Mendengar dan melihat
وَأَمَّا اْلقَوْلُ بِأَنَّهَا عِشْرُوْنَ أَوْ سَبْعٌ أَوْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ فَلاَ أَصْلَ لَهُ بَلْ هُوَ مُخَالِفٌ لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَاْلإِجْمَاعِ، وَاْلكِتَابُ الَّذِي ذَكَرْتَهُ لاَ يَصْلُحُ أَنْ تَعْتَمِدَ عَلَيْهِ وَإِلَيْكَ نُسْخَةٌ مِنَ [اْلعَقِيْدَةِ اْلوَاسِطِيَّةِ] لِشَيْخِ اْلإِسْلاَمِ ابْنِ تَيْمِيَّةِ ، وَشَرْحِ الشَّيْخِ مُحَمَّدٍ خَلِيْلٍ الْهَرَّاسِ ، وَنُسْخَةِ مِنَ [التَّدَمُّرِيَّةِ] وَ [الْحَمَوِيَّةِ] كِلاَهُمَا لِشَيْخِ اْلإِسْلاَمِ ابْنِ تَيْمِيَّةِ ، وَاْلكُتُبُ الثَّلاَثَةُ الْمَذْكُورة قَدْ أَوْضَحَتْ مَذْهَبَ أَهْلِ السُّنَّةِ فِي اْلأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ وَالرَّدِّ عَلىَ مُخَالِفِيْهِمْ.

Adapun pernyataan bahwa sifat wajib bagi Allah 20, 7 atau 13 , maka tiada dalilnya , bahkan menyalahi al Quran , hadis dan Ijma`. Kitab yang kamu sebut tidak layak dibuat pegangan . Silahkan kamu baca  kitab Al akidah al wasitiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah , syarah Syekh M.Kholil Al Harras dan kitab Attadammuriyah dan hamawiyah  karya  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah . Tiga  kitab tsb menerangkan madzhab ahlus sunnah tentang asma` dan sifat Allah dan jawaban  bagi orang –orang yang bertentangan dengannya .
Wabillahit taufiq , semoga sholawat dan salam di sampaikan kepada nabi kita Muhammad  , keluarga dan sahabatnya .
 Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi
  Syekh Abd Aziz bin Abdillah bin Baz .

Habib munzir berkata :                  

hanya kalangan wahabi saja yg memperpanjang masalah tauhid, karena jiwa mereka mengingkari, mereka butuh setumpuk dalil aqli dan naqli untuk beriman pada Allah,

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Mereka minta dalil bukan mereka ingkar keberadaan Allah , tapi mereka ingin mengetahui bagaimanakah sifat Allah menurut al quran dan hadis,tidak mengarang sendiri sebagaimana Abul hasan al asy`ari ini . Para rasul dan sahabat tidak pernah melakukan seperti itu , apalagi mengajarkannya. Lembaga tetap pengkajian ilmiyah , bimbingan dan fatwa Saudi arabia menyatakan :
لاَ شَكَّ أَنَّهُ ضَلَّ بِسَبَبِ الْخِلاَفِ فِي اْلعَقِيْدَةِ فِرَقٌ كَثِيْرَةٌ كَالْمُعْتَزِلَةِ وَالْجَهْمِيَّةِ وَالرَّافِضَةِ وَاْلقَدَرِيَّةِ وَغَيْرِهِمْ  ، وَأَيْضاً اْلأَشَاعِرَةُ ضَلُّوا فِيْمَا خَالَفُوا فِيْهِ اْلكِتَابَ وَالسُّنَّةُ وَمَا عَلَيْهِ خِيَارُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ مِنْ أَئِمَّةِ الْهُدَى مِنَ الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَالتَّابعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَاْلأَئِمَّةِ اْلمُهْتَدِيْنَ فِيْمَا تَأَوَّلُوهُ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَصِفَاتِهِ عَلَى غَيْرِ تَأْوِيْلَهُ ، وَأَبُوْ الْحَسَنِ ْالأَشْعَرِي رَحِمَهُ اللهُ ليَْسَ مِنَ اْلأَشَاعِرَةِ . وَإِنِ انْتَسَبُوا إِلَيْهِ؛ لِكَوْنِهِ رَجَعَ عَنْ مَذْهَبِهِمْ وَاعْتَنَقَ مَذْهَبَ أَهْلِ السُّنَّةِ ، فَمَدْحُ اْلأَئِمَّةِ َلهُ لَيْسَ مَدْحًا لِمَذْهَبِ اْلأشَاعِِرَةِ .
وَلاَ يَصِحُّ أَنْ يُرْمىَ مَنْ اعَتَرَضَ عَلَى اْلأَشَاعِرَةِ فِيْمَا خَالَفُوا فِيْهِ عَقِيْدَةَ أَهْلِ السُّنَّةِ بِالْجَهْلِ؛ ِلأَنَّ حَقِيْقَةَ الْجَهْلِ هُوَ اْلقَوْلُ عَلَى اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ ، أَمَّا مَنْ أَخَذَ بِاْلكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَقَوَاعِدِ الشَّرْعِ الْمُعْبَرَةِ وَسَارَ عَلَى طَرِيْقِ سَلَفِ اْلأُمَّةِ وَأَنْكَرَ كُلَّ مَنْ تَأَوَّلَ أَسْمَاءَ اللهِ وَصِفَاتِهِ أَوْ شَيْئًا مِنْهَا عَلَى غَيْرِ تَأْوِيْلِهَا فَإِنَّهُ لاَ يُرْمَى بِالْجَهْلِ
Jawab :
Tidak di ragukan lagi , telah sesat karena hilaf dalam hal akidah beberapa golongan  seperti Mu`tazilah , Jahmiyah , Rafidhah , Qadariyah dll. Begitu juga al asy`ariyah dalam hal yang bertentangan dengan  kitabullah dan sunnah dan akidah para imam petunjuk dari  sahabat ra , tabi`in , imam  yang mendapat petunjuk  dalam hal mentakwil asma` dan sifat Allah  yang tidak wajar .  Abul Hasan al asy`ari tidak termasuk orang orang yang mengikuti asy`ariyah sekalipun mereka ikut padanya  , sebab beliau telah kembali kepada kebenaran  dan mengikuti madzhab yang benar . Jadi para imam memuji kepadanya bukan  kepada pengikut asy`ariyah
Tidak benar di katakan bodoh  bagi orang yang  menentang al asy`ariyah dalam hal yang  bertentangan dengan akidah alus sunnah  . sebab  arti bodoh adalah pernyataan tanpa landasan kitabullah dan hadis
Sedang orang yang berpegangan kepada kitabullah dan hadis , kaidah syariat yang telah di akui lalu berjalan di atas jalan kaum salaf  , lalu ingkar pertakwilan asma` dan sifat Allah  atau sebagiannya   dengan takwil yang tidak wajar , maka   tidak boleh di katakan  bodoh . [4]
Habib Munzir berkata lagi :
4. tidak saudaraku, itu sudah cukup, namun untuk memperjelas maka boleh sedikit diperluas dg mempelajari sifat dua puluh, dan boleh saja dipelajari, jika tidak pun tauhid kita tetap sah.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pernyataan Habib Munzir itu jelas bertentangan dengan keterangan dalam akidatul awam yang dia buat pegangan sbb:
وَبعْدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْدِ الْمَعْرِفَةْ   مِنْ وَاجِبٍ ِللهِ عِشْرِيْنَ صِفَةْ
Waba`duh !  Ketahuilah wajib diketahui sifat wajib bagi Allah adalah dua puluh.

Bila di tinjau dari kaca mata sariat , maka pernyataan pengarang akidatul awam ini tidak punya dalil , dan siapa yang punya dalil ketika mengatakan sifat Allah dua puluh , muhalnya  dua puluh dan jaiznya satu. Imam Madzhab empat tidak pernah selama hidupnya untuk memberikan statemen seperti itu. Dan kita hanya ikut kebenaran sekalipun harus bersebrangan dengan Syaikh Abul Hasan al asy`ari.

Muhammad Rasyid bin Ali ridha berkata :
Sungguh  aku sedih ketika melihat anak – anak di ajari bahwa  Allah memiliki sifat wajib  dua puluh , sifat muhal juga dua puluh dan sifat jaiznya satu . Sesungguhnya Islah yang di lakukan oleh Sanusi ini adalah rumit yang sulit di pahami oleh kalangan siswa ibtidaiyah. Menghapal  kalimat – kalimat itupun tidak termasuk akidah . Adanya sesuatu dan tidak adanya di katakan sifat. Bagaimana Allah di sifati seperti itu . Bagaimanakah qudrat di katakan sifat lalu qadiran juga sifat ? Bagaimanakah meninggalkan sesuatu atau mengerjakannya di katakan sifat ? Apakah istilah – istilah tsb terdapat dalam kitabullah atau sunnah Rasul .[5]

Komentarku : Bila ada , mana dalilnya, dan bila tidak ada , untuk apa di ajarkan kepada orang lain . Untuk diri sendiri saja tidak boleh , apalagi untuk istri , anak dan keluarga atau masarakat . Kecewa sekali mereka kelak di akhirat ?

Habib munzir berkata :

pernah seorang Imam besar yg dikenal dapat mengeluarkan 1000 ayat Alqur'an yg membuktikan keberadaan Allah, maka ketika ia lewat bersama murid muridnya ada seorang nenek tua yg sedang menyapu jalan, orang orang memerintahkannya minggir, maka ibu itu berkata : "engkaukah yg mampu mengeluarkan dalil keberadaan Allah dg 1000 ayat dari Alqur'an?", maka Imam itu berkata : "Betul", maka ibu itu berkata lagi : "apaka h keberadaan Allah butuh dalil..?", maka Imam itu tertunduk malu seraya menangis.., ia malu akan dirinya sendiri.

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Saya baru dengar atau membaca kisah tsb kali ini saja dan rasanya kurang sreg , hati kurang bisa menerima karena tidak ada refrensinya , siapakah nama wanita tua itu atau nama imam besar itu ? Seluruhnya bila  di rahasiakan membikin saya dan orang lain masih bimbang sekalipun di katakan oleh Habib Munzir . Jadi isi perkataan yang masih meragukan lalu di percaya dengan mantap , telah membikin banyak bangsa lalu binasa dan sesat . Karena  itu , perkataan harus akurat dulu , valid dan rasional paling tidak.




Moethoy mengajukan pertanyaan kepada habib Munzir sbb:


Re:sifat 20 - 2008/01/10 20:44 Assalamu’alaikum warahmatulah wabarakatuh.
semoga Allah menyambut Habibiy dengan segala anugerah Nya swt.
Demikian pula terhadap kami jamaah yg mencintainya.

Alhamdulillah, jawaban Habib kami terima laksana air bah yg mengalir dalam hati ini. Begitu sejuk dan berkesan. Hanya air mata bangga dan haru yg terus berlinang dari mata ini melihat perjuangan Habibiy, entah apa yg dapat kami korbankan untuk kemajuan Islam di bumi Jakarta ini.
Pertanyaan kami berikutnya adalah :
(1) Berikanlah contoh2 kelebihan mempelajari sifat 20 ini
(2) Dalam sifat 20 Habib Utsman dan kitab lainnya ada disebutkan tentang ta’aluq sifat Allah.(Ta’aluq inkisaf, dilalah, takhsis, iijad, tanjiziy, suluhi dll). Bisakah digambarkan kegunaan taaluq tsb
(3) Apa hukum mempelajari sifat 20 ini bagi anak2 kita.
(4) Kalau Habibiy, bagaimana mengajarkan tauhid kepada anak sendiri dan anak didik kita. Mohon petunjuk.
(5) Apakah yg membedakan tauhid sunni dengan syi’i atau mu’tazilah.
Demikian dahulu pertanyaan kami. Mohon maaf bila terlalu banyak dan mengganggu waktu Habibiy.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh wamagfirotuh waridwanuh.


Admin

Re:sifat 20 - 2008/01/13 15:42 Alaikumsalam wr wb

mengingat Guru kita masih udzur penglihatannya untuk merujuk beberapa buku tauhid, maka beliau mengalihkan agar pertanyaan anda dirujuk pada sahabat beliau, yaitu Ustaz Khairullah.

Berikut jawaban Ustaz Khairullah

Jawaban pertanyaan :
1. Kelebihan atau manfaat mempelajari sifat-sifat 20 dapat menyelamatkan orang-orang yang mempelajarinya dari kesesatan paham tentang Allah sebagai contoh bila seseorang memahami betul akan sifat Mukholafah lil hawadits maka ia tidak akan berkeyakinan Allah duduk diatas arsynya seperti duduknya kita, atau Allah mempunyai tangan seperti tangan kita ketika membaca atau mendengar ayat-ayat seperti :

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَدُاللهِ فَوْقَ أَيْدِيْهِمْ

Dan lain-lainnya

2. Sifat Allah swt yang berjumlah 20 terbagi kepada 4 bagian, 1.Nafsiyyah yaitu sifat wujud, 2.Salbiyyah yaitu Qidam, Baqo, Mukholafah lil hawadirs, Qiyamuhu binafsih dan wahdaniyyah, 3.Ma'ani yaitu Qudrah, Iradah, Ilmu, Hayat, Sama', Bashor dan kalam, 4.Ma'nawiyyah yaitu Qodiirun, muriidun, a'limun, hayyun, sami'un, bashirun dan mutakallimun.
Sifat-sifat ma'aniy yang berjumlah tujuh sifat semuanya mempunyai ta'aluq kecuali sifat hayat, qudroh berta'aluq dengan yang mumkin (sesuatu yang boleh adanya dan tiadanya) dengan dua ta'aluq yaitu shuluhiy qodim dan tanjizi hadits. Makna Ta'aluq Shuluhiy qodim bahwa qudrat Allah pada zaman azali boleh menciptakan yang mumkin dan boleh juga tidak menciptakannya dengan artian pada zaman azali qudrat Allah boleh saja menciptakan si zaid sebagai seorang raja atau petani atau pekerja atau sifat lainnya. Adapun Tanjiziy hadits yaitu berta'aluqnya qudrat Allah pada sesuatu yang mumkin yang telah diinginkan Allah keberadaannya pada sifat tertentu artinya ta'aluq qudrah pada zaid yang telah diinginkan keberadaanya sebagai seorang raja didunia adalah ta'aluq tanjiziy hadits. Jadi ta'aluq tanjiziy khusus untuk keadaan zaid yang sekarang. Oleh karena itu shuluhiy dimasa azali lebih umum daripada tanjiziy.
Sifat Iradah berta'aluq kepada yang mumkin juga dengan dua ta'aluq yaitu shuluhiy qodim, tanjiziy qodim dan sebagian ulama menambahkan tanjiziy hadits sehingga berjumlah 3 ta'aluq. Shuluhiy qodim artinya boleh saja pada zaman azali Allah mengkhususkan mumkin dengan sifat-sifat apapun yang saling berlawanan artinya pada zaman azali boleh saja Allah mengkhususkan zaid dengan sifat pendek atau tinggi, hitam atau putih, pintar atau bodoh dst. Tanjiziy Qodim artinya pada zaman azali Allah telah mengkhususkan zaid dengan sifat tertentu baik pendek saja atau tinggi saja, hitam saja atau putih saja dst sebelum zeid diciptakan.
Sifat Ilmu berta'aluq dengan yang wajib, yang jaiz dan yang mustahil dengan satu ta'aluq yaitu tanjiziy qodim artinya bahwa segala perkara telah tersingkap bagi Allah pada zaman azali maka ta'aluq ilmu juga dinamakan ta'aluq inkisyaf.
Sifat sama dan bshor berta'aluq dengan segala yang maujud (ada) dengan ta'aluq inkisyaf artinya segala yang maujud baik berupa zat ataupun suara tersingkap oleh sama dan bashor hanya inkisyaf (tersingkapnya) zat dan suara oleh bashor tidak sama dengan bashor setiap keduanya mempunyai jalur masing-masing.
Sifat kalam berta'aluq dengan yang wajib, yang jaiz dan yang mustahil dengan ta'aluq dilalah artinya kalam niscaya kita akan paham dari sifat tsb segala yang wajib yang jaiz dan yang mustahil.
Ini semua singkat yang bias dijelaskan
Wallahu a'lam

3. Kewajiban mempelajari hukum-hukum syar'I dan juga tauhid dibebankan kepada orang-orang mukallaf (baligh dan berakal sehat) adapun anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan mempelajarinya . Syekh Ibrahim Allaqqani berkata dalam kitabnya Jauharatut Tauhid .
"setiap yang telah mencapai batasan taklif (dewasa, berakal, muslim), wajib menurut syariat mengetahui hal-hal yang wajib ada bagi Dzat Allah, yang jaiz dan yang mustahil dan seperti itu juga bagi Rasulnya, maka dengarkanlah"

Tetapi diwajibkan atas para wali mereka (yaitu orang tua dan seterusnya) mengajarkan hal-hal yang bersifat dhoruriyyah yang wajib diketahui oleh semua orang seperti nama Rasulullah, nama ayah dan ibunda beliau, tempat hijrahnya dan wafatnya dan diantara yang harus diajarkan kepada mereka yaitu mengenal Allah dengan aqaidah ahlussunnah wal jama'ah ini semua dan juga yang sepertinya wajib diajarkan sebelum diajarkan shalat dan lainnya sebagaimana dijelaskan dalam kitab Busyral Karim juga menukil dari pengarang kitab Tarsyih Mustafidin

5. Syiah terpecah kepada banyak golongan diantaranya syiah itsna 'asyariah, syiah sabaiyyah dll, banyak perbedaan tauhid sunni dan syiah dengan perbedaan tersebut tidak ada titik temu yang bisa menyatukan antara sunni dan syiah diantaranya : ahlussunnah wal jamaa'ah tidak menjadikan imamah sebagai rukun islam sedangkan mereka menganggapnya demikian, syiah menganggap imam-imam mereka adalah ma'sum (terpelihara dari dosa) selayaknya Nabi dan Rasul sedangkan ahlussunnah wal jamaa'ah hanya memberikan predikat ma'sum kepada para Nabi dan Rasul saja selain mereka tidak.


Mu’tazilah beranggapan bahwa Allah ada dimana mana, dan maashiy Muujibah lilkhuluud.



Komentarku ( Mahrus ali ) :

Ustaz Khairullah menjawab sbb:


1. Kelebihan atau manfaat mempelajari sifat-sifat 20 dapat menyelamatkan orang-orang yang mempelajarinya dari kesesatan paham tentang Allah sebagai contoh bila seseorang memahami betul akan sifat Mukholafah lil hawadits maka ia tidak akan berkeyakinan Allah duduk diatas arsynya seperti duduknya kita, atau Allah mempunyai tangan seperti tangan kita ketika membaca atau mendengar ayat-ayat seperti :

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَدُاللهِ فَوْقَ أَيْدِيْهِمْ

Komentarku : Sebetulnya kesesatan dan lurus itu tidak boleh di nilai dari ajaran lingkungan atau golongan tertentu , bila hal ini tidak dihentikan maka akan terjadi perbedaan pendapat yang terus berlanjut dan akan lebih parah lagi lalu sulit di persatukan karena masing – masing tidak ada yang merasa bersalah , tapi merasakan paling benar dan masing – masing di ikuti massa yang sangat banyak dan ulama yang bersorban atau tidak. Jadi ajaran akan selalu berbeda mulai era imam madzhab empat sampai nanti hari kiamat . Di sinilah fungsi maksud hadis sbb:

افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً وَافْتَرَقَتْ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ اْلأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً
           Kaum yahudi terpecah belah menjadi 71 golongan . Seluruhnya di neraka kecuali satu kelompok. Dan kaum Nasrani  terpecah menjadi 72 sekte  seluruh nya di neraka kecuali satu. Dan umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok. Seluruhnya di neraka kecuali satu. Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah ! Siapakah  golongan yang selamat?  Rasul bersabda : “  مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي  Orang yang  berpegangan kepada  prilakuku dan sahabat –sahabatku sekarang “. [6]
Bahkan bila ikut paham sifat Allah dua puluh itu akan ikut pendapat yang tidak berdalil dan ini kekeliruan yang nyata . Saya ingat kepada ayat :

أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.[7]
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.[8]
Rasul bersabda dalam hadis lain:
 أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ *
Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah , mendengarkan dan taat seklipun kepada budak Habasyah. Sesungguhnya orang diantaramu yang hidup setelah aku akan melihat pertentangan pendapat yang banyak. Karena itu peganglah sunnahku dan khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk . Pegangilah dan gigitlah dengan gigi geraham . berhatilah  terhadap perkara baru  Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat. [9][10]

Sebagian kesesatan yang dia menyatakan:
sebagai contoh bila seseorang memahami betul akan sifat Mukholafah lil hawadits maka ia tidak akan berkeyakinan Allah duduk diatas arasynya seperti duduknya kita, atau Allah mempunyai tangan seperti tangan kita ketika membaca atau mendengar ayat-ayat seperti :

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَدُاللهِ فَوْقَ أَيْدِيْهِمْ
Komentarku ( Mahrus ali ) :

Contoh tsb di buat – buat , dan tiada ulama yang punya statemen seperti itu
Ia adalah langkah untuk mendiskriditkan ulama yang menyatakan Allah bersemayam di Arasy.Lihat saja di tafsir depag sbb:
اللهُ  الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ شَفِيعٍ أَفَلاَ تَتَذَكَّرُونَ(4)
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?[11]

Mengapa anda tidak mentafsirkan ayat tersebut sebagaimana pentafsiran depag, apakah kamu benar dan tafsir depag keliru ?  Bila kamu benar  atau lebih benar , maka kamu harus berani mengkeritisi tafsir depag dan pergilah ke depag bagian tafsir lalu katakan apa yang kamu maukan. Bila tidak , maka jangan bikin tafsir sendiri , nantinya kamu akan menyesatkan orang banyak.

Ada hadis sbb:
Rasulullah SAW  bersabda kepada  budak perempuan :
أَيْنَ اللهُ  ؟ قَالَتْ : فِي السَّمَاءِ . قَالَ : مَنْ أَنَا ؟ قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللهِ . قَالَ : أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dimanakah Allah ? “. Budak menjawab :” Dilangit  “.  Rasulullah SAW  bertanya  : “ Siapakah saya “.  Dia menjawab  : “ Engkau utusan Allah “.  Rasulullah SAW  bersabda : “ Merdekakan , sesungguhnya dia wanita mukmin “.   HR  Muslim .
        Bagaimanakah kiranya   bila  gadis tsb menjawab : Allah berada di mana  - mana   atau Allah tak punya  tempat .  Sudah tentu , Rasulullah SAW  tidak menyatakan  dia mukmin . Ikutilah  pernyataan  yang menyatakan  bahwa Allah di langit .  Dlm al Quran juga  di jelaskan :
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy. ( Thoha  5 ) [12]
 
Bila perempuan itu mengartikan ayat tersebut dan menyatakan Allah bersemayam di arasy lalu keliru , maka sudah tentu akan di tegor oleh Rasulullah  r  . Ternyata Rasulullah  r   membenarkannya dan memerintah agar budak itu di merdekakan – hal ini menunjukkan bahwa perkataan wanita itu benar dan layak di buat landasan. Bila hadis dan ayat masih di tolak , maka sudah tentu termasuk orang congkak yang tidak akan masuk ke dalam surga. Dalam suatu hadis di terangkan sbb:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ *
Tidak akan masuk ke surga orang yang dlm hatinya terdapat  seberat dzarrah  sifat sombong . seorang lelaki berkata  :”  Sesungguhnya seorang lelaki  senang mengenakan paakaian  dan sandal yang baik . Rasulullah SAW   bersabda  : “ Sesungguhnya Allah indah dan senang keindahan . Sombong adalah  menolak kebenaran  dan meremehkan orang . [13] 

Dalam suatu ayat juga di terangkan sbb:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan kebenaran  tatkala  datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?[14]
 Dalam ayat lain di katakan:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.[15]  

Ustadz Khoirullah juga berkata lagi :
, atau Allah mempunyai tangan seperti tangan kita ketika membaca atau mendengar ayat-ayat seperti :…………………..,

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jika saya ikut kamu , maka  seluruh kalimat yadun , aidi dalam al Quran tidak di artikan tangan lalu di artikan apa menurut anda . dan anda tidak menjelaskan sehingga saya dan pembaca lain , tidak memahami nya .
Kita kembali kepada terjemahan tafsir depag RI , di sana  kita akan menjumpai bahwa lafadh yadun dan aidi tetap di artikan tangan  , sbb:
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللهَ يَدُ اللهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا(10)
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.[16]
Dalam suatu ayat juga di jelaskan sbb:


قَالَ يَاإِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ(75)


Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".[17]
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللهُ  وَيَسْعَوْنَ فِي اْلأَرْضِ فَسَادًا وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ(64)
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila`nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.[18]

Ada orang yang mengartikan kedua tangan Allah bukan tangan tapi kekuasaan , orang itu ngelindur . 
Saya katakan : Bila tangan di artikan kekuasaan maka wajah Allah di artikan apa , betis Allah di artikan apa ? Lantas tapak kaki Allah  di artikan apa ? Sudahlah  , jangan menggurui Allah , biarkan artikan  kalimat al Quran sebagaimana  arti semestinya dan jangan di takwil . Sebab takwilan itu belum tentu cocok dengan kehendak Allah. Yang jelas takwilan itu cocok untuk pikiran yang  kotor .
Ada lagi hadis sbb:

عَنْ  أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُوْلُوْنَ لَوِ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى  رَبِّنَا حَتَّى يُرِيْحَنَا مِنْ مَكَانِنَا فَيَأْتُوْنَ آدَمَ فَيَقُوْلُوْنَ: أَنْتَ الَّذِيْ خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ، وَأَمَرَ الْمَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوْا لَكَ،
.Anas ibnu Malik menuturkan: “Rasulullah saw bersabda: “Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat dan mereka berkata: “Alangkah baiknya, jika kami minta syafaat kepada Tuhan kami, agar Dia membebaskan kami dari tempat kami.”
Mereka mendatangi Adam as dan berkata: “Engkau adalah manusia yang dijadikan oleh Allah dengan tangan-Nya, engkau diberi ruh daripada-Nya. Dan Dia menyuruh malaikat bersujud kepadamu. Karena itu, mintakanlah syafaat dari Tuhanmu  bagi kami.”
Jawab Adam as: “Aku tidak pantas untuk melakukannya bagi kalian, karena aku pernah berdosa, sebaiknya kalian mendatangi Nuh as, rasul Allah yang pertama kali.”[19] (Bukhari, 81, kitab Riqaq, 51, bab sifat surga dan neraka).

Ustadz Khoirullah berkata lagi :
Sifat Ilmu berta'aluq dengan yang wajib, yang jaiz dan yang mustahil dengan satu ta'aluq yaitu tanjiziy qodim artinya bahwa segala perkara telah tersingkap bagi Allah pada zaman azali maka ta'aluq ilmu juga dinamakan ta'aluq inkisyaf

Sifat sama` dan bashor berta'aluq dengan segala yang maujud (ada) dengan ta'aluq inkisyaf artinya segala yang maujud baik berupa zat ataupun suara tersingkap oleh sama dan bashor hanya inkisyaf (tersingkapnya) zat dan suara oleh bashor tidak sama dengan bashor setiap keduanya mempunyai jalur masing-masing.


Sifat kalam berta'aluq dengan yang wajib, yang jaiz dan yang mustahil dengan ta'aluq dilalah artinya kalam niscaya kita akan paham dari sifat tsb segala yang wajib yang jaiz dan yang mustahil.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Secara  jujur saja , saya sendiri memahami  tauhid atau kalimat seperti itu sangat sulit , apalagi orang yang tiap harinya tidak memperhatikan ajaran agama dan hanya sibuk kepada aktivitas bisnis atau elektro . Sudah tentu akan tidak mudeng . Lebih baik kita kembali kepada kesederhanaan  dan ajaran tauhid seperti itu di tinggalkan saja  karena termasuk ajaran bid`ah yang menyesatkan . Kita kembali kepada  hadis :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak  [20]


Ustad Khorullah  berkata lagi :

Syekh Ibrahim Allaqqani berkata dalam kitabnya Jauharatut Tauhid .
"setiap yang telah mencapai batasan taklif (dewasa, berakal, muslim), wajib menurut syariat mengetahui hal-hal yang wajib ada bagi Dzat Allah, yang jaiz dan yang mustahil dan seperti itu juga bagi Rasulnya, maka dengarkanlah"

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Untuk mengetahui hal yang mustahil dan jaiz  bagi Allah sendiri ini tiada dalil yang menerangkannya. Ia  masalah baru dan lebih baik mempelajari al quran atau hadis secara langsung. Apalagi hal yang mustahil , jaiz bagi Rasul tambah tidak ada dalilnya. Ini ajaran yang tidak perlu diperhatikan.

Ustad Khorullah  berkata lagi :

Tetapi diwajibkan atas para wali mereka (yaitu orang tua dan seterusnya) mengajarkan hal-hal yang bersifat dhoruriyyah yang wajib diketahui oleh semua orang seperti nama Rasulullah, nama ayah dan ibunda beliau, tempat hijrahnya dan wafatnya dan diantara yang harus diajarkan kepada mereka yaitu mengenal Allah dengan aqaidah ahlussunnah wal jama'ah ini semua dan juga yang sepertinya wajib diajarkan sebelum diajarkan shalat dan lainnya sebagaimana dijelaskan dalam kitab Busyral Karim juga menukil dari pengarang kitab Tarsyih Mustafidin

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Siapakah yang memerintah kita untuk mengethui nama ayah atau Ibu Rasulullah r , bukankah  ayah Rasulullah  r    termasuk mendapat nas masuk ke dalam Neraka sebagaimana ibunya . Lihat hadis sbb:
ٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً  قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيْنَ أَبِي قَالَ فِي النَّارِ فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ *
Dari Anas ra , sesungguhnya  seorang lelaki berkata  : Wahai   Rasulullah  ,dimanakah ayahku ? “ 
  Rasulullah  saw,  bersabda : “ Di Neraka “.
Ketika pulang, Rasulullah saw  memanggilnya lalu bersabda : ” Sesungguhnya  ayahku dan ayahmu di Neraka  “. [21]   Hadis sahih .

Abu Hurairah ra berkata :
زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ *
        Nabi Muhammad saw,  berziarah kekuburan ibunya ,lalu memangis dan orang disekitarnya juga  turut menangis . Beliau bersabda  : “ Aku minta izin kepada  Tuhanku  untuk memintakan ampun   , tapi ditolak . Aku minta izin untuk  berziarah kepadanya  , lalu di perkenankan . Berziarahlah ke kubur ,ia bisa mengingatkan mati  [22]

  Hadis tentang Nabi berziarah ke kuburan ibunya  sekalipun  di riwayatkan oleh Muslim , tapi saya masih meragukan karena  ada perawi bernama  Yazid bin Kisan . Karena itu , Imam  Bukhori tidak meriwayatkan hadis tsb .  Imam Muslim , Nasai , Ibnu Majah , Abu Dawud dan Ahmad meriwayatkan  hadis tsb melalui jalur Yazid bin Kisan . Bila  ada jalur  lain , selain Yazid bin Kisan yang sahih  , saya bisa menerimanya . Untuk Yazid bin Kisan sendiri    di golongkan oleh Imam  Bukhori sebagai perawi yang lemah . Ibnu Hibban memasukkanya dalam perawi terpercaya . Ibnu Hajar mengatakan  : Dia  bisa di percaya tapi sering keliru . Adz dzahabi menyatakan dia baik hadisnya .  Abu Ismail juga menyatakan : Dia boleh diterima riwayatnya bila benar  dan ditinggalkan  bila keliru . [23]
ِ Ada hadis lagi :
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِوَدَّانَ قَالَ مَكَانَكُمْ حَتَّى آتِيَكُمْ فَانْطَلَقَ ثُمَّ جَاءَنَا وَهُوَ سَقِيمٌ فَقَالَ إِنِّي أَتَيْتُ قَبْرَ أُمِّ مُحَمَّدٍ فَسَأَلْتُ رَبِّي الشَّفَاعَةَ فَمَنَعَنِيهَا
  Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya berkata : “ Aku keluar bersama Nabi saw,   sampai ke Waddan , beliau bersabda : Tetaplah di tempatmu  hingga aku datang kepadamu “.  Rasul  berangkat  lalu datang kepada kami dalam keadaan gerah ,lalu  bersabda : “ Sesungguhnya aku datang kepada Ibu ku ( Ummu Muhammad ) , aku mohon kepada Tuhanku agar bisa memberikan syafaat  kepadanya  , lalu di tolak . [24]

Secara kenyataan  , saya belum menjumpai hadis yang menyatakan , nabi pernah mendoakan untuk ayah dan ibunya dengan baik . Mengapa  ibu dan ayahnya tidak didoakan sama sekali . Pada hal  beliau mustajab doanya  dan banyak musuhnya yang di ampuni kekeliruannya , apakah yang menghalangi beliau untuk berdoa untuk keduanya ?
 Bila saya katakan bahwa ayah Rasulullah SAW masuk Islam dan akan masuk surga  , saya tidak menjumpai  dalilnya. Saya  akan menentang dalil yang sahih itu . Saya hawatir mengatakan sesuatu tanpa dalil . Allah berfirman :

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
               Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [25]
      
  Kita  akan dituntut untuk mengetengahkan dalil bila menyatakan  sesuatu yang bertentangan dengan hadis sahih . Allah berfirman :

أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.[26]

      Ada yang menyatakan saat itu saat fatrah . Jadi nasib seseorang pada saat itu di masukkan ke neraka atau ke surga bukan urusan kita , tapi terserah kepada Allah . Dalilnya :

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلاَ نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari`at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: “Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[27]

Komentarku ( Mahrus ali ) :

    Ayat tersebut menjelaskan di saat fatrahpun Allah tetap mengutus utusanNya  untuk manusia . Setiap umat mesti ada orang yang memberi peringatan . Allah berfirman :

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ(8)قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللهُ  مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ كَبِيرٍ(9)وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ(10)فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا ِلأَصْحَابِ السَّعِيرِ

hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab: “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”.Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.[28]

   Saya belum menjumpai dalil yang menyatakan saat fatrah itu saat bebas tanpa agama.Jadi orang boleh koropsi , menipu , menjambret , bunuh orang tanpa dosa dan  bisa di masukkan ke surga . Maksud saat fatrah disini adalah saat kosong , tiada rasul yang diutus  seperti saat antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad .

Bahkan Abd Muththolib sebagai kakek Rasulullah SAW sendiri juga bernasib sama  sebagaimana Abu Tholib  karena ada hadis sbb:
Ketika  Abu Tholib yang berjasa besar  kepada Rasul  akan   meninggal dunia , Rasul   berkata  kepada nya  :

أَيْ عَمِّ قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ  كَلِمَةً أُحَاجُّ بِهَا لَكَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

Wahai pamanku ! Katakanlah la ilaha illallah – suatu kalimat yang ku gunakan untuk membelamu disisi Allah azza wajal
          Lantas Abu  Jahal  dan Abdullah  bin Umayyah  yang berada di sisinya berkata :

يَا أَبَا طَالِبٍ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ

 Wahai Abu Tholib ! Apakah kamu tidak suka terhadap agama  Abdul muttholib ?
             Tak hentinya mereka berkata  kepada Abu Tholib . hingga Abu Tholib berkata : “ Aku masih tetap mengikuti agama Abdul muttholib “.
  Nabi saw,   bersabda :

 َلأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ

Sungguh aku akan  memintakan ampun untukmu selama aku tidak di larang.
           Lantas turunl;ah ayat :
 مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahannam.( At taubah 113)  
     Lantas turunlah ayat lagi
 إِنَّكَ لاَ تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ
Sesungguhnya kamu tidak akan  bisa memberikan petunjuk kepada orang yang kamu  senangi .[29]

Dalam ayat tsb , Rasulullah SAW  berkeinginan untuk memberikan petunjuk kepada Abu Tholib tapi Abu Tholib tidak mau dan tetap berpegangan kepada agama ayahnya, sudah tentu tempatnya di neraka sebagaimana  hadis :

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِي أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ يَغْلِي مِنْهَا دِمَاغُهُ

 Sesungguhnya penduduk neraka yang teringan siksaannya pada hari kiamat adalah seorang lelaki  yang di ujung jari dua tapak kakinya terdapat bara dan otaknya mendidih .[30]

Abu Tholib termasuk orang yang mendapat siksaan teringan di neraka. Dalam hal ini saya tidak punya dalil untuk mendukung Abu Tholib lalu saya berkata bahwa Abu Tholib di surga dan sudah masuk Islam .


Ustad Khoirullah berkata :
syiah menganggap imam-imam mereka adalah ma'sum

selayaknya Nabi dan Rasul sedangkan ahlussunnah wal jamaa'ah hanya memberikan predikat ma'sum kepada para Nabi dan Rasul saja selain mereka tidak.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
. DR Sholahuddin dari Syi`ah mengatakan :

فَلَقَدْ رَوَى الْعَدِيْدُ مِنْ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَكَذَلِكَ الشِّيْعَةُ أَنَّ اْلوَسِيْلَةَ هُمُ اْلأَئِمَّةُ الْمَعْصُومِيْنَ مِنْ أَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Sungguh banyak kalangan ulama ahlus sunnah dan syi` ah yang menyatakan  wasilah adalah  imam – imam yang ma`shum dari kalangan ahlul bait  as. [31]


Siapakah yang menyatakan Rasulullah  r   atau para rasul dan nabi lainnya ma`sum , itu gegabah yang nyata dan tiada hadis atau ayat yang menyatakan kema`suman nabi dan rasul. Bila tidak punya dalil , lebih baik diam , ia lebih baik dari pada  berkata sesuatu lalu keliru yang akan menyesatkan dirinya dan orang banyak . Dan sudah banyak orang yang di sesatkan oleh perkataan  dan mereka juga telah berada di bawah pusara.

Ajaran Nabi Ma`shum itu adalah ajaran saya dulu di sekolah atau di pondok pesantren Salafi . Dan saya juga pernah mengajarkan  seperti itu . Namun bila  mau jujur , dan tidak fanatik kepada ajaran leluhur atau ajaran madzhab dan organisasi , maka tidak ada hadis atau al Quran yang menyatakan  bahwa para Rasul itu ma`shum .
Sebab Rasulullah SAW  sendiri juga pernah melakukan perbuatan dosa sebagaimana ayat :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.[32]

لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ  مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا

supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni`mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,[33] Rasulullah SAW  bersabda :
  .  وَاللهِ إِنِّي َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Demi Allah ! Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNyadalam sehari tujuh puluh
 kali . [34]   
 Hadis ini menunjukkan  tiada  orang yang suci , atau Nabi maksum  dan sama sekali tidak melakukan dosa. Pendapat  tentang nabi makshum sekedar olah pikir manusia   yang tidak bersandar kepada  hadis sahih.  Bahkan al Qur`an dan hadis tidak membenarkannya .
Malah ada hadis lagi :

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللهُ  لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا *

Dari Al Mughirah bin Syu`bah berkata: Sesungguhnya Nabi saw melakukan salat sehingga dua  tapak kakinya bengkak,lalu di katakan kepadanya : “  Kamu berbuat sedemikian , dan sungguh Allah telah mengampun dosamu yang telah lewat dan akan datang ? “.Rasulullah saw, menjawab : “ Bukankah aku menjadi hamba yang bersukur “. [35]




Ustad Khoirullah juga berkata :
Mu’tazilah beranggapan bahwa Allah ada dimana mana, dan maashiy Muujibah lilkhuluud.

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Mana dalilnya bahwa Allah di Mexiko , Alaska , kopenhagen , Sulawesi , Medan dan Menado. Tiada dalilnya , ia sekedar lelucon masa silam atau kekeliruan orang awam yang berpendapat tanpa merujuk ilmu hadis atau al Quran . Al quran telah menjelaskan Allah  di atas arasy, atau di atas dan inilah penjelasan yang jelas benarnya dan tidak perlu lagi untuk mengikuti kekeliruan orang .

. Rasulullah r  bersabda :
أَلاَ تَأْمَنُونِي وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Apakah kamu tidak percaya kepadaku sedang aku terpercaya dikalangan penduduk langit  (  Hadis sahih )
Rasulullah SAW  bersabda :

 إِنَّ فِي اللَّيْلِ سَاعَةً تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ يُنَادِي مُنَادٍ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيبَ لَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ قَالاَ جَمِيعًا وَإِنَّ دَاوُدَ خَرَجَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَقَالَ لاَ يَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ أَحَدٌ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ سَاحِرًا أَوْ عَشَّارًا فَدَعَا كِلاَبٌ بِقُرْقُورٍ فَرَكِبَ فِيهِ وَانْحَدَرَ إِلَى ابْنِ عَامِرٍ فَقَالَ دُونَكَ عَمَلَكَ

   Sesungguhya di waktu malam terdapat masa  yang pintu – pintu langit  di buka , lalu ada malaikat yang mengumumkan : “ Apakah  ada orang yang mengundang  : “ Adakah orang yang minta , lalu ku beri , adakah orang yang berdoa lantas ku kabulkan  , adakah orang yang minta ampun lalu ku ampun
      Sesungguhnya pada suatu malam Nabi Dawud as   keluar lalu berkata :  Allah azza wajal akan memberi kepada  setiap orang yang meminta kecuali ahli sihir , tukang penarik pajak , lalu Kilab memanggil tukang perahu , lalu naik  dan berhenti pada Ibnu Amir dan berkata : “ Kerjakanlah tugasmu  lagi “[36]
Dua hadis tsb menerangkan bahwa Allah berada di atas langit.




[1] Assyu`ara` 74
[2] Nuh 26-27
[3] Kumpulan fatwa Syekh Muhammad bin Saleh Al utsaimin  65.
[4]  Encyplopedia Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi pertanyaan  ke 12

[5] Majalah al manar 634/8
[6] Lihat Tafsir Al Baidhowi 470/2. Qurthubi 159/4. Addurul mantsur / 289/2. Abus suud 206/3. Al baghowi 333/1. Fathul qadir  370/1. Kasyfud dhunun 1039/1. Annasafi 355/1. Ruhul maani  68/8.  HR Abu D awud 3980. Tirmidzi / Iman /25064. Ibnu Majah /3981. Ahmad Baqi musnad muktsirin /8046.Dalam riwayat lain di sebut , golongan yang selamat adalah al jamaah. Penyusun kitab Misbahuz zujajah berkata : Sanad hadis sahih , perawi – perawinya terpercaya. Abu Ya`la  Al maushili  meriwayatkannya.Lihat misbahuz zujajah  3041. Ia juga di riwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya  6138. Imam  Tirmidzi menyatakan  hadis tsb hasan sahih
[7] As shoffat 156-157
[8]  Al Qalam  37-38
[9] HR Abu Dawud  / Assunnah /4607. Darimi /Muqaddimah /95


[11] Assajdah 4
[12] Majmuk fatawa  / Juz 5 /hal 47 .
[13] Muslim  91
[14] Al ankabut  68
[15] As sajdah 22
[16] Al fateh 10
[17]  Shod 75
[18]  Al maidah 64
[19] Allu`lu` wal marjan 74/1 Al albani berkata :  sahih , lihat di kitab karyanya dhilalul jannati 74/2

[20] HR Bukhori / Salat / 2499. Muslim / Aqdliah / 3242. Abu dawud/Sunnah / 3990. Ibnu Majah / Muqaddimah /14. Ahmad / 73,146,180,240,206,270/6

[21] HR Muslim /Iman /203 . Abu Dawud  /Sunah /4718   . Ahmad  / Baqi musnad muktsirin / 13432
[22] Muslim 976 ,Nasai 2034
[23] Mausuah ruwatil hadis 7767
[24]  HR Ahmad , menurut beliau  hadis tersebut sahih , tapi  sebagian ulama` menyatakan lemah karena  perawi bernama Ayyub bin Jabir
[25] Al isra` 36          
[26]  Nun 37- 38
[27] Al maidah 19
[28] Al mulk  8-10
[29] HR Bukhori / Janaiz / 1360. Manaqib / 3884. Tafsir / 4675. Muslim / Iman / 24 .  Nasai / Janaiz / 2035.
[30]   HR Bukhori / Raqaq / 6561. Muslim /iman /212  Sifat  Jahannam / 2604. Tirmidzi  / Sifat Jahannam / 2604. Ahmad / Musnad kufiyin / 17923.
[31] Kitab mihwariyah haditsus tsaqalain fil aqidati wal ahkam , karya DR Sholahuddin
32
[32] Muhammad 19
[33] Al Fateh 2.
[34]    HR Bukhori/Daawat/ 6307. Tirmizi/Tafsir/3259. Ibnu Majah/ Adab /3816. Ahmad / Baqi musnad muksirin / 7734.
[35] HR Muslim 2819
[36] Hanya Imam Ahmad yang meriwayatkannya / 17453/Musnad syamiyin .   Namun sanadnya terdapat  Ali bin Zaid yang lemah , Al Hasan yang suka menyelinapkan perawi lemah dan memursalkannya       

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan