KH Abdul Hamid Baidlowi (ulama sepuh NU) menyatakan keprihatinan akan meluasnya gerakan Syiah di Indonesia. “Parahnya, NU pun sudah mulai digerogoti akidah Syiah,” kata Kiai Baidlowi yang juga menangisi tahta NU 1 yang kini dijabat alumnus Lirboyo dan Ummul Qura namun akidahnya sesat dan menyesatkan.
Keprihatinan itu dikemukakan KH Abdul Hamid Baidlowi selaku ulama NU dalam memberikan pemandangan umum pada acara musyawarah nasional Ulama dan Ummat Islam di Bandung. Dalam acara itu Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) menyatakan paham Syi’ah itu sesat dan menyesatkan. Fatwa sesat itu dikeluarkan FUUI dalam acara “Musyawarah Ulama dan Ummat Islam Indonesia yang ke-2″ di Masjid Al-Fajr, Bandung, Jawa Barat, Ahad (22/4), dengan agenda tunggal “Merumuskan Langkah Strategis untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syiah” yang diselenggarakan FUUI pimpinan KH. Athian Ali M. Da’i, MA., Lc.
Di samping itu Kyai Thohir Al-Kaf dari Al-Bayyinat Surabaya juga prihatin adanya orang yang merusak Islam dengan bukunya berjudul Islam Aktual. Orang itu tinggal di Bandung dan dia sebut Dajjaluddin (Dajjalnya agama).
Dari pemandangan umum itu ketika musyawarah menghasilkan rekomendasi, maka di atara isinya menegaskan:
· Mengajak bertaubat kepada seluruh tokoh dan penganut syiah agar kembali kepada ajaran Islam yang benar (Ahlussunnah Wal Jama’ah) dan apabila tidak, maka akan memproses secara hukum mereka sebagai bentuk penistaan agama seperti pada kasus Jalaluddin Rakhmat di Makassar dan kasus Tajul Muluk di Sampang Madura.
· Mengusulkan kepada UIN Alauddin Makassar agar meninjau kembali rencana pemberian gelar doktor by riset kepada Jalaluddin Rakhmat , yang ditengarai sebagai tokoh penggiat syi’ah di Indonesia.
· Menginformasikan seluas mungkin mengenai keberadaan para aktivis, lembaga, penerbit, buku, dan media lainnya tentang organisasi dan gerakan Syi’ah maupun para pendukungnya. (rekomendasi selengkapnya, lihat judul Hasil lengkap Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia tentang Langkah Strategis Hadapi Aliran Sesat Syi’ah).
Dalam kesempatan memberikan pemandangan umum, KH Abdul Hamid Baidlowi yang jalannya sudah dipapah ini dengan lantangnya mengatakan, Said Aqil Siradj telah menghina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan dua kali. Kyai Abdul Hamid Baidlowi menegaskan bahwa dirinya ada datanya, dan ucapannya itu dia tanggung sendiri, jangan bawa-bawa panitia.
Perlu diketahui, dalam tulisan Kyai Hamid yang menyoroti Said Aqil Siradj dan sesatnya Syi’ah di antaranya diungkap:
Selanjutnya Khumaini tidak segan menuduh Nabi Muhammad SAW dengan tuduhan yang penuh degan kebohongan dan kepalsuan sebagai berikut:
“Dan telah menjadi kenyataan bahwa jika Nabi Muhammad SAW. Benar menyampaikan perintah mengenai imamah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. dan berupaya untuk hal itu niscaya tidak timbul semua perselisihan, pertentangan, peperangan di negara-negara Islam, dan tidak akan timbul dalam pokok agama maupun cabangnya.” (Kasful Asror halaman 55). Di sini Khumaini dengan tegas menuduh Nabi SAW adalah sumber perpecahan, pebedaan, pertentangan dan peperangan di kalangan umat Islam.
Peserta halaqoh yang terhormat, betapa kejamnya Khumaini dan demikianlah lagu irama orang-orang Syi’ah. Jika Khumaini menuduh Nabi SAW dengan penuh kebohongan maka Said Aqil pun pernah menuduh Nabi SAW dengan penuh kepalsuan. Dengan bukti ucapan Said Aqil bahwa Nabi Muhammad SAW. di dalam meredam kesukuan (qobilah) tidak tuntas. Sungguh ini merupakan penghinaan yang kejam Said Aqil terhadap Nabi Muhammad SAW. yang jelas-jelas bertentangan dengan nash Al-Qur’an:
( وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)
Artinya:
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kamu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya, demikain Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk” (Surat Ali Imron ayat 103).
Di sini jelas bahwa ucapan Sa’id Aqil di atas bertentangan dengan nash Al-Quran yang shorih karenanya ucapan tersebut kufur hukumnya.
Hal itu sama dengan pada saat Said Aqil menvonis Nabi “Kalau itu (Hadist Turmudzi) shohih dan memang 73 golongan terjadi persis jelas Rosulullah salah” (Aula, April 1996, hal. 73). Pantaskah itu diucapkan oleh seorang muslim? Pantaskah ucapan itu dilontarkan oleh orang yang konon kabarnya lulusan Ummul Quro (Mekkah) yang merupakan kota pusat lahirnya Islam pertama kali? (Menyiasati Bahaya Syiah di Kalangan Nahdlatul Ulama Oleh KH. Abdul Abdul Hamid Baidlowi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Wahdah Lasem Rembang Jawa Tengah, 17 January 2012 | Posted by:nahimunkar.com)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Penghinaan kepada Nabi SAW bukan pemujaan kepadanya adalah berdosa besar bukan berdosa kecil. Dalil yang cocok dengan perbuatan penghinaan itu adalah ayat sbb:
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ﴿٦٥﴾
065. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tobat
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ(10)
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (`azab) olok-olokan mereka.[1]
Maksudnya para rasul itu di hina, di ejek bukan di puja , lalu mereka yang menghina itu akan binasa atau mati dalam keadaan kufur bukan beriman.
Maksudnya para rasul itu di hina, di ejek bukan di puja , lalu mereka yang menghina itu akan binasa atau mati dalam keadaan kufur bukan beriman.
Artikel Terkait
suka mencari kebenaran sendiri
BalasHapushttp://www.alyumna.cu.cc/2012/10/download-ceramah-khsaid-aqil-sirad.html
BalasHapusmonitez blog klik send earning