Ketika Hermeneutika Mendekonstruksi Hukum Islam
Saat pertama kali al-Qur’an muncul, banyak penantang dan penentang. Kondisi tersebut juga terjadi pada masa sekarang ini, dimana banyak yang menantang dan menentang. Mereka meragukan orisinalitas serta konsep-konsep al-Qur’an. Tak heran terjadi benturan-benturan di sepanjang zaman.
“Mereka yang menantang dan menentang itu menolak diintervensi oleh Tuhan. Mereka berpikir, jika ingin maju, maka harus berkiblat ke Barat”.
Begitulah Fahmi Salim, MA dalam paparannya dalam acara Kajian Islam yang bertema ‘Kontroversi studi al-Qur’an Timur dan Barat’. Selain menghadirkan Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), acara yang diadakan oleh Majelis Dai Paguyuban Ikhlas pimpinan Ustaz Drs. H. Ahmad Yani, yang berlangsung di Gedung Ikhlas, jalan Fachrudin no 6, Tanah Abang, Jakarta Pusat ini, juga menghadirkan Saifuddin Zuhri (dosen Institut PTIQ, Jakarta), DR. Abdul Muid Nawawi, dan Mulyana, Lc.
Para penentang al-Qur’an ini, lanjut Fahmi, memaksa umat Islam untuk menjustifikasi isu Hak Azasi Manusia (HAM), gender, pluralisme, dan juga faham-faham humanisme. Oleh mereka, Islam ditafsirkan dari faham-faham Barat, bukan sebaliknya. Inilah yang melahirkan Islam Liberal, dimana mereka melihat Islam dari perangkat ilmu-ilmu manusia, lebih tepatnya ilmu dari duni Barat.
“Tak heran pola pikirnya jadi salah dan kacau,” tegas Fahmi.
Penasiran-penasiran yang dilakukan oleh para penantang dan penentang al-Qur’an ini melahirkan hermeneutika, yakni membaca dan memahami kitab suci dengan cara mendudukkannya dalam ruang sejarah, bahasa, dan budaya yang terbatas. Ilmu ini dikembangkan oleh peradaban Barat sekuler, yang tidak sejalan dengan konsep tafsir atau takwil dalam khazanah Islam.
Mereka yang berfaham Islam Liberal memandang al-Qur’an bukan sebagai kitab suci wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah. Mereka memandang al-Qur’an sebagai sebuah teks sejarah. Oleh karena dianggap sebagai teks sejarah belaka, tak heran hukum-hukum Islam yang ada sudah dianggap tidak tepat lagi pada masa kini. Inilah yang membuat Islam didekonstruksikan oleh mereka dan banyak orang yang menjadi bimbang, dan kemudian sesat.
“Praktek hermeneutika ini tebang pilih. Mereka hanya menafsir ayat-ayat untuk pranata sosial, seperti ayat tentang jilbab, hak waris, poligami, perkawinan sejenis, perkawinan beda agama, judi, maupun minuman keras. Ini jelas terbaca, bahwa mereka punya agenda untuk mendekontruksi hukum Islam dan ingin mengatakan, Islam jangan mengatur hidup manusia,” papar Fahmi.
Penggiat-penggiat HAM, feminisme, humanisme, dan liberal yang mendekonstruksi hukum Islam ini membuat umat Islam masa kini galau. Mereka menjadi krisis identitas. Sementara teori-teori dari hurmeneutika yang dikembangkan ini dianggap masuk akal, mau tak mau umat jadi terbawa ke arah kesesatan.
“Padahal setiap yang dibawa oleh peradaban Barat harus diseleksi, difilter, apakah konsep sosial di Barat sesuai dengan masyarakat Islam. Yang terjadi justru sebaliknya orang Islam malah menyeleksi sesuai dengan standar Barat. Kalau sesuai, dipakai. Jadi Islam dijalankan dengan sesuai keinginan manusia”.
Padahal umat Islam mengenal dengan otoritas. Allah adalah otoritas kita. Jika kita menentang otoritas, itu sama saja kita menentang Allah. Otoritas Allah diturunkan pada Rasulullah. Lewat Rasulullah, ilmu Allah diturunkan pada manusia. Intinya, ketika kita bicara agama, maka kita berbicara otoritas. Berbeda sekali dengan Barat yang menentang otoritas. (*)
Redaktur: Pizaro
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pada intinya ajaran barat dan ajaran Islam itu ibarat air dan api. Keduanya tidak bisa di kumpulkan, harus di pisahkan. Orang – orang barat selalu memusuhi bukan mendukung, mencari celah untuk meruntuhkan Islam, bukan menegakkannya sejak dulu sampai kini. Langkah mereka dengan mendirikan komnas HAM, jaringan Liberal, LSM yang di danai barat. Seluruhnya bertujuan untuk kepentingan barat dan merugikan kaum muslimin, menjunjung ajaran barat dan mendiskriditkan Islam, membikin ajaran barat seolah benar dan Islam salah , ajaran barat seolah rasional dan Islam dentik dengan hurofat.
Mereka berusaha membikin kaum muslim benci kepada ajaran agamanya,senang dengan ajaran barat, kaum muslimin malu memeraktekkan ajaran agamanya , lalu bangga mengenakan pakaian dan gaya hidup barat. Itu semuanya yang di alami kaum muslimin dan apa yang akan di alami anak – anak kita semakin berat.
Tepatlah firman Allah:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ(9)
Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. ] Attahrim 9
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan