PBNU Sesalkan Serangan Terhadap Said Ramadhan Al-Buthi
Ada artikel lagi sbb:
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya ulama besar Suriah Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi (84) akibat serangan bom bunuh diri, Kamis (21/3).
”Kami sangat menyesalkan kekerasan di Suriah yang mengakibatkan tewasnya ulama besar yang luar biasa pengaruhnya di dunia Islam,” kata Rais Suriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin saat dihubungi NU Online, Jumat malam.
Menurut dia, al-Buthi merupakan ulama Sunni yang memiliki tingkat kecakapan sangat tinggi pada disiplin keislaman. Karya-karyanya cukup monumental dan sering dirujuk kalangan cendekiawan muslim dunia.
”Semua ulama tahu bahwa beliau aktif di dunia pemikiran, seperti ushul fiqih dan lain sebagainya. Saya kira untuk sementara belum ada bandingannya di dunia ini yang sealim dan setingkat Said Ramadhan al-Buthi,” imbuhnya.
Di antara kitab karangan al-Buthi yang populer adalah Dlawabit al-Mashlahah fi al-Syari’at al-Islamiyyah, Fiqh Sirah, Muhadharat Fil Fiqhil Muqharin Ma'a Muqaddimati Fi Bayani Asbabi Ikhtilafi al-Fuqaha' Wa Ahammiyyati Dirasatil Fiqhil Muqarin, Al-Islam Maladz Kulli Mujtama'at Insaniyyah Limadza wa Kaifa, dan lain-lain.
Kiai Ishom menjelaskan, buah pikiran al-Buthi sering sejalan dengan pendapat para kiai NU. Hal ini terutama karena al-Buthi merupakan tokoh penganut mazhab Imam Syafi’i di bidang fiqih dan pengikut mazhab Imam Abu Hasan Asy’ari dalam hal akidah.
Seperti diberitakan media, ulama kelahiran Turki pada 1929 ini menjadi korban keganasan bom bunuh diri yang diduga dari penentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad saat memberikan ceramah di Masjid al-Iman yang terletak di Damaskus, ibu kota Suriah. Akibat serangan ini, 20 orang tewas, dan 40 orang lainnya terluka.
”Kita merasa kehilangan sekali ulama yang moderat seperti Said Ramadhan al-Buthi,” ujar Kiai Ishom.
Penulis: Mahbib Khoiron
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya ulama besar Suriah Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi (84) akibat serangan bom bunuh diri, Kamis (21/3).
”Kami sangat menyesalkan kekerasan di Suriah yang mengakibatkan tewasnya ulama besar yang luar biasa pengaruhnya di dunia Islam,” kata Rais Suriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin saat dihubungi NU Online, Jumat malam.
Menurut dia, al-Buthi merupakan ulama Sunni yang memiliki tingkat kecakapan sangat tinggi pada disiplin keislaman. Karya-karyanya cukup monumental dan sering dirujuk kalangan cendekiawan muslim dunia.
”Semua ulama tahu bahwa beliau aktif di dunia pemikiran, seperti ushul fiqih dan lain sebagainya. Saya kira untuk sementara belum ada bandingannya di dunia ini yang sealim dan setingkat Said Ramadhan al-Buthi,” imbuhnya.
Di antara kitab karangan al-Buthi yang populer adalah Dlawabit al-Mashlahah fi al-Syari’at al-Islamiyyah, Fiqh Sirah, Muhadharat Fil Fiqhil Muqharin Ma'a Muqaddimati Fi Bayani Asbabi Ikhtilafi al-Fuqaha' Wa Ahammiyyati Dirasatil Fiqhil Muqarin, Al-Islam Maladz Kulli Mujtama'at Insaniyyah Limadza wa Kaifa, dan lain-lain.
Kiai Ishom menjelaskan, buah pikiran al-Buthi sering sejalan dengan pendapat para kiai NU. Hal ini terutama karena al-Buthi merupakan tokoh penganut mazhab Imam Syafi’i di bidang fiqih dan pengikut mazhab Imam Abu Hasan Asy’ari dalam hal akidah.
Seperti diberitakan media, ulama kelahiran Turki pada 1929 ini menjadi korban keganasan bom bunuh diri yang diduga dari penentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad saat memberikan ceramah di Masjid al-Iman yang terletak di Damaskus, ibu kota Suriah. Akibat serangan ini, 20 orang tewas, dan 40 orang lainnya terluka.
”Kita merasa kehilangan sekali ulama yang moderat seperti Said Ramadhan al-Buthi,” ujar Kiai Ishom.
Penulis: Mahbib Khoiron
Ada artikel lagi sbb:
Ulama Terkemuka Said Ramadhan Al-Buthi Dukung Rezim Bashar Al-Assad?
JAKARTA (voa-islam.com) -
Siapa yang tak mengenal Dr. Said Ramadhan Al-Buthi, ulama menyelesaikan
gelar doktoralnya di Universitas Al-Azhar Kairo ini telah menulis
puluhan kitab karya ilmiah. Diantaranya yang paling dikenal adalah Fiqhus Sirah yang diterjemahkan di Indonesia menjadi Sirah Nabawiyah.
Namun,
amat disayangkan beberapa waktu lalu kita mendengar kabar bahwa Dr. Said
Ramadhan Al-Buthi secara terang-terangan mendukung diktator tiran
Bashar Al-Assad. Benarkah demikian?
Ternyata
kabar tersebut benar adanya, hal itu disampaikan Syaikh Khatib As-Suri,
saat menjadi salah satu pembicara dalam penggalangan dana yang digelar
#ITJ Chapter Jakarta, di Masjid Al-Furqon, DDII Jakarta Pusat.
“Terkait
dengan Syaikh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi, beliau seorang yang alim
dalam bidang ilmu fiqih, Ushul Fiqih dan Tafsir. Dr. Said Ramadhan
Al-Buthi hingga kini pada kenyataannya jelas masih mendukung rezim
Bashar Al-Assad,” kata Syaikh Khatib As-Suri di hadapan kaum muslimin
yang hadir, pada Ahad (27/1/2013).
...Dr. Said Ramadhan Al-Buthi hingga kini pada kenyataannya jelas masih mendukung rezim Bashar Al-Assad
Namun
demikian, Syaikh Khatib menerangkan bahwa teladan umat Islam adalah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan Dr. Said Ramadhan
Al-Buthi.
“Pertanyaannya, lalu kenapa jika Al-Buthi mendukung Bashar Al-Assad? Qudwah (teladan) kita adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan Al-Buthi, Syafi’i, Hanafi, Hambali. Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu… (Q.S. Al-Ahzab: 33).
Seorang
‘alim, tidak dikatakan ‘alim kecuali ia berjalan sesuai yang dituliskan
dalam As-Sunnah. Meskipun Dr. Said Ramadhan Al-Buthi seorang ‘alim, akan
tetapi hanya Allah yang memberikan petunjuk dan kesesatan kepada siapa
yang dikehendakiNya,” jelasnya.
...lalu kenapa jika Al-Buthi mendukung Bashar Al-Assad? Qudwah (teladan) kita adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan Al-Buthi
Meskipun
seorang Dr. Said Ramadhan Al-Buthi mendukung Bashar Al-Assad, namun
masih banyak ulama kelas dunia lainnya yang menentang Bashar Al-Assad.
“Mungkin
hanya Buthi seorang, atau ada mufti Suriah yang mendukung Assad, tetapi
ribuan ulama Syam, seperti Dr. Wahbah Zuhaili, Dr. Musthafa Dieb Al
Bugha, para qari dan hafizhul Qur’an saat ini Sembilan puluh sembilan
persen semuanya tak ada yang mendukung Bashar Al-Assad bahkan
menentangnya,” paparnya.
Ia juga tidak menafikan, jika dukungan Dr. Said Ramadhan Al-Buthi disebabkan oleh tekanan rezim Bashar Al-Assad.
“Barangkali,
Dr. Al-Buthi takut, atau bisa saja rezim Bashar Al-Assad menyandera
keluarganya, anaknya atau mengancamnya sehingga jika ia menentang maka
akan dibunuh. Hal ini sebagaimana terjadi terhadap mufti suriah yang
dibunuh anaknya. Oleh karena itu inilah hal yang sangat menyakitkan,”
ungkapnya.
...Saat ini kakafiran Bashar Al-Assad amat jelas sejelas matahari di siang hari, ia telah membunuh ribuan kaum muslimin
Namun,
sekali lagi ia menegaskan bahwa teladan kaum Muslimin adalah Rasulullah,
bukan Dr. Said Ramadhan Al-Buthi. Dan faktanya jelas, bahwa rezim
Bashar Al-Assad tak pantas didukung karena kekafirannya dan telah
membunuh ribuan kaum muslimin.
“Saat
ini kakafiran Bashar Al-Assad amat jelas sejelas matahari di siang hari,
ia telah membunuh ribuan kaum muslimin. Sebab darah seorang muslim
lebih berharga di sisi Allah meskipun ka’bah itu hancur,” tandasnya.
[Ahmed Widad]
Bagai Firaun, Rezim Syiah Suriah Paksa Tahanan Sujud Pada Foto Presiden
BEKASI (voa-islam.com) –
Kekejaman rezim Asad penganut Syi’ah Nusairiyah sungguh kelewat batas.
Sang anak, Bashar Al Asad yang awalnya diharapkan bisa memimpin lebih
baik dari ayahnya Hafizh Al Asad ternyata justru lebih kejam.
Hal itu diungkapkan oleh Syaikh Ghayyats
saat menyampaikan kuliah tentang kondisi umat Islam Ahlus Sunnah di
Suriah, Sabtu (25/2/2012) di Islamic Center Al Islam, Bekasi.
Ratusan hadirin datang dari berbagai
tempat memenuhi masjid, tak ketinggalan para tokoh seperti ustadz
Hartono Ahmad Jaiz, Ustadz Abu Jibril dan Ustadz Farid Ahmad Okbah turut
mendengarkan paparan Syaikh Ghayyats.
Syaikh Ghayyats yang saat itu
didampingi ustadz Anung Al Hamat sebagai penerjemah menjelaskan bahwa
sudah 40 tahun berlalu kekuasaan negara Suriah berada dalam genggaman
Syi’ah Nushairiyah, baik militer, pendidikan dan lain sebagainya.
Rakyat Suriah sudah habis kesabaran
mereka atas penindasan dan kekejaman rezim Asad. Bulan Maret tahun lalu
terjadilah gelombang revolusi. Rezim Asad menghadapi gelombang revolusi
itu dengan pembantaian.
Bahkan rezim Bashar Al Asad sang penganut Syi’ah Nusairiyah selain kejam juga mengaku dirinya sebagai tuhan layaknya Fir’aun.
“Puluhan kota diserang tentara rezim
Asad, ribuan nyawa melayang, masjid-masjid dihancurkan, mushaf Al Qur’an
dibakar, orang-orang muslim Ahlus Sunnah yang sedang shalat dibunuh
bahkan di dinding-dinding masjid ditulis laa ilaaha illa bashar al asad
(tiada tuhan selain Bashar Al Asad),” ungkap ulama asal Suriah ini.
Tentara Suriah juga memaksa para tahanan untuk mengkui Bashar Al Asad sebagai tuhan dan jika mereka menolak maka akan disiksa.
“Kemudian yang sering dilakukan tentara
Asad terhadap orang-orang yang ada di dalam penjara, mereka dipaksa
mengakui bahwa tiada tuhan selain Bashar Al Asad. Kemudian ketika
ditanya; siapa Tuhanmu? Maka jawabannya harus mengatakan Tuhan saya
adalah Bashar, tidak boleh mengatakan Tuhan saya adalah Allah, kalau ada
yang mengatakan bahwa tuhan saya adalah Allah maka akan disiksa dengan
setrum listrik atau dipukul dengan besi. Di antara mereka juga ada yang
disuruh bersujud kepada foto atau gambar Bashar Al Asad,” jelasnya.
Syaikh Ghayyats menegaskan bahwa apa
yang ia katakan bukanlah karangan atau khayalan beliau, tetapi ini
resmi, dimuat di internet dan ada dokumen-dokumen tersebut. Beliau
menambahkan bahwa apa yang ia beritakan itu di lapangan ternyata jauh
lebih dahsyat.
Semoga Allah menolong kaum muslimin di Suriah dan membinasakan rezim Syi’ah Nusairiyah Bashar Al Asad. [Ahmed Widad]
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu
saya, Syaikh DR Muhammad Said Ramadhan
al-Buthi pernah ditanya : Bagaimana hukum orang yang bersujud ke gambar Basyar?
Beliau menjawab: Boleh saja untuk menambah kesetiaan atau loyalitas.
Menurut saya, hal itu tiada dalilnya
dan tidak usah dilakukan, tinggalkan saja. Bersujudlah kepada Allah. Ia barang
baru ,tiada contohnya dari Rasulullah SAW. Rezim Bassyar adalah rezim komunis bukan
Islami – ia sebagai lanjutan rezim ayahnya bukan memulai tapi hanya
melanjutkan. Ia didukung oleh Syi`ah bukan ahlus sunnah. Sudah tentu, rezim
komunis bisa dikatakan sebagai Thaghut yang menginjak ajaran al Quran dan
menjunjung ajaran Karl marx.
Posisi Sang DR M. Said Ramadhan
adalah membela rezim ini, sangat vokal dan berani. Dia dijalan Thaghut, bukan
dijalan Allah. Dia menjalankan salat, puasa, alim tidak membela pada Allah tapi membela Thaghut. Dia terancam dengan ayat
ini:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ
أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا
بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا(60)
Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan
kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim
kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan
syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Nisa`.
Dia termasuk figur yang terjaring
dengan jaringan setan, sesat dengan kesesatan yang nyata bukan dijalan yang
lurus.
Di ayat lain, Allah berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا
أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا(76)
Orang-orang yang beriman berperang
di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab
itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan
itu adalah lemah. Nisa`.
Kalau sang doktor itu beriman, mesti
berjuang dijalan Allah, namun dia membela Thaghut sudah tentu berjuang di jalan
Thaghut. Lalu mati dalam keadaan yang tidak inginkan, sudah putuslah harapan
kebaikan baginya dan bersambunglah dengan kejelekan yang tidak diharapkan.
Ini pelajaran yang sangat berharga bagi ulama maupun juhala` bagi sarjana atau orang awam agar membela agama Allah bukan membela ajaran Thaghut
Pergilah ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
blog ke tiga
Peringatan: Mesin pencari diblog tidak
berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:
mantan kiyai nu lalu teks yang
kamu cari
Mau nanya
hubungi kami:
088803080803. 081935056529
088803080803. 081935056529
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo
Artikel Terkait
ustad, dr albuthi dalam taraf ijtihad untuk melindungi muslim sunni dari penguasa syiah, bisa dibaca disini.
BalasHapushttp://www.facebook.com/nandang.burhanudin?ref=ts&fref=ts
ustad, dr albuthi dalam taraf ijtihad untuk melindungi muslim sunni dari penguasa syiah, bisa dibaca disini.
BalasHapushttp://www.facebook.com/nandang.burhanudin?ref=ts&fref=ts
Ijtihad untuk menentang ayat 36 Nahel yang melarang mendekati Thaghut adalah ijtihad yang tertolak, tiada ulama sejak dulu sampai sekarang yang memperbolehkan ijtihad semacam ini
Hapusustad mahrus,
BalasHapusmaaf saya tidak bisa bahasa arab, apakah benar syaikh shobuni (ulamanya NU) bilang munafik dan sesat kepada syaikh al buthi
mohon bantuannya untuk penjelasan singkat tentang video ini
makasih ustad, jazakalloh. karena di media islam banyak menyebut syaikh albuthi sebagai syahid.
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=AbIjOW-ysZ0
Sudah dicantumkan di blog
BalasHapusberita hoak doang... gak sesuai kenyataan...
BalasHapusKalau itu hoak, mana yang di anggap hoax dan tunjukkan berita yang benar, jangan disimpan saja di dada, ikut sharing disini
Hapusyang punya blog masih dalam tahap belajar...harap maklum
BalasHapusOh ya masih belajar dan kamu gurunya, tunjukkan mana yang salah lalu bagaimana benarnya/
Hapus