يَارَبِّ وَارْضَ عَنِ
الْمَشَايِخْ
Ya rabbi wardho
anil masyayikh
Wahai Tuhan ku
ridalah kepada para masyayikh.
(Pengertian
masyayikh )
Setelah kalimat sulalah
- keturunan Rasulullah di sebut
lalu di sebut juga kalimat
masyayikh - ya`ni kalangan bangsa arab
yang tidak dari golongan sayyid, habib atau
syarif. Ini budaya di kalangan mereka dan kedua golongan itu
berbeda ajaran, akidah dan
ibadahnya, bukan sekarang saja tapi sejak dulu begitu dan bertambah sangat luas dan dalam
jurangnya di akhir zaman ini. Perbedaan ini mirip dengan perbedaan antara kalangan Muhammadiyah
dan NU di jawa . Tambah bulan, tambah
tahun, makin sulit di persatukan dan perbedaan semakin tajam dan bertambah
banyak macam perbedaannya. Fanatisme kepada
dua golongan itu selalu di
landasi dengan dalil – dalil agama, akhirnya
tiada golongan dan
pengikutnya yang mengaku bersalah. Masing – masing golongan sejak dulu hingga
kini tetap mengaku paling benar. Allah
berfirman:
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka.[1]
Ini panggilan yang
ada unsur ashabiyah – ya`ni dari
kalangan sayyid yang awam biasanya
mengganggap remeh terhadap kalangan
masyayikh, bahkan di antara para sayyid sendiri saya sering dengar bangga – bangga an tentang nasab. Seggaf
di anggap lebih baik dari pada al idrus
dan al idrus merasa lebih baik dari pada mauladawilah. Dan begitu juga seterusnya. Suku
itu bisa menjadi kebanggaan
tersendiri bagi kalangan mereka. Terkadang hati saya geli kepada olah mereka. Apa gunanya menjelekkan suku orang lain,
kalau dia sendiri menderita, fakir
miskin, munafik, dungu dan fasik? Bila dia sendiri jelek, lalu apa gunanya
datuk dan kakek – kakek yang di junjung – junjung. Kakeknya sendiri bila
hidup tidak senang di perlakukan seperti itu.
Masyayikh ada yang ber arti guru dan ada dua . Masyayikh ahli bidah dan masyayikh ahli hadis.
Untuk mendoakan masyayikh ahli hadis silahkan dan termasuk ayat:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang
Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat tinggalmu.[2]
Untuk masyayikh yang ahli bid`ah, syirik, munafik atau
fasik, maka tidak boleh di doakan karena
ada ayat:
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ
أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu,
adalah penghuni neraka Jahannam.( At taubah 113)
Bila di doakan,
tidak akan di terima oleh Allah sebagaimana ayat:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [3]
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
blog ke tiga
Peringatan: Mesin
pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah: mantan kiyai nu lalu teks yang kamu cari
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan