Minggu, Maret 17, 2013

Jawabanku untuk Menteri PDT HA Helmy Faisal Zaini

Surabaya, NU Online
Menteri PDT HA Helmy Faisal Zaini memberi kesaksian selama melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah pedalaman. "Saya menyaksikan bahwa Islam yang disebarkan para wali sangat menghargai budaya lokal. Islamisasi berjalan kondusif dan tidak menimbulkan ketegangan. Islam demikian diterima masyarakat."


HA Helmy Faisal Zaini mengungkapkan hal tersebut dalam acara Maulidurrasul dan Istigatsah di Yayasan Pondok Pesantren Luhur Al-Husna Surabaya, Sabtu (16/6) malam.


Dalam pandangannya, islamisasi yang dilakukan para wali tidak membenturkan antara ajaran Islam dengan budaya lokal yang sudah ada.


"Meskipun ada beberapa ritual dan adat istiadat penduduk setempat yang bertentangan dengan ajaran Islam, namun para wali tidak mempertentangkan hal tersebut," jelasnya.


Kara wali, kata Helmy,  melakukan akulturasi budaya sehingga antara budaya lokal dengan tradisi Islam disinergikan, sehingga sangat berlasan kalau islamisasi di Indonesia berjalan dengan damai dan penuh keakraban.


"Saya telah melakukan banyak kunjungan ke daerah pedalaman, dan ketika di situ ada penduduk muslim, suasananya sangat kondusif," katanya di hadapan ratusan hadirin.


Karena itu ia sangat berharap bahwa warisan Islam Nusantara dapat dipertahankan di negara ini. "Para ulama telah memberikan contoh bagaimana menyebarkan agama secara benar seperti harapan baginda nabi," katanya.


Islamisasi yang ada tanpa pertumpahan darah, perselisihan apalagi pertentangan dengan masyarakat setempat. Bahkan mampu Islam juga mempertahankan tradisi yang ada. "Inilah nilai lebih yang diwariskan para ulama terdahulu," lanjutnya.


Helmy Faisal hadir di pesantren asuhan KH Ali Maschan Moesa dalam rangka lailatul maulid dan istigatsah yang sudah rutin diselenggarakan pesantren ini pada Sabtu malam Kliwon. Sebelumnya tampil KH Duri Azhari dari Semarang memberikan mauidhah hasanah.


Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontributor : Syaifullah





Komentarku ( Mahrus ali):
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:   
Meskipun ada beberapa ritual dan adat istiadat penduduk setempat yang bertentangan dengan ajaran Islam, namun para wali tidak mempertentangkan hal tersebut," jelasnya.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Kalau memang benar demikian, maka jelas tidak dibenarkan dan harus disalahkan karena ada ayat:
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ(41)
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.al haj.
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:
Kara wali, kata Helmy,  melakukan akulturasi budaya sehingga antara budaya lokal dengan tradisi Islam disinergikan, sehingga sangat berlasan kalau islamisasi di Indonesia berjalan dengan damai dan penuh keakraban
Komentarku ( Mahrus ali): 
Kalau memang benar begitu, maka Islam yang di hasilkan adalah Islam yang penuh dengan kebid`ahan dan kesyirikan bukan Islam yang berpegangan kepada al Quran dan hadis yang bertauhid.
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:

Karena itu ia sangat berharap bahwa warisan Islam Nusantara dapat dipertahankan di negara ini. "Para ulama telah memberikan contoh bagaimana menyebarkan agama secara benar seperti harapan baginda nabi," katanya.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Warisan Islam Nusantara ini perlu di perbaiki dan diluruskan bukan dipertahankan, tapi dibuang saja dan diganti dengan islam yang  komitmen kepada al Quran dan hadis bukan komit kepada kebid`ahan dan kitab kuning yang mungkin  benar mungkin salah.
 Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Islamisasi yang ada tanpa pertumpahan darah, perselisihan apalagi pertentangan dengan masyarakat setempat. Bahkan mampu Islam juga mempertahankan tradisi yang ada. "Inilah nilai lebih yang diwariskan para ulama terdahulu," lanjutnya.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Tanpa pertumpahan darah itu tidak mungkin, lihat saja, ketika perang dengan PKI dulu, apakah tidak ada pertumpahan darah?. Sudah tentu banyak darah yang ditumpahkan bukan sedikit apalagi tidak ada.
Ingat saja ayat ini:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا(76)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. Nisa`
Blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo



Artikel Terkait

2 komentar:

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan