shalawat nariyah by. www.dokumenpemudatqn.com,
tarekat, qodiriyah, naqsyabandiyah, suryalaya
(Shalawat Nariyah)
Salah satu sholawat yangg
mustajab yakni Sholawat Tafrijiyah Qurthubiyah/Sholawat Nariyah (Shalawat ini
juga dibaca pada Rangkaian Bacaan Tawassul TQN PP Suryalaya)
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm.
179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah
Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika
mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak
yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat
nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi
idznillah).”
“Shalawat ini juga oleh para
ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan
imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu)
11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping
mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Sholawat Nariyah adalah
sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada
jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih
menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam
menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul
karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan
kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat
dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut
sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah
membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat
karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan
minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang
cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi
mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak
nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para
sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh
syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang
mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri
karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada
si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai
wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah
satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang
bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa
kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa
kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat
sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak
lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini
dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444
kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya
harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka
hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun
terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa
dipastikan doanya tertolak.
Inilah bacaan sholawat
nariyah yang terkenal itu :
“أللّهُمَّ
صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ
الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ
الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى
الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ
وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ”
Artinya :
“Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah
kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad
SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan/ikatan, dilepaskan/ lenyap
dari segala kesusahan, ditunaikan/ dikabulkan segala macam hajat, tercapai
segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan hujan rahmat dengan berkah
pribadinya yang mulia/yang pemurah. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna
itu, semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap
kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan/ ilmu Engkau, Ya
Alloh Tuhan semesta alam”
Dalam kitab terjemahan Afdhal
al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat karangan Yusuf bin Ismail an Nabhani (diterjemahkan
oleh Muzammal Noer dengan judul Bershalawat untuk mendapat keberkahan hidup, dengan
penerbit Mitra Pustaka, Cetakan I Desember 2003 hal 302), Imam Ad Dinawari
berkata : Siapa saja membaca shalawat setiap selesai sholat sebanyak 11 kali
dan ia menjadikannya sebagai bacaan rutin maka rizkinya tidak akan pernah putus
dan ia mendapatkan derajat yang tinggi.
Diriwayatkan juga Rasulullah
di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya
sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut
dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian
membicarakan dan juga dibicarakan, amalamal kalian disampaikan kepadaku, jika
saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan
ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail alQadhi, dalam bab
Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia
menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa
Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan
doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada
lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam
kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa
mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya
shahih).
Rasulullah SAW juga pernah
bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni
10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya
Keutamaan Membaca Sholawat
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah dan
Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman
bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)
Shalawat dari Allah berarti
rahmat. Bila shalawat itu dari Malaikat atau manusia maka yang dimaksud adalah
doa.
Sementara salam adalah
keselamatan dari marabahaya dan kekurangan.
Tidak ada keraguan bahwa
membaca shalawat dan salam adalah bagian dari pernghormatan (tahiyyah), maka
ketika kita diperintah oleh Allah untuk membaca shalawat -yang artinya
mendoakan Nabi Muhammad- maka wajib atas Nabi Muhammad melakukan hal yang sama
yaitu mendoakan kepada orang yang membaca shalawat kepadanya. Karena hal ini
merupakan ketetapan dari ayat:
Maka lakukanlah penghormatan
dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah penghormatan itu. (QS. An
Nisa’: 86)
Doa dari Nabi inilah yang
dinamakan dengan syafaat. Semua ulama telah sepakat bahwa doa nabi itu tidak
akan ditolak oleh Allah. Maka tentunya Allah akan menerima Syafaat beliau
kepada setiap orang yang membaca shalawat kepadanya.
Banyak sekali hadits yang
menjelaskan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi. Diantaranya:
Barangsiapa berdoa (menulis) shalawat
kepadaku dalam sebuah buku maka para malaikat selalu memohonkan ampun kepada
Allah pada orang itu selama namaku masih tertulis dalam buku itu.
Barangsiapa yang ingin merasa
bahagia ketika berjumpa dengan Allah dan Allah ridlo kepadanya, maka hendaknya
ia banyak membaca shalawat kepadaku (Nabi).
Barangsipa membaca shalawat
kepadaku di waktu hidupnya maka Allah memerintahkan semua makhluk-Nya
memohonkan maaf kepadanya setelah wafatnya.
Mereka yang berkumpul (di
suatu majlis) lalu berpisah dengan tanpa dzikir kepada Allah dan membaca
shalawat kepada nabi, maka mereka seperti membawa sesuatu yang lebih buruk dari
bangkai.
Para ulama sepakat (ittifaq) diperbolehkannya menambahkan
lafadz 'sayyidina' yang artinya tuan kita, sebelum lafadz Muhammad. Namun
mengenai yang lebih afdhol antara menambahkan lafadz sayyidina dan tidak
menambahkannya para ulama berbeda pendapat.
Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dan
Syeik Ibnu Abdis Salam lebih memilih bahwa menambahkan lafadz sayyidina itu
hukumnya lebih utama, dan beliau menyebutkan bagian ini melakukan adab atau
etika kepada Nabi. Beliau berpijak bahwa melakukan adab itu hukumnya lebih
utama dari pada melakukan perintah (muruatul adab afdholu minal imtitsal) dan
ada dua hadits yang menguatkan ini.
Yaitu hadits yang
menceritakan sahabat Abu Bakar ketika diperintah oleh Rasulullah mengganti
tempatnya menjadi imam shalat subuh, dan ia tidak mematuhinya. Abu bakar berkata:
Tidak sepantasnya bagi Abu
Quhafah (nama lain dari Abu Bakar) untuk maju di depan Rasulullah.
Yang kedua, yaitu hadits yang
menceritakan bahwa sahabat Ali tidak mau menghapus nama Rasulullah dari lembara
Perjanjian Hudaibiyah. Setelah hal itu diperintahkan Nabi, Ali berkata
Saya tidak akan menghapus
namamu selamanya.
Kedua hadits ini disebutkan
dalam kitab Shahih Bukhori dan Muslim.Taqrir (penetapan) yang dilakukan oleh
Nabi pada ketidakpatuhan sahabat Abu Bakar dan ali yang dilakukan karena
melakukan adab dan tatakrama ini menunjukkan atas keunggulan hal itu.
Rasulullah SAW bersabda:
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir,
ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100
kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan
30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah
shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian
seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam barzakh
mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban
yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah
SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan
dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu
amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada
Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab
Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas
bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar
adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah
bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan
menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud
dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
Wallohu'alam
(dari dokumen no.251 di
Facebook Pemuda TQN Suryalaya)
Komentarku ( Mahrus ali):
Dalam artikel itu dikatakan:
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan,
“Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang
disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan
apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul
dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah
apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu saya kitab Khozinatul asrar
adalah kitab yang terkenal dan sering dibuat rujukan para dukun, para normal
yang jebolan pesantren salafiyah bukan salafy. Karena itu, keterangan dari
padanya perlu di rujuk kembali kepada al Quran dan hadis yang sahih agar kita
ini bisa mengetahui kebenaran atau kesalahannya.
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:
Sholawat Nariyah
adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh sehingga termasuk salah satu
sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu
melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang
Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada
Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang
menyertakan
Komentarku ( Mahrus ali):
Kisah tersebut dusta belaka dan
tidak ada sahabat bernama Syaikh Nariyah.
Boleh anda baca lagi disini:
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah
kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad
SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan/ikatan, dilepaskan/ lenyap
dari segala kesusahan, ditunaikan/ dikabulkan segala macam hajat, tercapai
segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan hujan rahmat dengan berkah
pribadinya yang mulia/yang pemurah. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna
itu, semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap
kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan/ ilmu Engkau, Ya
Alloh Tuhan semesta alam
Komentarku ( Mahrus ali):
Arti sebenarnya adalah sbb:
اللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً دَائِمَةً وَسَلِّمْ
سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُناَلُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَتُقْضَى بِهِ
الحَوَائِجُ وَيُسْتَسْقَى الغَماَمُ بِوَجْهِهِ الكَرِيِمِ عَدَ دَ كُلِّ
لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ لَكَ
Ya
Allah berikan rahmat yang langgeng
dan kesejahteraan yang sempurna
kepada sayyidina Muhammad
yang dengannya segala ikatan
lepas ( segala kesulitan akan
terselesaikan bukan dengan Allah tapi dengan nabi ) dan segala
kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena pertolongan , rahmat atau karunia Allah ) , dan
dengan Nabi Muhammad segala cita – cita tercapai , segala kebutuhan akan di raih
dan awan menurunkan hujan dengan nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad
yang mulia ) sejumlah tiap kedip atau nafas
dan sebanyak seluruh apa yang
Engkau ketahui
Dikatakan dalam artikel tsb sbb:
Diriwayatkan
juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia
akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti
tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari
kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amalamal kalian disampaikan
kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk
aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail alQadhi, dalam
bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid,
ia menganggap shahih hadits di atas.
Komentarku ( Mahrus ali):
Hadis tsb
lemah sekali, boleh baca disini:
Di katakan
dalam artikel tsb sbb:
Hal ini
jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar
adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah
bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan
menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud
dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
مَا
مِنْ رَجُلٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إلاَّ رَدَّ الله ُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ
عَلَيْهِ السَّلاَمَ
Setiap lelaki yang membaca salam kepadaku, maka Allah mengembalikan rohku hingga aku
menjawab salam padanya. Hadis
baik kata Ibnu Taimiyah [1]
Al albani menyatakan: Hadis tsb
diriwayatkan oleh Abu dawud 319/1 Al baihaqi dalam kitab sunannya 245/5 Ahmad 227/2, Thabrani dalam
kitab al ausath 449 dari Abdullah
bin Yazid Al iskandarani dari Haiwah bin Syuraih dari Abu Shakher dari Yazid bin
Abdullah bin Qusaith dari Abu Saleh dari Abu Hurairah secara marfu`
Al; albani berkata:
وَقَالَ
الطَّبْرَانِي: "لَمْ يَرْوِهِ عَنْ يَزِيْدٍ إِلاَّ أَبُوْ صَخْرٍ وَ لاَ عَنْهُ
إِلاَّ حَيْوَةَ تَفَرَّدَ بِهِ
عَبْدُ اللهِ بْنُ يَزِيْدَ".قُلْتُ: وَهُوَ الْمُقْرِي ، ثِقَةٌ مِنْ رِجَالِ
الشَّيْخَيْنِ ، وَ كَذَلِكَ مَنْ فَوْقَهُ غَيْرَ أَبِي صَخْرٍ - وَ هُوَ حُمَيْدٌ بْنُ زِيَادٍ - مُخْتَلَفٌ
فِيْهِ ، وَ الرَّاجِحُ عِنْدِي أَنَّهُ حَسَنٌ
Hadis tsb di riwayatkan oleh Abu Shokher dari Yazid secara
sendirian, tiada perawi lainnya. Dan hanya Haiwah yang
meriwayatkan dari Abu Shokher. Abdullah bin Yazid meriwayatkannya secara sendirian. Saya berkata: Dia adalah al Muqri – dia
terpercaya dari perawi – perawi Bukhari dan Muslim. begitu juga perawai
seatasnya selain Abu Shokher – Dia
bernama Himaid bin Ziyad yang masih di perbencangkan idntitasnya. Menurut yang rajih adalah hasan/ [2]
Dalam fathul bari 279/6 di
katakan: Perawi – perawinya terpercaya.
Al Hafizh al Iraqi berkata dalam
kitab takhrij Ihya` 279/1 sanadnya baik.
Adapun Imam Nawawi berkata dalam kitab Riyad
1409 sanadnya sahih. Imam Nawawi
juga acc dalam kitab taisir.
Ibnu Taimiyah menyatakan
hadis tsb baik. [3]
Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah tidak meriwayatkan hadis tsb.
Ali bin Abu Bakar Al Haitami
menyatakan:
HR Thobrani, tapi ada
perawi bernama Abdullah bin Yazid Al Iskandarani, dan aku tidak mengetahui identitasnya dan ada juga perawi bernama Mahdi bin
Ja`far perawi terpercaya, tapi masih hilaf, dan perawi – perawinya terpercaya. [4]
Jadi hadis tsb lemah
Yahya bin Ma`in menyatakan
Abu shokher – perawi hadis tsb bernama Humaid bin Ziyad Al khorroth
adalah lemah.
Imam Nasai berkata: Humaid bin Shokher adalah perawi lemah [5] Dan tiada perawi lain kecuali dari jalur Humaid yang lemah itu.
Jadi seluruh ulama yang menyatakan hadis tsb baik, sanadnya sahih, perawi – perawinya terpercaya itu pada
hakikatnya dari jalur perawi bernama Humaid bin Ziyad yang lemah.
Karena itu, kita pilih yang lebih detail, lebih teliti dan menunjukkan perawi lemahnya lalu hadis tsb di katakan
lemah karenanya dan tidak ragu lagi terhadap omongan orang yang
keliru.
فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً
صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
. Sesungguhnya orang yang membaca solawat kepadaku sekali, di ganti Allah sepuluh kali. [6]
jadi
hadis sahih yang terahir ini lebih layak di buat pegangan, yaitu bukan roh Rasulullah SAW yang di kembalikan untuk menjawab orang yang
membaca salam kepadanya, tapi Allah yang
membalasnya
Pergilah ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
Blog ke tiga
Peringatan: Mesin pencari diblog
tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah: mantan kiyai nu lalu teks yang kamu cari
Mau nanya
hubungi kami:
088803080803. 081935056529
088803080803. 081935056529
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo
[1] Majmu` fatawa libni Taimiyah
216/6
[2] Assilsilah assahihah 338/5
[3] majmu` fatawa libni Taimiyah 216/6
[4] Majmauz zawa`id 252/10
[5] Mausuatuh ruwatil hadis 1546
[6] HR Muslim / Salat /
384. Tirmidzi / 3614. Nasai / Azan /
678. Abu dawud / Salat /533. Ahmad /
Musnad Muktsirin / 6533.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan